Song in mulmed : Kagamine Rin & Len - Mistletoe ~ Tamashii no Yadorigi / Mistletoe ~ Soul of The Mistletoe
*Lagunya memang kurang sinkron dengan judul novel ini. Tapi Putri suka dengan makna dan arti lagunya. Ada nuansa dan feelnya cocok banget dengan prolog Velverian Legacy.
Kalau mau tau lagu-lagu yang bagi Putri recommended untuk membaca novel Putri yang bertema fantasy, silakan liat playlist channel di akun youtube hitoshizuku x yama. ^^
============================
Saat itu, semuanya masih berjalan seperti biasa. Dia masih merasakan kehangatan dari keluarganya yang selalu melindungi dan menjaganya. Saat itu dia masih melihat indahnya dunia. Dia masih bisa mendengar suara-suara alam yang selalu didengarnya bersama saudara-saudaranya. Semua orang di sekelilingnya yang tidak pernah meninggalkannya.
Rasanya tidak ada yang lebih baik dari kehidupannya yang sekarang, dan dia selalu berdoa agar kedamaian seperti ini tidak akan pernah hilang.
Namun itu hanya harapan belaka.
Tiba-tiba saja pandangannya dipenuhi warna merah, jingga, dan bau yang sangat tidak disukainya. Semuanya juga berubah, tidak ada suara-suara alam yang selalu didengarnya dan digantikan jeritan dan teriakan kesakitan.
Dia ingin semua ini berhenti. Dia ingin bersembunyi di belakang punggung ibunya, namun tidak sempat melakukannya karena ibunya sudah pergi jauh meninggalkannya. Kemudian, tahu-tahu saja dia sudah berada di sini, menatap segala sesuatu di dekatnya dalam tidurnya. Tidur yang panjang...
"Suatu hari nanti kamu akan terbangun, sayang. Akan ada seseorang yang menjagamu menggantikan kami setelah kamu terbangun. Jangan khawatir, dia akan selalu di dekatmu, apa pun yang terjadi... percayalah pada kami. Kami mencintaimu, Mia."
***
"Ketika saatnya tiba, seorang yang terpilih akan datang dan membawa cahaya kembali ke negeri ini. Orang itu akan muncul ketika waktunya tiba, dan itu adalah di mana semua makhluk di dunia ini dipersatukan kembali oleh satu tujuan."
Setidaknya itulah yang dikatakan nenek tua yang selalu datang ke tempatnya dan menceritakan legenda turun-temurun yang diwariskan keluarganya.
Fernant tidak pernah tahu ada satu rahasia lagi dari legenda yang selalu diceritakan nenek itu padanya. Dia tidak akan pernah tahu, kalau saja dia tidak menjelajahi hutan ini. Hutan lebat yang sering disebut orang-orang sebagai Hutan Kenangan ini sudah ada sejak ratusan tahun lalu dan dianggap keramat oleh orang-orang sekitar. Konon semua pohon yang tumbuh di hutan tersebut adalah pohon yang ditanam oleh sepasang kekasih yang mengharapkan hubungan mereka terus berjalan dengan damai dan sampai maut memisahkan. Mereka juga menanam sebuah time capsule atau kotak berisikan barang-barang atau sesuatu yang menjadi kenang-kenangan bagi mereka agar bisa mereka gali dan lihat lagi ketika mereka tua.
Hal yang dianggap Fernant cukup konyol karena takdir sebuah hubungan terletak dari niat yang ada pada diri mereka masing-masing.
Tujuan Fernant menjelajahi Hutan Kenangan pun sebenarnya karena dia sedang kabur dari pelajaran yang seharusnya diikutinya. Saat itu Fernant benar-benar tidak berselera untuk belajar dan dia memilih Hutan Kenangan sebagai tempat melarikan diri karena hanya hutan itu saja yang dekat dengan pondok peristirahatannya yang terletak cukup jauh dari mansion tempatnya tinggal sekarang.
Fernant tersenyum lebar ketika para pengawal yang ditugaskan untuk mengawasinya kalang-kabut karena tidak bisa menemukannya yang sedang bersembunyi di atas pohon.
