Chapter 2

1.4K 101 8
                                    

10 menit yang lalu

Kriiiiiiiiiing....
Bunyi alarm yang bikin suasana di kamar menjadi keributan membuat sang empu terbangun dari alam mimpinya membuat matanya berkedip-kedip dengan merenggangkan otot sambil menguap lucu. Kim Jong In. Orang yang terbangun dari mimpinya dan segera menuju ke kamar mandi.

Jong In pov.
Annyeong Jeonun Kim Jong In imnida, tapi naega sering di panggil dengan Kai. Jadi aku putuskan mengganti nama Kim Kai karena mereka Tidak tahu nama ku, kecuali sahabat ku yang tahu nama asli ku. Naega sudah lama di Korea karena mendengar kabar keluarga sahabat kecilku meninggal akibat gempa bumi di Gangnam.

Flashback On
7 tahun yang lalu ( 1 hari setelah kejadian gempa bumi di Gangnam)

At Jepang
tampak sepasang suami istri sedang duduk santai di ruang tengah. Karena mereka menunggu kepulangan sang anak satu-satunya dari pertandingan basket.

"Yeobo apa putra kita belum pulang? Aku rindu sekali sama dia, Yeobo" ucap sang istri merupakan eomma dari sang anak tunggal tersebut.
"Ommo istriku terlalu rindu sekali sama anak satu-satunya itu. Baru 2 jam di pertandingan itu sudah rindu" Ucap sang suami merupakan Appa dari sang anak tunggal.
"Ah Dari pada rindu, mendingan kamu nonton saja di TV, Yeobo" saran sang suami. Sang istri pun menurut. Saat menekan channel yang akan di tonton, secara Tidak sengaja munculah berita gempa bumi di Gangnam tempat tinggal mereka dulu. Remote TV yang di pegang sang istri jatuh bersamaan dengan wajah syoknya itu Saat melihat nama-nama korban gempa tersebut. Bukan itu yang iya syokkan, melihat nama-nama keluarga Choi lah mrembuat sang istri syok. Mendengar suara aneh, sang suami pun melihat dan terkejut melihat wajah syok sang istri.
"Ye-Yeobo wa-waeyo?" Ucap suami gugup
"..." yang di tanyain malah diam dan menatap kosong ke depan. Merasa penasaran sang suami pun mengikuti arahan pandangan sang istri. Saat mengikuti sang suami pun membulatkan matanya dan terlihat seperti yang di lakukan sang istri 'Syok'.

Jam menunjukkan pukul 6 sore, sepasang suami istri masih di ruang tengah. Sang suami yang kelihatan frustasi sambil mengusap wajahnya kasar. Sedangkan istrinya menangis tersedu-sedu. Namun pergerakan mereka terhenti di karenakan putra tunggalnya telah pulang dari pertandingan basket.
"Eomma, Appa aku pulang" Ucap sang anak kegirangan. Merasa Tidak ada jawaban, sang anak tersebut masuk dan menuju ruang tengah. Sesampai di sana sang anak mengerutkan alis menandakan kebingungan. 'Ada apa dengan wajah Eomma sama Appa?' Batin sang anak. Merasa khawatir ia pun menghampiri kedua orang tuanya.
"Eomma Appa waeyo?" Ucap sang anak khawatir
"Jong In a" Ucap sang Eomma dengan mata berkaca-kaca
"Waeyo?" Ucap Jong In tambah penasaran
"Kyung-Kyungie..." Eomma menjedakan kalimat sebentar sambil menghembus nafasnya pelan. "Kyungie dan keluarganya meninggal, nak"

Trang...
Piala yang di pegang Jong In jatuh lantaran mendengar Kyungie dan kedua orang tuanya meninggal. Membuat hati Jong In sesak dan sakit seperti tertusuk ribuan jarum.
"A-Anni, ini semua pasti bohong Kan? INI SEMUA PASTI BOHONG KAN?" Ucap kemarahan Jong In di akhir kalimat.
"Ini benar sayang, Eomma Tidak bohong" Ucap Eomma Jong In lembut dengan sedikit terisak.
"Hiks... wae... WAE..."

Setelah mendengar kabar kematian Kyungie dan keluarga Choi, akhir-akhir ini Jong In berdiam diri di kamar dan Tidak mau makan sama sekali. Membuat kedua orang tuanya khawatir.

Klek.
suara pintu terbuka menapakan kedua orang tuanya masuk ke dalam kamar sang putra dan menemukannya di balkon.

"Jong In a, Jja kita makan, nak?"
Ajak sang Eomma lembut.
"Aku Tidak mau makan" Ucap Jong In dingin
"Huuff kalau kamu seperti ini Kyungie pasti sedih, nak"
"..." yang di tanya pun malah diam, tanpa sadar air mata jatuh dan membasahi pipi Jong In.
"Eomma, naega ingin pulang ke Korea"

Tell Me What Is Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang