Sudah dua jam aku dan Varrel berada di mobil. Entah mau kemana kita pergi. Padahal aku sudah bertanya berkali-kali ke Varrel tapi tidak dijawab. Dia hanya bilang kalau ini rahasia. Aku hanya mengiyakan. Tapi tentu saja bukan berarti aku menyerah. Sifat keras kepalaku menentang jawaban Varrel yang tidak memuaskan.
"Rel, kita mau kemana?" Tanyaku untuk yang kedua belas ribu tiga ratus empat puluh lima kalinya.
"Rahasia," ucapnya dengan pandangan yang fokus ke jalanan.
"Ih, ayo dong kasih tau, ya," pintaku sambil menggoyangkan lengan kiri Varrel.
"Kalau gue kasih tau bukan rahasia namanya."
"Ya setidaknya lo itu ngasih petunjuk kek gitu," kataku.
"Pokoknya lo bakal suka sama tempat ini."
Aku melengos kecewa. Usahaku membujuk Varrel lagi-lagi gagal. Padahal aku lagi kepo maksimal. Ya kalau sudah begini aku cuman bisa nunggu Varrel aja.
Aku memalingkan mukaku ke arah jendela. Aku memperhatikan jalanan yang lumayan ramai. Dari tadi yang aku lihat hanya mobil atau motor yang berlalu lalang serta pepohonan yang rimbun di sisi mobil. Aku baru menyadari kalau sedari tadi mobil kita menjelajahi tanjakan dan turunan. Aku yakin sepertinya aku sedang ada di daerah pegunungan.
Atau tidak?
Aku tidak tahu. Jadi aku hanya bisa menunggu Varrel yang memberitahukannya.
***
Uhuk-uhuk.
Aku lagi sakit gaesz.
Tapi akhirnya update setelah sekian lama menunggu.Jangan lupa vomment ya:)
11/03/17
KAMU SEDANG MEMBACA
One Day With You
Short StoryIni adalah kisah satu hariku yang dilalui bersama Varrel. Aku terus berada di sampingnya, di mana pun dan kapan pun. Hingga puncak keajaiban, aku terbang tinggi sampai langit ke tujuh. Di mana tidak akan ada satu orang pun yang bisa menurunkanku.