1. First

121 13 3
                                    

Happy reading!


"Ahh sial! Gara-gara harus nungguin Ka James jadi main kejar-kejaran begini sama guru." Ucap Alveenia.
Gadis bernama lengkap Alveenia Cana atau lebih sering dipanggil Alven oleh kedua orangtuanya tersebut harus rela main kejar-kejaran dengan sang guru gara-gara dirinya telat masuk sekolah.

Sebenarnya Alveenia sudah rapih dari jam 6 pagi, akan tetapi kakaknya yang Extra Super lama tersebut membuat dirinya jadi telat. Bagaimana tidak Kakaknya yang bernama lengkap James Aviel atau yang biasa dipanggil dengan sebutan siput oleh Alven dirumah dengan santainya bangun pukul 6 dan mandi dengan sangat lamanya sampai setengah jam, sedangkan gerbang sekolah Alveenia ditutup pukul 06.40, serta jarak antara rumah sampai sekolah Alveenia memakan waktu kurang lebih 15 menit itupun jika dirinya sedang beruntung tidak ada macet.

Sebenarnya Alven sudah ingin berangkat sendiri akan tetapi mama-Nya tidak mengizinkan katanya 'biar lebih aman saja kamu dianter Kakak kamu'.
'Alasan klasik' batin Alven, sudah sejak SMP Alven selalu diberikan alasan klasik seperti itu jika ingin berangkat sendiri atau menggunakan angkutan umum. Akhirnya dengan extra sabar Alven menunggu kakaknya hingga selesai mandi. Tidak heran memang jika Alven memanggil kakaknya dengan sebutan siput karena memang kelakuannya yang mirip siput, yaitu sama-sama lama! Alven saja yang notabene wanita mandi tidak selama kakaknya tersebut. Apa yang dilakukan kakanya mandi hingga memakan waktu hampir setengah jam tersebut. Tidak salah memang jika lulur atau masker muka Alven cepat habis.

***
Carmeline atau yang biasa disapa Carmel oleh teman-temannya baru keluar dari toilet. Carmel yang melihat aksi kejar-kejaran tersebut berniat menolong. Dengan cepat ia menarik tangan murid perempuan yang sedang dikejar tersebut dan membawanya ke gudang sekolah.

"Ehh, mau apa lo bawa gue kesini?" Ucap Alven saat dirinya sampai ditempat yang dirinya sendiri tidak tahu. Tapi dengan keadaan ruangan yang berantakan, debu dimana-mana sudah pasti bisa ditebak ini gudang sekolah. Dengan segala pikiran yang berkecamuk diotaknya Alven bersiap-siap untuk berteriak, takut-takut perempuan yang membawanya kesini tadi hendak menganiaya dirinya.
"TO..hmfttt." Belum sempat Alven melanjutkan kalimatnya mulutnya sudah ditutup lebih dahulu dengan tangan perempuan yang tadi menariknya.

"Lo bisa diem ga sih? Gue cuman mau nolongin lo dari guru BP tadi. Lo tau ga dia itu guru BP tergalak di sekolah ini, kalo lo sampai ngelakuin kesalahan sedikit aja ya Finish udah. Tapi kalo lo gak mau gue tolongin ya gampang gue tinggal teriak kalo lo ada disini. End." Ucap Carmel.

Alven yang mendengar bahwa guru yang tadi mengejarnya adalah guru BP segera mengurungkan niatnya untuk berteriak. Berurusan dengan guru BP GALAK adalah salah satu hal yang dihindari Alven selama ini, apalagi jika guru tersebut killer sudah selesailah hidup Alven.

"Jadi gimana masih mau teriak?" Tanya perempuan bernama Carmeline Elona yang Alven ketahui dari name tag nya.

Alven segera menggelengkan kepalanya.

"Bagus, sekarang kita ke belakang lemari itu buat ngumpet."

"Ngapain ngumpet lagi? Bukannya disini udah gak keliatan?"

"Kalo lo mau ketauan sih Gapapa, gue cuman nyaranin lo sebaiknya ngumpet karena guru BP itu bakalan masuk kesini."

Alven hanya mengikuti kata perempuan itu tadi. Dan benar saja tidak lama kemudian guru yang tadi mengejar Alven masuk kesini. Keadaan menjadi hening seketika dan ketika guru tersebut tidak menemukan dirinya guru itu langsung keluar. Alven langsung bernapas lega ketika mengetahui guru tersebut telah pergi.

A Tired HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang