Pagi Hari Sebelum Ekspedisi ke-57, Distrik Trost
Kau mengerjapkan mata, mencoba untuk menyesuaikan diri dengan cahaya yang masuk ke dalam kornea. Menggeliat di atas kasur, kau merasa seolah tertidur sangat lama, tubuhmu terasa kaku dan pegal-pegal. Kau bangun dari ranjang, di sampingmu terlihat Mikasa yang tengah berbaring dengan nyaman di kasur miliknya.
"Mikasa," bisikmu pelan, berniat untuk membangunkan gadis itu.
"Hmm," lenguh Mikasa.
"Mikasa," panggilmu pada Mikasa lagi. Kau menepuk pipi halus Mikasa. Beberapa detik berikutnya, salah satu pasukan terkuat itu membuka kelopak mata, memperlihatkan manik matanya yang tajam.
Mikasa melirik ke arahmu. "Kau sudah bangun?" tanyanya yang kau balas dengan anggukan.
"Mikasa, apa kau percaya pada mimpi, meskipun mimpi itu sangat mustahil?" tanyamu dengan perasaan ragu.
"Ya. Aku percaya pada mimpiku sendiri. Ada yang bilang bahwa mimpi sama seperti ramalan masa depan," jawab Mikasa. Gadis itu merapikan helaian rambutnya dengan jemari.
Kau terdiam sebentar, seolah menimang-nimang sesuatu. Merasa belum sepenuhnya yakin akan suatu hal, kau akhirnya memilih untuk menyimpannya rapat-rapat.
"Mikasa, ayo bersiap-siap. Kita akan melakukan ekspedisi hari ini," ujarmu diikuti anggukan Mikasa.
⚔️⚔️⚔️
"Menyebar!" seru Erwin memberikan komando kepada pasukannya setelah melewati kota tua. Formasi tetap berjalan sesuai dengan rencana walau harus mengorbankan beberapa nyawa.
Para anggota Pasukan Pengintai mengikuti perintah dengan menyebar sesuai posisi yang telah ditentukan. Ekspedisi yang direncanakan Erwin bertujuan untuk merebut kembali Distrik Shiganshina.
Dengan memanfaatkan kekuatan yang dimiliki oleh Eren, Erwin berupaya untuk mengungkap tabir kebenaran tentang Titan. Dia yakin bahwa di dalam ruang bawah tanah milik keluarga Jaeger, tersimpan petunjuk penting yang akan memberi informasi mengenai asal usul makhluk raksasa pemakan manusia itu.
Di sisi lain, Erwin berencana untuk melatih kemampuan pertahanan diri dari anggota baru Pasukan Pengintai.
"Jadi, kenapa kau ikut kelompok kami (Nama)? Apa Komandan Erwin merencanakan sesuatu?" selidik Petra di tengah perjalanan, ia bertanya padamu yang menunggang kuda tepat di sebelahnya. Seharusnya kau bersama dengan Regu Pertahanan yang dipimpin Hanji di baris depan pada ekspedisi kali ini.
"Apa kau berniat untuk menjaga Eren? Kau pacar- aw!" Ouro menggigit lidahnya sendiri. Sudah menjadi kebiasaan baginya menggigit lidah seperti itu. Menurut apa yang dikatakan Petra kepadamu, Ouro memiliki teknik berbicara yang salah. Pria itu mencoba untuk meniru cara Levi berucap.
Kau menggeleng tak mengerti. Erwin tidak memberikanmu instruksi khusus saat memerintahkan dirimu untuk bergabung dengan tim yang diketuai oleh Levi. Kalau diberi sebuah kesempatan untuk menolak, tentu saja kau akan menolaknya detik itu juga.
Mengurangi kecepatan, kau menyamakan laju kudamu di samping kuda yang dikendarai oleh Eren. Pemuda itu tenggelam dalam pikirannya hingga tidak memperhatikan kehadiranmu.
Tak ingin menganggu, kau memilih untuk memikirkan soal mimpi aneh yang kau alami pagi ini. Merasa bahwa mimpimu memiliki arti dan tidak ingin melupakan bayangan samar pada mimpi tersebut, kau akhirnya memutuskan menuliskannya di dalam sebuah buku catatan. Mengambil sebuah buku dan sebatang pena, kau mulai menggoreskan kata pada lembaran kertas. Tidak sampai dalam semenit, tulisanmu akan rampung.
"(Nama)! Kau menulis sambil menunggang kuda?!" Gunter berteriak horor saat mendapati anggota baru dari Pasukan Pengintai sepertimu memegang pena di atas kuda yang melaju. Kau bahkan tidak memperhatikan keadaan yang ada di depanmu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Time Travel [Shingeki No Kyojin X Reader] DISCONTINUED :(
Fanfic[CERITANYA TIDAK DILANJUTKAN] (Nama), seorang gadis yang hidup sebagai kelinci percobaan. Atas perintah 'kakak'nya, dia melewati ruang dan waktu. Gadis itu masuk ke dalam cerita masa lalu dari sebuah buku. Ia bertugas untuk menyelesaikan masalah yan...