Chapter 5

50 3 0
                                    

Selepas pergi dari makam Kevin, Bella memutuskan langsung pulang, Bella benar-benar kalut sekarang, pikirannya bercabang, apa ia yakin akan membawa Devan kesana?, dalam pikiran Bella kali ini.

Salahkah dia berbohong kepada Devan?

Haruskah ia jujur?

Apa Devan akan tetap bersikap sama?

Rentetan pertanyaan muncul di otak Bella, Bella bingung dan juga bimbang, tanpa berpikir dua kali Bella mengetikkan pesan lewat line untuk Devan.

BellanaM : Cell, dmna?

Bella hanya bisa mondar-mandir didalam kamarnya sambil sesekali menggigiti case hp nya, butuh waktu 10 menit untuk Devan menjawab.

Devan Marcello : Luar, knp?


BellanaM : Bsa ktmu?

Devan Marcello : nggk! Lg sbuk.

Kening Bella berkerut dalam, ada apa dengan Devan, kenapa ia seolah-olah enggan membalas pesan dirinya.

BellanaM : Sbuk ya, ydh lh

Setelah itu tanpa menunggu balasan Devan, Bella lebih memilih mematikan iphone nya dan memandang langit-langit kamarnya. Bella masih bingung dengan sikap Devan, apa yang terjadi? Kenapa Devan terasa asing?, Bella lebih memilih menidurkan tubuhnya daripada memikirkan keanehan Devan.

Disisi lain

Devan sebenarnya tidak bermaksud seprti itu kepada Bella, entah kenapa rasa kesal dihatinya membuncah, apakah Bella tidak bisa jujur kepada dirinya? Devan hanya termenung di cafe yang ia datangi dan membaca sekali lagi pesan terakhir yang Bella kirim.

BellanaM : Sbuk ya, ydh lh

Devan merasa jantungnya berpacu dengan cepat, ada apa ini, kenapa Devan selalu merasa seperti ini saat dekat ataupun tidak bersama Bella. Devan masih mencerna kejadian tadi, bisa-bisanya Bella menutupi kematian Kevin dari dirinya, Devan merasa kecewa pada Bella.

"Devan?",panggil suara lembut didepannya.

Devan mendongkak dan menemukan Ariesta berdiri didepannya dengan senyum manis terpatri di bibir nya.

"Boleh gue duduk sini?", kata Ariesta, Devan yang sempat tertegun segera sadar dan mengangguk.

"Tumben nggak bareng Bella?",tanya Ariesta.

"Bella sibuk setiap hari minggu", jawab Devan sekenanya. "Btw, lo nggak jalan sama Kelly?", tanya Devan.

"Baru aja, tapi Kelly disuruh balik sama nyokap katanya", jawab Ariesta yang terlihat acuh.

Keadaan hening sesaat, Ariesta bingung mau bertanya apalagi, dan Devan yang terlihat tidak peduli, Devan hanya sesekali meminum Cappuccinonya.

"Em, Dev",panggil Ariesta dan Devan hanya mengangkat satu alis. "Gue mau tanya, boleh?", tanya Ariesta yang dijawab anggukan Devan.

"Menurut lo Bella itu gimana?",tanya Ariesta.

"Gimana apanya?",tanya Devan balik.

"Ih, lo kok malah tanya balik sih!", jawab Ariesta jutek dan Devan yang terkekeh kecil.

Sepucuk Surat Untuk DevanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang