Bel tanda istirahat sudah berbunyi beberapa menit yang lalu, tapi gadis berhidung mancung ini tidak ada niatan beranjak dari tempat duduknya, ia merasa ada ribuan kaleng lem yang ditumpahkan ke kursinya sehingga ia sangat susah untuk beranjak.
Gadis bermata caramel itu memperhatikan sekeliling yang ternyata tidak ada lagi orang selain dirinya sendiri, ia menghela nafas dan keluar dari kelas menuju kantin, jika kalian bertanya Bella punya teman? Jawabannya ada.
Semua mata memandang Bella sinis, takjub,dll. Bella yang sudah terbiasa dengan kondisi seperti ini hanya diam dan terus melangkah tanpa memperhatikan sekitar.
Kak Bella cantik banget
Cocok sama kak Devan
Aaa, pengen deh kaya kak Bella
See, setidaknya masih ada yang mengaguminya, namanya juga Bella ia pasti cuek dengan sekitarnya, Bella tidak pernah mau bersosialisasi dengan orang-orang yang menurutnya kepo akan kedekatannya dengan Devan.
"Jadi bahan bisik-bisik mulu", gumam Bella jengah.
Bella telah sampai di tempat ditujannya yaitu, kantin. Kantin terlihat ramai dari biasanya, mungkin karena beberapa kelas lain juga kena jamkos. Dari kejauhan Devan yang melihat Bella lantas melambaikan tangan menyuruh Bella duduk bersamanya.
Bella ke stand penjual jus dan segera membawanya kemeja yang sama dengan Devan dkk, disana--dimeja itu-- ada 4 orang gadis yang Bella kenal, dua diantaranya adalah teman baik Bella, Bella tidak ingin menyebutnya sahabat karena Bella masih trauma dengan yang namanya persahabatan. Kembali ke 4 gadis tadi, disana ada Raina, Ayfa, Ariesta, dan juga Kelly.
"Bell",panggil Devan. "Sini", lanjutnya sambil melambaikan tangan.
Bella segera melangkahkan kaki jenjangnya kesana, Bella dapat merasakan berbagai tatapan menusuk kepadanya tapi perempuan bermata caramel ini tetap tak bergeming dan meacuhkan saja, seakan-akan itu hanya angin lalu,Devan yang paham dengan sikap Bella pun menahan senyum, kini wajah cantik gadis bermata caramel berubah masam dan bertambah jutek.
"Napa Cell?", bisik Devan saat Bella berhasil mendaratkan bokongnya dikursi sebelah Devan.
"Jangan panggil Cella kalo disekolah nanti ketauan!",bisik Bella dan mulai meminum jusnya.
"Oh ya Bell", kata Ariesta. "Lo minggu ada acara nggak? Besok kan minggu", tanya Ariesta antusias.
"Gu-gue ada acara! Iya ada acara",jawab Bella sedikit tergagap.
"Yah",desah Kelly. "Nggak asik ih!",kata Kelly cemberut.
Bella bimbang antara memberi tau atau diam saja, ya memang setiap hari minggu Bella akan pergi sendiri tanpa ada yang menemani, bahkan Devan sekalipun tidak tau kemana sebenarnya sahabat kecilnya itu pergi. Tempat yang sering Bella kunjungi adalah tempat seseorang yang sangat Bella sayangi.
Yah Bella termasuk jajaran anak broken home, Bella yang tumbuh tanpa kasih sayang kedua orang tuanya, Bella yang hidup tanpa campur tangan kedua orang tuanya, ya memang Bella jarang mengambil pemberian Serra ataupun Davin.
"Yah, malah bengong", kata Reina yang membuat Bella tersentak kaget.
"Eh?", kata Bella terkejut. "Gue kaget Rei, ada apa sih?", tanya Bella kemudian.
"Noh bang Depan manggil lo kak Bellakang",jawab Reina dan terkekeh kecil.
"Nggak ganti berapa sih?",tanya Bella kesal yang dihadiahi tawa semua yang ada disana.
