*4*

25 6 2
                                    

"Tapi Carmel harus tahu hal ini ka.."

"Enggak sekarang Hel, bukan saatnya sekarang Carmel tau tentang mamanya."

"Tapi sampai kapan ka Gerald? Carmel sekarang sudah besar. Dia sudah SMA ka astaga! Dia bahkan tidak tahu kalau mamanya masih hidup."
Gerald tahu jika Helen adiknya sudah memanggilnya dengan namanya itu tandanya adiknya sudah sangat marah padanya.

Brukkk

Terdengar suara benda jatuh, Helen dan Gerald langsung menoleh kearah sumber suara melihat siapa yang sudah mendengar percakapan mereka.

Disana...
Tepat dimana benda itu terjatuh, Gerald melihat Carmel anaknya melihat kerahnya dengan tatapan 'kenapa?'.

"Stopp.."
Belum sempat Gerald sampai ke tempatnya, Carmel telah lebih dulu memberhentikan langkahnya.

"Please stop Dad!" Ulang Carmel lagi dengan nada yang lebih tinggi.

"Daddy tahu apa yang aku mau selama ini? Aku cuman mau ketemu mama! Tapi apa? Selama ini Daddy tega bohongin aku. Mama masih hidup Dad! Demi Tuhan Dad, mama masih hidup dan Daddy tetap tidak memberitahu aku yang sebenarnya?"

Gerald sungguh tidak tega melihat wajah putrinya saat ini, ingin rasanya dirinya memeluk tubuh putrinya yang sangat ia sayangi itu.

"Kamu tidak akan mengerti sayang."

"Apa yang tidak bisa aku mengerti Dad? Oh, aku mengerti sekarang. Aku mengerti bahwa Daddy adalah Daddy terjahat yang pernah aku tahu."

"Tidak. Bukan seperti itu Carmel.."
Tapi apa daya? Nasi sudah menjadi bubur. Carmel, putrinya tetap tidak akan mendengarkan penjelasannya.

'Kamu akan tahu suatu saat nanti Carmel putriku.' Ucap Gerald dalam hati.

A Tired HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang