The Truth

69 8 86
                                    

Sudah sebulan aku datang membesuknya sepulang kerja.

Sore ini aku berjalan menuju kafe terdekat untuk membelikannya makanan.

Aku berjalan menuju ke rumah sakit.

"Hari ini mau ngunjungin Aerin lagi Tae? Kau hari ini kelihatannya kurang sehat, apa kau sakit?" tanya resepsionis.

"Tidak kok, aku baik-baik saja hari ini." jawabku sambil tersenyum manis pada resepsionis itu.

"Beruntung banget ya si Aerin. Di datengin cogan terus. Mana lagi perawat yang jaga juga tampan lagi, iri ih!" aku hanya terkekeh mendengar komentar mbak-mbak resepsionis itu.

Sesampainya di kamar Aerin aku masuk dan menyapanya sebentar.

"Annyeong, V-ssi! Apa kabarmu?" tanyanya lembut.

"Baik, bagaimana denganmu?" balasku sambil terbatuk

Dia tiba-tiba memanyunkan bibirnya lalu menjawabku lagi.

"Apa kau yakin kau tidak apa-apa? Kau terus-terusan batuk semenjak minggu kemarin." jawabnya sambil menatapku dengan wajah khawatir.

"Aku baik-baik saja, sungguh."

"Baiklah jika kau bilang begitu." Dia menghela nafasnya kencang.

"Tae, aku mau minta tolong padamu hari ini." dia tersenyum sedih.

"Ada apa?" tanyaku padanya.

"Aku ingin kau cari siapa yang dijodohkan padaku. Aku ingin bertemu orang itu."

Aku terdiam.

"Aku butuh nama." ujarku dengan sok keren.

Dia tertawa pelan.

"Lihatlah ke dalam tasku. Kalau tidak salah sih, ada surat dari orang tuanya. Hanya saja aku belum sempat membaca bagian namanya."

Aku melihat sekitar dan aku pun meraih tas selempang yang kulihat digantung di belakang pintu.

Aku mencari surat itu.

Ah, ketemu.

Aku membaca sebentar.

Mataku berhenti di bagian nama.

Mataku terbelalak.

Orang yang dijodohkan padanya adalah...
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Park Jimin," gumamku cukup berbisik agar dia tidak mendengarnya.

"Ha? Kamu bilang siapa tadi?" Dia menatapku bingung.

Aku menatapi surat itu.

"Aku ingin pergi sebentar,"

"Kamu mau kemana?" tanyanya.

"Keluar sebentar, aku belum makan siang tadi."

"Ah, iya. "

Aku membuka pintu kamarnya dan berjalan keluar.

Aku meraih telponku.

Membuka kontak dan mencari nama seseorang.

Jimin Bantet.

"Yeobosseo?"

"Jimin? Apa kau sedang sibuk?"

"Tidak juga. Memang ada apa?"

"Aku ingin bertemu. Kamu dimana sekarang?"

"Di rumah sakit, kenapa?"

Flower Beside Her Eyes || k.t.h [COMPLETED]Where stories live. Discover now