Ingin rasanya aku loncat-loncatan di kasur ketika menerima sebuah pesan pendek dari Varrel.
Besok pagi jam 7 gue jemput lo di rumah. Dandan yang cantik, ya.
Kira-kira begitu lah isinya.
Aku teriak kegirangan di bawah bantal. Kali ini aku sudah tidak bisa menahannya lagi. Jadi aku mulai meloncat-loncat di atas kasur. Tak peduli jika nanti selimut ataupun bantal bertebaran di mana-mana. Pokoknya hari ini adalah hari bersejarah bagiku. Aku mungkin harus menandai hari ini di kalenderku. Hei, siapa sih yang tidak senang kalau gebetan ngajakin jalan? Semua pasti senang, termasuk aku.
Tiba-tiba dari arah pintu aku mendengar suara ketukan.
"Farah, kamu kenapa teriak-teriak?" Tanya Mamaku.
"Gak papa kok, Ma," jawabku sambil teriak.
"Bener?"
"Iya, Ma."
"Ya udah. Kamu jangan teriak-teriak lagi. Berisik tau," kata Mama.
"Iya."
Aku langsung turun dari kasur untuk mengambil hp-ku di nakas samping tempat tidur. Aku harus memberitahukan kabar gembira ini kepada Meila, sahabatku. Setelah menemukan kontak Meila, aku langsung menghubunginya. Baru dering ke tiga, suara Meila langsung terdengar.
"Halo?"
"Halo, Mei," kataku dengan semangat.
"Lo kenapa?"
"Lo harus tau SMS apa yang gue dapet tadi pagi."
"Apa?" Tanya Mei dengan nada penasaran.
"Gue dapet sms dari Varrel," ucapku kemudian aku melompat ke atas kasur.
"Oh ya? Isinya apa?"
"Gue diajakin jalan sama dia," jawabku heboh.
"Wah, kapan?"
"Besok. Lo dateng dong ke sini. Gue bingung milih baju, nih."
"Oke deh. Tiga puluh menit lagi gue nyampe."
"Oke. Dah."
"Dah."
Sambungan telepon pun terputus. Aku langsung melempar hp-ku ke kasur, kemudian teriak girang lagi. Aku sudah tak sabar untuk menunggu hari esok.
***
Jadi ini cerita pertamaku. Gak tau mau ngomong apa. Semoga suka:319/02/2017
KAMU SEDANG MEMBACA
One Day With You
Short StoryIni adalah kisah satu hariku yang dilalui bersama Varrel. Aku terus berada di sampingnya, di mana pun dan kapan pun. Hingga puncak keajaiban, aku terbang tinggi sampai langit ke tujuh. Di mana tidak akan ada satu orang pun yang bisa menurunkanku.