Part 2

131 2 0
                                    

Aku kembali menginjakkan kakiku di sekolah ini. Aku mulai mencari kelasku. Namun baru saja akan melangkahkan kaki ke tangga, ada sebuah tangan yang menarikku, kulihat ternyata dia Nando.

"Aku mau bicara sebentar" kata Nando

"Bicaralah"

"Tapi tidak sekarang. Aku akan menunggumu sepulang sekolah di kantin. "

"Apakah begitu perlu bang? "

"Kalau kamu tidak bisa, aku juga tidak memaksa." senyumnya terpaksa yang mengindikasikan bahwa dia tak suka dengan responku.

Pagi ini tidak terlalu buruk, karena yang kutemui hari ini teman-teman sekelasku yang sangat menyenangkan termasuk Renata.

"Re, lo pulang duluan aja. Gue ada urusan. "

"Urusan apasih? Baru juga mulai sekolah. "

"Kepo deh lo, pulang sana! "

"Awas lo kalo minta tolong"

Aku melihat Nando sudah bersandar di salah satu tiang kantin. Dia seperti melamun. Aku tak yakin ingin menyapanya lebih dulu. Namun hampir saja aku ingin memanggilnya, ada Riani yang tengah mengajaknya berbicara. Sepertinya obrolannya penting. Karena jarak mereka terlihat begitu dekat hampir tak menyisakan jarak. Mungkin aku akan mengganggu mereka jika masih meneruskan niatku tadi, apalagi Riani tidak pernah suka denganku. Jadi aku memutuskan untuk pergi.

Dadaku seperti sesak ketika harus kembali menyesal atas langkah yang kuambil. Suara radio yang sangat keras pun tak mampu membuatku lupa dengan kejadian di sekolah tadi. Pintu kamarku tiba-tiba terbuka, Farel masuk dengan headset di telinganya.

"De.. "

"Masuk ngetok pintu dulu kali bang, gue udah SMA. Jadi harus sopan dong lo. "

"Ih masih juga sehari jadi anak SMA udah belagu lo. "

"Lo ada perlu apa? "

Farel berjalan menuju radio tua di sudut kamarku dan mematikannya.
"Lo kenapa sih? Moody amat. Gue mau tanya de. "

"Tanya apa? "

"Lo kalo punya temen cewe yang cantik kenalin gua ngapa."

"Lah lo bukannya udah punya cewe? Ka Dewi mau lo kemanain? "

"Bosen tau de. "

"Jadi lo mau selingkuh? Ntar nyesel lo. Dewi itu primadona di kampus lo,sekali lo lepas gak akan bisa lo gapai lagi bang. "

"Sok dewasa lo. Bosen aja gua de, sok kecantikan jadi orang, diajak ngobrol sama semua orang respon banget apalagi sama cowo. "

"Wajarlah dia respon, dia kan gak sombong dan tengik kaya lo. Udah deh bang, ngobrol ke orang juga biasa kali, asal gak jalan tanpa sepengetahuan lo aja. Dewasa dikit ngapa. " logatku menirukan gaya bicara Farel yang sedikit medok.

"Ah gak asyik lo de" Farel meninggalkan kamarku.

Aku kembali bertemu dengan Nando pagi ini. Dia menungguku di depan kelas. Dan ternyata kelasku masih kosong. Dia menatapku sedikit tajam.

"Kenapa kemarin gak nemuin aku? "

"Aku ada urusan mendadak bang. "

"Urusan apa? Bahkan memanggilku saja kamu tidak berani. "

Astaga apakah dia tahu keberadaanku di kantin semalam?

"Ayolah, jangan diam terus menerus. Aku dan Riani gak ada apa apa. Aku sengaja tak menegurmu, tapi ternyata kamu juga melakukan hal yang sama. "

PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang