| 2 |

726 42 0
                                    

Dengan gaya berjalannya yang seperti anak cowok, Bintang berjalan menelusuri koridor untuk menuju ruang osis. Rambutnya yang sebahu ia ikat menjadi satu. Mata hitam pekatnya melirik kesana kemari. Mulutnya yang sedang mengunyah permen karet selalu menyunggingkan senyuman. Sekali-kali ia buat permen karet itu menjadi balon. Wajah natural khas orang indonesianya terkena sinar matahari dan membuat matanya berkali-kali menyipit.

Koridor mulai ramai oleh siswa dan siswi. Sekali-kali mereka menyapa Bintang. Dengan senang hati Bintang membalasnya.

Gadis cantik dengan postur tubuh tinggi tidak terlalu gendut dan juga tidak terlalu kurus.

Ketua osis, anak taekwondo namun pencita bola basket.

Sesampinya diruang osis, ia mendapatkan rival nya yang sedang duduk dibangku panjang depan ruang osis sambil memainkan ponselnya.

Dengan gaya cueknya ia melewati cowok itu. Kemudian tangannya membuka knop pintu ruang osis. Ruangan sudah ramai oleh para anggota osis, mungkin mereka semua sedang menunggu sang ketua osis. Semua pasang mata anggota osis melirik ke arah pintu yang terbuka dan orang yang mereka tunggu sudah tiba. Bintang menyunggingkan senyumnya. Kakinya melangkah ke arah meja kebesarannya. Kemudian ia duduk dan menaruh tas nya di meja. Ia berdehem sebentar. "Udah terkumpul?" Tanyanya.

"Sudah." Jawab para anggota dengan serempak.

Bintang bangkit dari kursinya dan berjalan menuju papan tulis. "Jadi gini, saya mengumpulkan kalian semua untuk membahas tentang HUT sekolah kita ini, jadi nanti acaranya dimulai dari jam setengah sepuluh pagi sampai malam. Oke, saya tulis siapa saja yang akan turun tangan acara ini. Semua anggota osis turun tangan." jelasnya.

Tangannya menari diatas papan tulis putih.

Setelah ia tulis semua seksi-seksi acara, ia kembali membicarakan panitia yang kurang. "Panitianya kurang nih, gimana kalau kita ambil dua orang perkelas. Cewek-cowok?" Usulnya.

Salah satu anggota mengacungkan tangannya ingin bertanya. "Menurut gue, satu orang aja, Bin. Kalo dua kebanyakan, takutnya ribet. Terus kita gak usah ngundang sekolah lain. Kita rayain HUT sekolah dengan seluruh murid-murid SMA Pancasila aja, gimana?"

"Saya sih, oke oke aja. Gimana pendapat kalian?"

Semuanya mengangguk tanda menyetujuinya.

"Oke kalo gitu, rapat sampai sini aja. Kalian boleh kembali ke kelas." Bintang menutup rapatnya, ia mengambil tas yang berada dimeja lalu berjalan keluar ruangan.

Ternyata rivalnya itu masih terduduk dengan kepala menunduk memainkan ponselnya. Bintang duduk sejenak disampingnya.

Cowok itu ternyata menyadari kehadiran Bintang. Wajahnya melihat bintang dengan tatapan tidak suka.

"Napa? Gak boleh gue duduk disini?" Tanyanya dengan nada sinis.

"Lo ngomong sama gue?"

"Sama samping kanan lo tuh,"

"HAH? SIAPA? LO BISA NGELIAT?" Cowok itu berteriak histeris.

Bintang tertawa kencang. Banyak pasang mata yang lewat ruang osis menatap mereka dengan tanda tanya besar di atas kepalanya.

"Sialan, gue kena lagi." Gumamnya. Namun masih bisa terdengar oleh Bintang.

"Cowok? Kok takut?" Ejeknya.

"Wajar dong, kan manusia!"

"Manusia yang beriman gak bakal takut sama yang begituan,"

"Gue cuman kaget," cowok itu membela diri.

"Masa?" Goda Bintang.

"Ngomong sama lo kayak ngomong sama poster Upin Ipin,"

"Berarti, lo pernah dong ngomong sama poster Upin Ipin yang di tembok? Hahaha, gila lo cowok absurd!" Tawanya pecah.

"Cewek kok kayak cowok,"

"Suka-suka dong, hidup gue kok lo yang ribet?" Bintang bangkit dari duduknya namun tasnya ditarik oleh cowok itu dan alhasil ia kembali duduk.

"Ape?" Tanyanya dengan muka datarnya.

"Bagi pr biologi dong, lo kan baik." Cowok itu memuji Bintang agar bisa mendapatkan pinjamam pr.

"Basi cara lo, kalo mau pinter ya belajar bukan nyontek." Jawabnya dengan tangan merogoh saku roknya dan mengambil sebungkus permen karet. "Mau?" Tawarnya kepada cowok itu.

"Jelas, rezeki gak boleh di tolak. Hehehe." Cowok itu tertawa sambil menunjukkan gigi putihnya.

"Sableng," gumam Bintang dalam  hati.

                             -000-

Untuk part 2 segini dulu, gue kehilangan ide.

Biasakan vote + comment.

Salam,
Laksa♡

Angkasa vs BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang