Asli aku mentok sama cerita ini, gak ada bedanya kayak dua tahun lalu. Karena ternyata SnK itu agak rumit. Apalagi setelah baca fanfiction tentang SnK di Wattpad, aku speechless. Cerita-cerita mereka jauh lebih padet dari yang kutulis ini, lebih ngalir gitu.
Aku merasa malu. Jadi kayaknya, aku akan nulis semampuku. See you and arigatou sudah nunggu 💙
⚔️⚔️⚔️
Satu hari telah berlalu sejak kekacauan di Distrik Stohess. Malam mulai menjelang, tetapi sialnya kau harus berlari sekuat tenaga menyusuri lorong gelap.
"Komandan!" kau memekik penuh kengerian sembari mendobrak pintu ruangan tempat di mana manusia cerdas itu mengadakan rapat bersama dengan Hanji.
"(Nama)? Ada apa?" Hanji menatapmu dengan heran, sementara Erwin masih membungkam mulut. "Bukankah seharusnya kau istirahat?"
"Mayor Mike!" teriakmu lagi seperti orang kesetanan, mengabaikan pertanyaan Hanji.
Selang satu detik, seorang Garrison bernama Touma menabrakmu, membuatmu terpental dari posisi semula. Dia tidak menyadari kehadiranmu karena isi kepalanya hanya dipenuhi dengan laporan darurat. "Komandan Erwin!" serunya sangat kencang. "Kabar buruk! Dinding Rose sudah ditembus!"
Matamu membeliak, memori yang merasuki pikiranmu seolah menemukan titik terang. Mike yang memimpin Regu 104 untuk melakukan ekspedisi, gugur akibat serangan Titan yang tiba-tiba berada di bagian selatan Dinding Rose. Kemungkinan besar dinding itu telah dihancurkan. Karena seharusnya, tidak ada Titan di dalam lingkup wilayah tersebut. Memori yang dibatasi oleh waktu, membuatmu tidak bisa melihat kejadiannya secara keseluruhan.
Roman muka Erwin berubah kaku, dia melirikmu yang berusaha untuk bangun. Gerik yang kau lakukan tidak menunjukkan seperti seorang pasien yang baru terjatuh dari tembok setinggi 50 kilometer. Namun kemudian tatapannya beralih pada Hanji. "Hanji, segera berikan instruksi pada pasukan untuk mempersiapkan ekspedisi susulan," komandonya.
Hanji mengisyaratkan Touma untuk membuntuti dirinya. Berdua di dalam ruangan dengan Erwin, dia memintamu untuk membuka perban yang melilit tubuh. Kau mematuhi, satu persatu kain pembungkus luka berwarna putih itu kau tanggalkan dari tangan dan kaki. Seperti yang Erwin duga, tidak ada lagi bekas luka. Pria itu mendekat, memperhatikan lapisan kulitmu yang tidak tergores luka satu pun. Pupilmu melebar sebagai respon, kau sama-sama terkejut.
"Bagaimana bisa?" gumam Erwin. Bermaksud untuk membuka kerah lehermu, gerakannya terurungkan tepat ketika Levi memasuki ruangan.
"Bisakah kalian pergi ke kamar jika ingin melakukan tindakan cabul?" Levi menghardik tanpa basa-basi. "Kuharap kalian tidak lupa bahwa saat ini Titan sedang menyantap makan malam," sarkas pria berdasi cravat putih itu, dia menatap dingin padamu dan Erwin secara bergantian.
"Maaf menyela Kopral Levi, tapi Titan tidak bergerak di malam hari jadi tidak mungkin dia memakan manusia," jelasmu yang mendapatkan sebuah decakan kesal dari bibir Levi.
"Sangat disayangkan, organ di dalam kepalamu tidak berkembang dengan baik," ketus pria dengan potongan undercut itu.
Erwin mengangkat tangannya, menghentikan niatmu untuk membalas sindiran. "Levi, apa kau bisa menangani masalah ini?" tanyanya, ada hal lain yang perlu komandan tersebut tuntaskan, hingga membuat dirinya harus menyerahkan kendali pasukan pada Levi dan Hanji.
"Kita tidak punya pilihan lain bukan? Mereka butuh bala bantuan," tanggap Levi.
Erwin mengangguk singkat, membenarkan ucapan dari manusia terkuat itu. "(Nama)," panggilnya padamu. "Malam ini juga kau ikut menjalankan misi. Sekarang bersiaplah," tegasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Time Travel [Shingeki No Kyojin X Reader] DISCONTINUED :(
Fanfic[CERITANYA TIDAK DILANJUTKAN] (Nama), seorang gadis yang hidup sebagai kelinci percobaan. Atas perintah 'kakak'nya, dia melewati ruang dan waktu. Gadis itu masuk ke dalam cerita masa lalu dari sebuah buku. Ia bertugas untuk menyelesaikan masalah yan...