Salahkan diri kalian sendiri karena terlalu bodoh mencari di sana. kata Fernant dalam hati, lalu melompat dari satu dahan pohon ke dahan lainnya. Dia sudah sangat terlatih dalam latihan fisik sehingga melompat dari pohon ke pohon seperti sekarang bukanlah hal sulit baginya.
Fernant melompati satu dahan pohon lagi dan merasakan kakinya menginjak dahan yang licin terkena embun. Pemuda itu kehilangan keseimbangan dan jatuh diatas rerumputan yang ada di bawah pohon.
Tapi, bukannya mengaduh kesakitan, Fernant malah tertawa. Dia tertawa keras dan memandang langit pagi yang tertutupi oleh rimbunnya daun pohon di sekitarnya.
"Huft..." Fernant menghembuskan nafas dan memejamkan mata.
"Anginnya benar-benar enak. Aku yakin aku akan tertidur di sini-"
Tolong...
"Eh?"
Fernant membuka matanya dan terduduk tegak mendengar sebuah suara. Tapi dia tidak melihat siapa pun di sekitarnya. Lalu dari mana asal suara tadi?
Tolong... suara itu lagi-lagi terdengar, dan kali ini Fernant bisa mendengar kalau suara itu bernada lembut. Mirip seperti suara perempuan.
"Dari mana asal suara itu?" gumamnya sambil berdiri. "Aku yakin tadi aku mendengar suara..."
Aku di sini... tolong...
Fernant menoleh ke sebelah kanannya dan melihat cahaya kebiruan datang dari sana. Cahaya biru itu tampak tidak asing baginya, dan dengan rasa penasaran, Fernant mengikuti asal cahaya tersebut.
Cahaya kebiruan itu menuntunnya ke sebuah menara yang dirambati oleh tanaman ivy yang tumbuh lebat. Fernant menatap menara itu dengan terpana, bukan hanya karena banyaknya tanaman rambat yang menandakan menara itu sudah lama tidak pernah dikunjungi, tapi juga karena menara tersebut juga mengeluarkan cahaya berwarna biru yang bersinar lemah. Dikelilingi oleh bunga-bunga berwarna biru yang menguarkan aroma manis seperti vanilla dan juga mawar, menara tersebut seakan berasal dari dunia lain saja di mata Fernant.
"Cahaya biru itu ternyata berasal dari sini." kata Fernant, "Tapi tempat ini seperti tidak dihuni dan dirawat..."
Tolong... aku di sini...
"Suara itu lagi!"
Fernant berjalan menuju pintu masuk menara tersebut dan terkejut dengan hawa dingin yang begitu menusuk menerpa kulit tangannya yang tidak tertutupi lengan baju kemejanya. Hawa dingin itu menyelimuti setiap benda yang ada di dalam menara. Baik lukisan, sofa putih yang terletak di samping pintu masuk menara, dan...
Fernant mendongak menatap tangga yang mengarah ke lantai atas. Tangga tersebut dibuat melingkar dan tampak tidak ada ujungnya sepanjang penglihatannya.
Sekali lagi, didorong rasa penasaran-dan perasaan lain yang mengatakan kalau ada sesuatu yang akan mengubah hidupnya di tempat ini-Fernant menaiki tangga tersebut dan berjalan menuruti instingnya.
Kakinya berhenti di sebuah pintu ganda besar yang terletak di lantai paling atas menara tersebut. Dari tempatnya berdiri sekarang, dia bisa merasakan hembusan angin dingin dan aroma musim semi di saat bersamaan padahal pintu di hadapannya ini tertutup rapat.
"Apa... di balik pintu ini?"
Tangannya terulur memegang kenop pintu yang ada di hadpaannya dan merasakan rasa dingin yang amat sangat menyentuh kulitnya. Dengan perlahan, dia membuka pintu tersebut dan terkejut melihat apa yang ada di baliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Velverian Legacy Book One ~ The Cintrollier [End]
FantasyMia Vanaro bisa dibilang sempurna. Otaknya cerdas, mampu menguasai sihir level tinggi, cantik, dan berasal dari keturunan keluarga bangsawan Vanaro, keluarga yang paling dekat dengan keluarga Kerajaan Azzaleneth, Velveria, yang kini sudah punah dan...