Hari ini adalah hari pertamaku sekolah disekolah baru setelah aku bangun dari ketepurukan yang takkan ada habisnya.
Aku berjalan sepanjang koridor yang sepi. Aku berjalan menuju kursi taman sambil menunggu murid berdatangan. Aku tak henti-henti melirik jam tangan yang begitu lamanya ini.
"Betapa bosannya sekarang." batinku.
Aku berniat untuk membuka hpku yang hampir tak pernah ku sentuh semenjak hari dimana bajingan kecil itu menelponku berulang kali bahkan aku mematikan hpku untuk menghindarinya toh dia udah bahagia juga kenapa mencari aku? Apa penting? Engakkan?!
Setelah menit demi menit aku telan hingga beberapa murid mulai berkeliara disekitar taman dan koridor. Aku menghampiri salah satu gadis berambut sebahu menggunakan kacamata tebal yang sedang membaca buku pelajaran. Dia menoleh kearahku saat aku menghampirinya.
"Lo sangat peka ya?" Ceplosku membuat gadis dihadapanku itu kebingungan.
"Apa?" Tanyanya pelan.
"Eh enggak. Sorry nih gue numpang tanya ruangan tu dimana ya?"
"Kamu anak baru?" Aku mengangguk pelan dan dia menutup bukunya lalu mengantarku keruangan tu.
"Ini ruangan tu, kalau begitu aku kekelas dulu ya." Perempuan rambut sebahu itu menghilang daru pelinghatanku.
Aku mengetuk pintu ruangan tu dan mulai masuk kedalam. Salah satu guru tu bu Riski menyuruhku duduk dihadapan dirinya.
"Kamu pindahan dari SMA Angkasa?" aku mengangguk pelan.
Bu Riski membuka salah satu lacunya dan mengeluarkan surat yang telah bersampul amplop berwarna putih.
"Kamu kelas 11-IPA-3 dan saya juga minta tolong berikan surat ini kepada Demian Azhar Klacrio."
Setelah menerima surat itu aku langsung menuju kelasku yang sudah diberi tau oleh bu Riski.
Aku mulai berjalan kembali menyusuri koridor yang mulai sepi. Aku mengikuti arahan dari bu Riski yang mengatakan bahwa aku harus mengatar surat ini dilantai 2 lalu ke lantai 3 ke kelasku.
Sesampai disana aku melihat seorang perempuan berambut sebahu tadi keluar dari kelas 12-IPA-2 seraya membuang sampah ditempat sampah.
Aku berjalan cepat sebelum perempuan itu masuk lagi kedalam kelasnya.
"Heii!" Teriakku dari jauh.
Perempuan berambut sebahu itu menoleh. "Gue?" Dia memutar kebelakang memastikan tak ada orang dibelakangnya.
Aku menekuk lutut ngos-ngosan "Iya, kakak."
Kulihat perempuan itu mengerutkan dahinya seperti berpikir keras.
"Lo cewek yang tadikan?"
aku menggeleng cepat. "Iya."
"Kenapa cari gue?"
Aku berdiri sejajar menghadap wajah putih bersihnya itu tanpa berkedip.
"Hellaww."
Aku tersentak kaget saat dia membunyikan jarinya dimuka ku. "Eh-iya bak eh kakak--"
"Panggil Amel aja." Potongnya memperkenalkan namanya.
"Hehehe iya kakak Amel. Ini saya mau kasi ini ke Demi--Demii apa yaa?"
"Maksud lo Demian?" Celetuknya.
Aku mengangguk yakin lalu aku memberi surat dari bu Riski. "Tolong sampaikan ya kak."
Kakak Amel mengambil surat itu lalu aku pamit menuju kelas baruku.
"Saya duluan ya kak, udah telat."
Kakak Amel mengangguk pelan lalu aku berlari sepanjang koridor menuju kelasku.
Author Pov
"Yan, ada surat nih buat lo." Demian berdesis pelan saat Amel datang menganggu konsentrasinya saat mengerjakan soal mtk.
"Mmhhmmm."balasnya tanpa mengalihkan pandangannya dari buku kotak kecilnya yang telah ia coret dengan aneka rumus.
"Lo tau gak, yang anterin lo surat tadi cantik lohh."
"Mmmghmmmm."
"Lo gak mau tanya gitu, siapa atau bagaimana rupanya?" Demian agak sedikit kesal akibat mulut Amel yang rempong saat membicarakan tentang perempuan dihadapannya. Amel tau bahwa Demian agak sensitif dengan berbau percintaan atau perempuan.
"Bisa gak diem? Lo gak liat gue lagi ngerjain tugas? Oh iya, mau dia jelek atau gimana kek itu gak penting buat gue." Amel hanya terkekeh pelan. Ia sudah terbiasa dengan amukan atau kata pedas dari Demian tapi itu tak membuatnya kapok dalam menggoda Demian.
"Sok bat lo Yan, awas aja lo suka." Amel berjalan menuju mejanya disamping Demian. Demian hanya menggeleng acuh tak acuh lalu melanjutkan tugasnya yang terhenti.
----

KAMU SEDANG MEMBACA
Langkah Yang Terbayang
Teen FictionAku dahulu adalah orang terbahagia didunia; mempunyai kekayaan, mempunyai kedua orang tuanya lengkap dan mempunyai pacar romantis. Entah mengapa Tuhan merenggut semuanya hanya dalam hitungan detik dan mengubah hidupku yang berwarna cerah menjadi gel...