Tahun 850, Dinding Rose
Dzing!
Sesuatu yang bercahaya dan berbentuk tabung kaca tiba-tiba saja muncul di tengah kegelapan malam.
Klik!
Dari dalam tabung, kau tampak duduk bersimpuh. Helaian rambut hitammu tidak lagi tertata rapi, menutupi sebagian roman muka yang ketakutan. Kau, gadis di dalam tabung yang tidak lain adalah (Nama).
Kau telah berhasil melewati ruang dan waktu dengan menggunakan mesin berbentuk silinder tadi. Keadaan di luar mesin tampak gelap gulita. Kau keluar dari mesin waktu, sesaat setelah kedua kakimu menginjak tanah, mesin tersebut menghilang bersamaan dengan kilatan cahaya terang. Tabung silinder tadi, musnah tanpa meninggalkan residu.
Terperangah, kau berdiri mematung, kebingungan dengan suasana di sekitarmu. Kau tidak tahu sedang berada di mana, bahkan kau sama sekali tidak dapat mengingat apapun kecuali namamu.
Iris matamu menangkap pancaran cahaya yang ternyata berasal dari sebuah rumah. Bangunan tersebut terletak tidak begitu jauh dari tempatmu saat ini. Bergegas, kau melangkahkan kaki menuju tempat tersebut.
"(Nama)? Apa itu kau?"
Merasa namamu dipanggil, kau menolehkan kepala pada dua orang laki-laki dan seorang perempuan yang sedang duduk di sebuah tangga.
"Armin? " Tebakmu. Bahkan kau sendiri terkejut ketika bibirmu menyebutkan nama salah satu dari laki-laki di sana. Kau merasa heran, bagaimana bisa kau tahu nama orang yang baru pertama kali kau temui.
Srat!
Kepalamu terasa sakit seperti akan pecah. Kau mengurutnya, menekan beberapa titik untuk menghilangkan rasa sakitnya. Kau akhirnya memilih untuk memejamkan mata. Sesaat kemudian, memori demi memori masa kecilmu bersama dengan Eren, Mikasa dan Armin masuk ke dalam ingatan.
Kau, bersama dengan mereka telah kehilangan kampung halaman, Distrik Shiganshina. Kota itu hancur karena serangan Titan. Dan sekarang ini, setelah lima tahun berlalu, dirimu menjadi anggota Training Corps yang dipersiapkan untuk menghadapi Titan, makhluk yang berwujud manusia telanjang dengan tubuh bermeter-meter tingginya dan pemakan manusia.
"Apa yang kau lakukan di sana?" Tanya pemuda berambut pirang yang sebelumnya kau panggil dengan nama Armin.
Diam mematung, kau sendiri bahkan tidak tahu apa yang sedang dilakukan di tempat itu.
"Ah, (Nama) apa kau sudah tahu ingin masuk divisi apa?" Tanya Armin lagi kepadamu.
Kau yang masih belum memahami keadaan yang sebenarnya hanya menggeleng perlahan.
"Heee? Apa kau tidak ingin masuk Pasukan Penjaga? Kau salah satu siswa terbaik di angkatan kita." Katanya lagi, ada pancaran bangga pada tatapan pemuda itu.
Mengerutkan dahi, kau mencoba mencerna perkataan Armin. Di depanmu Armin nampak tersenyum dengan percaya diri, "Aku akan masuk Pasukan Pengintai."
"Oi, Armin apa kau serius?" Eren yang sejak melihat kedatanganmu hanya terdiam, kini ia terkejut mendengar pernyataan Armin. Pemuda dengan surai hitam itu tampak mengerutkan dahi.
"Aku juga akan masuk Pasukan Pengintai." Mikasa, gadis dengan sebuah syal merah di lehernya berkata dengan pelan.
Eren, yang mendengar ucapan Mikasa menjadi gusar, "Oi, Mikasa! Kau adalah siswa nomor satu, masuklah ke Brikade Kepolisian Militer!"
"Aku akan ikut kemana pun kau pergi Eren. Jika tidak, kau akan mati dengan cepat. Aku tidak ingin kehilangan keluarga lagi." Kata Mikasa, meyakinkan Eren.
KAMU SEDANG MEMBACA
Time Travel [Shingeki No Kyojin X Reader] DISCONTINUED :(
Fanfic[CERITANYA TIDAK DILANJUTKAN] (Nama), seorang gadis yang hidup sebagai kelinci percobaan. Atas perintah 'kakak'nya, dia melewati ruang dan waktu. Gadis itu masuk ke dalam cerita masa lalu dari sebuah buku. Ia bertugas untuk menyelesaikan masalah yan...