Hold Me Tight

71 7 9
                                    

Pagi ini aku segera berangkat menuju rumah sakit. Aku berlari menuju halte bus di dekat rumahku. Hari ini hari Minggu jadi aku bisa membesuknya pagi-pagi.

Aku dengan pelan mengetuk pintu kamarnya.

"Masuklah," aku membuka pintu dan menyapanya.

"Selamat pagi!" sapaku dengan semangat padanya.

"Ah, kau datang. Selamat pagi!!" sapanya tak kalah semangat denganku.

"Apa kau sudah sarapan?" tanyaku padanya.

"Tentu saja!!" sahutnya dengan bersemangat lagi.

'Imut' pikirku sambil menatapnya.

"Padahal aku bawa makanan untukmu." aku menunduk menatap makanan yang aku beli untuk Aerin.

"Iyakah?Apa yang kau bawa?" tanyanya sambil meraba plastik yang berisi kue.

"Hanya kue kecil saja kok," jawabku santai.

"Benarkah? Terima kasih, yaa!!!" teriaknya senang. Aku tertawa pelan melihat semangatnya.

"Kenapa kau sangat semangat hari ini?" tanyaku padanya. Dia hanya tertawa kecil.

"Aku senang kau ada disini. Semenjak kecelakaan yang membuat aku buta, orang tuaku meninggalkanku disini." ujarnya sambil menatap ke atas.

"Jimin tidak bisa disini lama karena shiftnya. Aku selalu kesepian gara-gara tidak ada orang membesukku." dia menatapku sambil tersenyum .

Hatiku sakit ketika melihatnya sedih seperti itu.

"Aku akan selalu menemanimu disini." bisikku.

"Huh?"

"Tidak ada apa-apa, aku hanya menggumam sendiri." jawabku pelan.

"Tebak apa yang membuatku semangat!" teriaknya tidak terlalu kencang.

"Mana aku tahu masa aku harus nebak panjang lebar sih." Aku tertawa kecil.

"Ish, Taetae gak asik!!" teriaknya sambil memukulku pakai bantal.

Aku tertawa kecil melihat reaksi nya.

"Memang ada apa?" tanyaku padanya.

"Hari ini aku dibolehkan keluar!!!" teriaknya bahagia.

"Benarkah? Wah, kalau begitu kita berdua jalan yuk!"

"Tentu saja ayo!!! Aku siap-siap dulu ya..." Dia berdiri dan berjalan ke kamar mandi. Aku awalnya berniat menuntunnya, tapi dia menolak.

"Aku hafal dimana letak kamar mandinya jadi tenang saja." ujarnya sambil berjalan menuju ke kamar mandi.

Aku menunggunya keluar dari kamar mandi.

KLIK

Pintu kamar mandi terbuka.

Aku melirik dari bawah sampai atas.

Dia memakai baju terusan putih selutut.

Cantik.

Walaupun aku tahu, dia tidak akan tahu seberapa cantik dia sekarang.

"Kau kelihatan cantik." pujiku tanpa sadar.

"Ehh-ohh, b-benarkah? Terimakasih!" dia tersenyum dengan pipi-nya yang memerah.

Kulihat tangannya.

Gelang rumah sakit terlihat di tangannya.

Ahh, aku berharap kita bisa berjalan-jalan tanpa gelang itu, Rin.

Flower Beside Her Eyes || k.t.h [COMPLETED]Where stories live. Discover now