a/n : CIE AKU DABEL APDET CIE, abaikan aj udh byE
Taeyong's POV
"astaga toilet toilet toilet" aku bangun dari kasurku dan hendak menuju toilet namun pemandangan pertamaku saat keluar kamar cukup membuatku mematung
"biasa saja makannya Winnie, aku tidak akan mencuri paketmu" ujar jaehyun sembari membersihkan bibir winwin dengan ibu jarinya, sejak kapan ia seperti itu pada winwin, halah halah jahe ini menyuri kesempatan dalam kesempitan rupanya
"ehm, kenapa kalian tidak tidur" aku berdehem mengganggu momen mereka
Jaehyun sedikit terkejut mendengar suaraku, winwinpun begitu
"eh hyung, kami sedang makan malam" jawab jaehyun seadanya, makan malam apanya, ini sudah pagi buta aku rasa. aku menghampiri mereka berdua dan ikut bergabung, rasa ingin pipisku hilang begitu saja setelah melihat kejadian yang membuatku mematung tadi
"lain kali jangan tidur berlebihan seperti tadi, akibatnya begini kan" ujarku pada winwin, namun ia bersikap acuh tak acuh padaku, ia hanya berkutat pada ayam gorengnya dan tidak merespon ucapanku barusan, kurang ajar bocah ini
"hyung kenapa tiba-tiba bangun?"
"aku tadi kebelet pipis, tapi tiba tiba aku jadi ingin makan juga" aku mengambil potongan ayam goreng milik winwin, namun jaehyun menepis tanganku pelan
"makan punyaku saja, winwin belum makan hyung" ujarnya, aku mendelik sebal, padahal aku sedang mencari perhatian winwin, karena ia tiba-tiba begitu aneh padaku, aku kan jadi penasaran ada apa dengan anak itu. Ia tidak menggubrisku sama sekali, ia hanya makan dan makan hingga ayam gorengnya habis, lalu ia meneguk colanya dan kembali ke kamar namun sebelumnya ia hanya mengucapkan terimakasih atas makanan nya pada jaehyun, memang sih jaehyun yang membelikannya makan, namun aku juga disini sebagai orang yang menemani mereka, apa aku tidak dianggap? Bocah itu benar benar aneh, aku tidak habis pikir kenapa aku yang diabaikan? Apa aku melakukan kesalahan padanya?
"winwin ah" winwin tidak menjawab panggilanku sama sekali
"kau marah padaku?"
"apa aku melakukan kesalahan padamu?"
"kau pms?"
"ah bodoh tidak mungkin, kau kenapa Winnie ah" tanyaku berkali kali tapi tetap saja ia tidak menjawab satupun pertanyaanku
Author's POV
Winwin risih mendengar berbagai pertanyaan dari taeyong, ia hendak keluar dari kamarnya tapi rencananya itu gagal begitu saja saat taeyong menarik tangannya dan manik mata tajamnya mengintimidasi mata mungil winwin
"apa hyung ada salah padamu?" Winwin menggeleng, menolak untuk berbicara dengan hyung nya itu
"lalu kenapa kau mengabaikanku?" winwin tetap bungkam
"sudah 5 hari Winnie ah" taeyong menghela nafasnya pelan, berusaha menahan emosinya, ia juga bingung kenapa hanya diabaikan winwin selama 5 hari bisa dengan cepat menyulut emosinya
Taeyong mempertahankan tatapan tajamnya pada winwin, namun winwin yang nyalinya sudah ciut hanya menatap lantai kamar harap-harap taeyong segera menyelesaikan sesi ini, ia sedang tidak beruntung karena jaehyun tidak ada disini, jadi taeyong pasti akan melakukan sesi ini dengan cukup lama, winwin tahu itu, winwin begitu tahu sifat taeyong, karena hanya dengan taeyong lah sehari-hari ia mencurahkan isi hatinya sehingga hampir setiap hari ia selalu bersama taeyong, taeyong adalah salah satu orang terdekatnya semenjak ia menetap di korea, ia merasa nyaman berada didekat taeyong, tetapi tidak untuk saat ini, ia tidak suka tatapan mengintimidasi taeyong, terlalu menakutkan pikirnya.
"aku akan terus menatapmu, hingga kau mulai bicara" ujar taeyong tegas, makin membuat ciut nyali seorang dong sicheng
"aku.. hanya sedang tidak ingin bicara dengan hyung saja" taeyong terkejut, ia tak pernah berpikir bahwa winwin bisa bicara seperti itu. ya bisalah dia kan juga manusia yong.
"kenapa begitu?"
Winwin diam, dalam bahasa cina saja ia tidak pandai membuat alasan, apalagi dalam bahasa korea
"hyung sedang jelek, jadi aku tidak mau berbicara dengan hyung" ucap winwin polos, ia tidak tahu harus mengucapkan alasan seperti apa lagi, taeyong terkejut untuk yang kedua kalinya
Taeyong's POV
"hyung sedang jelek, jadi aku tidak mau berbicara dengan hyung" aku terkejut mendengar ucapan winwin, apa benar aku sedang jelek? Makanya ia tidak mau berbicara denganku, baru saja aku ingin bertanya lagi, namun ia pergi meninggalkanku begitu saja, sial, apa iya aku jelek?
Donghyuk sedang sibuk mengerjakan PR sekolahnya, namun dengan enaknya seorang Lee Taeyong mengusik pekerjaan sang maknae
"hyung ngapain sih, aku sibuk" teriak donghyuk kesal karena sedari tadi taeyong membaca tulisan nya terus menerus tanpa henti, hingga rasanya telinga donghyuk akan mengalami gangguan jika taeyong meneruskan acara membaca tulisannya
Taeyong menatap donghyuk datar, lalu ia menekuk wajahnya kesal "huh sibuk saja dengan pr mu itu" ucap taeyong lalu pergi meninggalkan donghyuk yang menatap kepergiannya aneh 'gila' pikir donghyuk
"aduh untung pedangnya tidak bisa dipegang, jadi ahjussi itu tidak perlu mati cepat cepat" oceh yuta sembari menonton siaran kesukaannya,namun kedamaian menonton film nya itu diganggu oleh taeyong yang dengan tiba tiba menindih tubuh yuta
"YAK BODOH KAU NGAPAIN" pekik yuta mendapati tubuhnya jadi sakit sakit akibat tindihan taeyong barusan, setelah itu taeyong menatap wajah yuta dengan menunjukkan deretan giginya alias nyengir
"apa aku terlihat manis?" Tanya taeyong, yuta memutar bola matanya kesal
"manis pantatmu, kau terlihat menjijikan seperti itu" ucap yuta pedas yang membuat taeyong meninju lengan nya kencang lalu pergi meninggalkannya yang mengaduh kesakitan
Taeyong bingung, taeyong galau, taeyong gegana -gelisah galau merana- hanya karena winwin bilang ia jelek. Apa winwin sungguh sungguh saat berbicara tadi? Atau hanya alasannya semata? Taeyong tidak bisa berpikir yang lainnya karena winwin sudah sangat memenuhi pikirannya hingga sesak, taeyong itu tidak akan seperti ini jika bukan karena winwin mengabaikannya
TBC
a/n : vomments ya bpk ibu