Setelah itu, mereka semua asik dengan dunianya masing-masing, Bella hanya mengutak-atik iphone 7s nya tanpa mendengarkan celotehan-celotehan siswa-siswi lainnya. Saat Bella sedang menikmati jusnya tiba-tiba ....
Byur!
"Aww, PANAS-PANAS, PERIH",teriak Bella kesakitan sambil mengipasi tangannya yang terkena tumpahan kopi panas.
Devan yang terkejut bukan main saat melihat tangan Bella, Devan marah sangat marah malah.
"LO APA-APAAN RIO",teriak Devan marah.
"Alay lo, cabe gini aja dibelain", jawab Rio dan menatap remeh Bella yang menahan perih. "Uuu,sakit ya! Sorry sengaja tadi",kata Rio seraya tersenyum remeh.
"Lo kenapa sih kak? Gue nggak pernah ya gangguin lo! Lo punya masalah sama gue ha! Ngomong jangan kayak gini! Dasar banci",ucap Bella emosinya tersulut rasa perih ditangannya tak diindahkannya lagi.
"Lo tau",kata Bella menunjuk Rio. "Perbuatan lo bisa gue laporin ke polisi! Jangan lo anggap ini remeh kak Rio Putra Marcella yang terhormat!",lanjut Bella dengan nada tajam.
"Loh salah gue apa? Gue nggak ngapa-ngapain lo kan? Gak usah alay!",jawab Rio tenang.
"Alay lo bilang! ALAY! ini yang lo bilang alay",kata Bella menunjukkan tangannya. "Lo pikir ini apa! Tangan gue melepuh, terkelupas!",lanjut Bella dengan suara yang lebih besar.
Rio terdiam melihat kemurkaan Bella, melihat kemurkaan Bella, Rio lantas menarik Bella ke UKS, Devan hanya terdiam mencerna apa yang terjadi, Devan merasa ada yang aneh dengan dirinya, kenapa dirinya seolah tidak membolehkan Bella berada dekat dengan Rio? Ada apa ini?. Devan meninggalkan kantin dan menuju rooftop.
Disisi lain
Bella berontak minta dilepaskan, bukan karena Rio terlalu kencang menggenggamnya! Tetapi karena tatapan siswa-siswi yang tidak bersahabat.
"Kak lepas napa sih! Gue risih", kata Bella.
Rio tidak menjawab, ia segera menarik Bella supaya lebih cepat berjalan, setelah sampai di UKS, Rio menyuruh Bella duduk diranjang yang diangguki gadis bermata sapphire itu.
Melihat Rio, Bella bagai melihat orang yang dirindukannya, rasa rindunya terhadap orang itu semakin membuncah saat tangan kokoh Rio mengobati tangan Bella, tanpa sadar Bella menggenggam tangan Rio, Rio yang melihat itu lantas mendongkak dan melihat mata caramel itu berkaca-kaca.
"Hey, kenapa nangis?", tanya Rio saat setetes air mata lolos dari matanya. "Sakit?",tanya Rio lagi yang dijawab gelengan oleh Bella.
"Gue kangen abang gue kak! Perlakuan lo persis sama kaya dia, dan gue ngerasa kehadiran dia dalam diri lo",jawab Bella sambil menunduk.
"Sorry",ucap Rio. "Sorry atas tangan lo dan abang lo, sebenarnya gu-gue nggak mak-sud kaya gitu",lanjut Rio yang membuat kerutan halus dikening Bella.
Tangan Rio terulur mengusap lembut dahi Bella. "Nggak usah dipikirin, yang pasti gue minta maaf", ujar Rio dan meninggalkan Bella yang masih mencerna ucapan Rio.
'What he's mean?",gumam Bella
KAMU SEDANG MEMBACA
Sepucuk Surat Untuk Devan
Novela JuvenilDevanio Marcello, lelaki tampan si playboy cap kakap di SMA Tunas Bangsa ini mempunyai seorang sahabat perempuan yang sangat cantik bernama Bellana Marcella Entah kebetulan atau memang takdir nama belakang Devan sama dengan Bella, Devan si playboy y...