Setiba di rumah, aku menyiapkan semua keperluan untuk camping besok. Farel berulang-ulang mengingatkanku agar tak berpisah dengan teman-temanku. Karena camping itu berbahaya. Mama dan Papa juga antusias memberikan nasehat-nasehat padaku. Murid baru dilarang membawa ponsel. Tetapi Farel memaksaku membawa ponsel dan disembunyikan di dalam tas, siapa tau ada sesuatu yang terjadi, bisa segera menelpon keluarga. Dan aku mengiyakan sarannya.
Aku diantar Papa ke sekolah subuh ini. Papa menciumi kepalaku saat aku hendak pamit.
"Kamu jaga diri baik-baik. ""Iya Pa. "
"Jangan macem-macem. "
"Eh, nak Nando. Mari. " Papa melambaikan tangan ke arah Nando.
Nando berlari ke arah kami, karena dipanggil oleh Papa.
"Saya nitipin Ririn sama kamu ya. Kamu jagain, jangan sampai kenapa-kenapa. ""Iya Om pasti. "
Mobil Papa meninggalkan sekolah. Kini semua murid baru sudah dibariskan di lapangan. Satu persatu dimasukkan ke dalam bus.
"Kamu bakal satu bus sama Ferry."
Ferry adalah adik Nando. Satu-satunya saudara kandung yang dimilikinya."Renata? "
"Tidak, kalian bakal dipisah"
"Kok kamu gak bilang sebelumnya? "
"Itu cara supaya semuanya saling mengenal. "
"Ah payah. "
Kutinggalkan Nando sendiri. Aku berjalan ke bus yang ditunjuk untuk kunaiki. Bangku sudah mulai penuh. Aku akhirnya berjalan ke belakang yang masih tersisa satu bangku. Ada lelaki yang sudah duduk disana.
"Permisi.. "
"Iya, silahkan. "
Kubaca badge name lelaki itu, namanya Aldo.
"Ririn!" sahut pria yang duduk sendiri di seberang bangkuku.
"Iya saya. " kataku saat baru saja duduk.
"Kamu disini aja. Aku Ferry. "
Ferry mengajakku duduk bersamanya. Mengingat kejengkelanku dengan Nando, aku tolak saja ajakannya.
Nando dan seorang wanita naik ke bus yang kutumpangi. Mereka mengabsen murid baru. Setelah lengkap, bus pun melaju.
Nando berjalan ke arahku. Dia menatapku diam. Seolah tak melihat siapapun, aku tetap fokus pada jendela yang basah karena rintihan hujan."Kamu kenapa duduk disini? " tanya Nando padaku
"Emang ada peraturan posisi duduk? "
Nando menunduk dan berbicara pelan dengan Aldo yang berhasil membuat Aldo pindah ke samping Ferry.
"Kamu marah sama aku? "
"Menurut kamu? "
"Itukan kesepakatan Pengurus Rin. "
"Cuma kamu yang tau aku deket sama Renata. Kamu seneng liat aku diam bego kaya gini, sementara yang lain pada happy sama temen-temennya. "
"Mereka juga baru kenal kok. Sama kaya kamu. "
"Gak usah sok tau deh. Aku juga kenal sama mereka dan temen dekatnya. "
"Yaudah aku minta maaf. Kenapa kamu menolak duduk dengan Ferry? "
"Pengen duduk sama yang lain aja. "
"Kamu tadi udah sarapan sebelum kesini? "
"Udah. " jawabku singkat
"Kamu keberatan kalo aku duduk disini? "
"Sangat keberatan. "
Emosiku tak tertahan lagi. Dan akhirnya Nando beranjak pindah ke bangku semulanya di depan. Ingin menangis, namun aku malu. Ingin berteriak, namun aku tak tahu bagaimana caranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Promise
RomanceKita berjanji untuk selalu bersama meski tidak berada di tempat yang sama, yang pasti kita masih tetap berada di bumi yang sama.