*Handphoneku berdering*
Matt menelponku, tumben sekali
"Hallo"
"Hallo Kate, lo lagi ga sibuk kan? Lo bisa ke rumah Maddi sekarang?"
"Kebetulan gue lagi libur sih, bentar bentar ada apa Matt? Maddi kenapa?"
"Gini, Maddi sakit dia muntah muntah, lo bisa temenin dia ke dokter? Gue lagi dikantor masih banyak kerjaan banget nih, gue udah coba telpon Michelle sama Chloe tapi mereka masih pada sibuk"
"Maddi sakit? Oke oke gue ke rumah Maddi sekarang ya, lo tenang aja"
Aku langsung menuju rumah Maddi sendirian karena Brooklyn masih diluar kota. Sesampainya dirumah Maddi aku langsung mencarinya, rumahnya tidak dikunci.
"Maddi, lo dimana?"
"Gue di kamar"
Aku langsung menuju ke kamar Maddi"
"Lo kenapa?"
"Gatau gue, udah beberapa hari ini gue mual-mual gitu"
"Lo kecapean kali, yaudah sekarang lo siap-siap gue anter ke dokter"
"Kate gue takut"
"Takut? Takut kenapa?"
"Tolong buka laci itu" Maddi menunjuk laci disebelah tempat tidurnya
Saat kubuka laci itu, ternyata ada testpack
"Ini? Maksudnya? Lo?"
"Gue takut kalo gue hamil, gue ga berani coba pake itu"
"Lo harus cek sekarang juga, ayo gue anter ke kamar mandi"
Aku menunggu Maddi didepan kamar mandi.
"Kate, positif"
Aku memeluk Maddi
"Jadi, ayahnya itu Matt?"
"Pacar gue cuma Matt, dan gue cuma having sex sama dia, dan ya berarti Matt ayahnya. Kate gimana cara gue bilang ke orang tua gue"
"Orang tua lo pasti ngerti kok, gue bakal bantu lo. Oh iya, lo harus bilang ke Matt! Atau perlu gue yang bilang?"
"Gausah Kate, nanti gue aja yang bilang"
"Yaudah kalo gitu lo gue anter ke dokter ya buat cek"
Maddi mengangguk
Saat Maddi mengunci pintu, ada suara mobil yang berhenti didepan rumah Maddi.
"Kate, lo ada disini?"
"Loh, Justin?"
"Iya gue kesini disuruh Matt katanya Maddi sakit dan dia minta gue buat temenin dia ke dokter, kebetulan dikantor kerjaan gue udah beres jadi yaa.."
Matt benar-benar mengambil kesempatan disaat saat seperti ini
"Yaudah Justin, lo ikut aja kalo lo mau" ajak Maddi
"Lo mau nganter Maddi ke dokter?"
"Iya"
"Yaudah kalo gitu pake mobil gue aja"
"Justin, kita ke dokter kandungan ya" ucap Maddi
"Maksudnya? Kok dokter kandungan? Emangnya lo...?"
"Iya Justin..."
"Lo??? Hamil?? Matt udah tau soal ini?"
"Belum, gue bakal kasih tau dia nanti kalo dia udah pulang kerja, gue takut kalo dia ga konsen"
Sesampainya di dokter, dokter tersebut bilang bahwa usia kandungan Maddi sudah 2 minggu dan baik-baik saja. Kami semua lega
"Bayi ini bakal jadi anak yang hebat!" Kataku
"Makasih Kate, semoga Matt seneng denger kabar ini dan dia bisa menerimanya"
"Pasti Madd, Matt bakal seneng banget punya anak dari orang yang dia cintai. Matt beruntung" ucap Justin
Maddi tersenyum
"Ayo, gue anter kalian pulang" ucap Justin
***
Hari ini Matt akan melamar Maddi sesuai rencananya yaitu tepat dihari ulang tahun Maddi, seperti dugaanku Matt senang mendengat Maddi tengah mengandung anaknya. Dan beruntungnya lagi orang tua Maddi tidak marah, mereka malah mensupport Maddi, aku senang mendengarnya.
Rencananya hari ini aku dan Michelle mengajak Maddi untuk dinner di hari ulang tahunnya disebuah restoran yang sebenarnya Matt sudah menyiapkan acara untuk melamar Maddi.
Saat akan masuk ke dalam restoran aku langsung menutup mata Maddi menggunakan kain, Maddi terlihat bingung dan terus menanyakan apa yang akan terjadi. Kita mambawa Maddi ke spot kolam renang, disitu sudah berkumpul Brooklyn, Justin, Hailey, Carl, Ryan, Caitlin, dan Kendall. Ya Kendall ada disitu karena ia adalah salah satu sahabatnya Matt. Kita menghadapkan Maddi didepan Matt yang tengah berlutut, saat aku membuka penutup matanya, Maddi tak kuat menahan haru. Matt mencurahkan isi hatinya didepan teman-temannya, lalu ia berkata "will you marry me?" sembari membuka kotak cincin.
Dan......
SHE SAID YES
Kami semua bertepuk tangan, memeluk Maddi dan Matt sambil mengucapkan selamat. Aku senang salah satu sahabatku telat menemukan cinta sejatinya.
Aku beberapa saat aku pamit untuk ke kamar mandi, dan saat aku keluar dari kamar mandi aku terkejut karena ada setan eh Kendall sudah berdiri didepan pintu yang sepertinya ia sengaja menungguku. Aku tidak tahu apa yang ia inginkan.
"Kate, gue mohon sama lo please jauhin Justin. Lo tau kan sekarang dia udah jadi milik gue? Lo tuh kaya perempuan murahan yang gak laku sukanya ngejar-ngejar cowo orang tau gak!"
/Plak/ aku menampar pipi Kendall
"Jaga ya mulut lo! Gue sama Justin itu cuma sahabatan gak lebih, gue sadar kalo dia udah jadi milik lo dan gue udah buang jauh-jauh perasaan gue ke dia!"
"Cuma sahabat? Gue tau Justin nyusul lo jauh jauh ke Santa Monica, sahabat segitunya banget ya nyusul demi ketemuan?"
"Ya kalo itu tanya ke Justinlah, emang gue nyuruh dia buat nyamperin gue? Engga kan? Udahlah ya ini acara buat seneng-seneng, jangan bikin acara sahabat gue ancur cuma gara-gara mulut lo yang kaya gak disekolahin itu"
Aku pergi meninggalkan Kendall tapi aku masih bisa mendengar Kendall berbicara kepadaku
"Kalo lo masih deketin Justin, lo bakal nyesel!"
Aku sedikit terkejut mendengar Kendall berbicara seperti itu, sampai seperti itukah?
***
Sekitar beberapa menit yang lalu Justin menelponku bahwa Kendall hamil, ia tak mungkin menceraikannya dalam keadaan sedang mengandung anaknya. Justin merasa sangat bingung saat ini, ia benci dengan Kendall tetapi ia akan memiliki seorang anak darinya. Jujur aku sedih mendengar Justin frustasi saat ini, sebagai sahabatnya aku akan menjadi pendengar yang baik. Aku bilang bahwa Justin harus menjaga Kendall agar anak mereka sehat kelak.
Mendengar Justin akan memiliki anak dari Kendall aku semakin yakin bahwa aku dan Justin sudah tidak mungkin bersatu, belum lagi hubungan aku dengan Brooklyn yang semakin hari nampaknya semakin serius. Aku hanya berharap semoga Justin bahagia dengan kehadiran buah cintanya nanti. Walaupun Kendall jahat kepadaku tapi aku tidak mungkin membencinya karena ia mencintai Justin, ia yang akan menjaga Justin saat aku sudah tidak bersamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Feeling 2 (Bieber Love Story)
FanfictionPastikan kamu sudah membaca The Feeling sebelum baca chapter 2 ini.