Yang Terpilih (2)

745 89 22
                                    

Jimin berjalan sembari meniupi jempolnya, sesekali mulutnya itu mengucapkan umpatan-umpatan dalam gumaman, mungkin kalau Suga hyung mendengarnya, ia bakal dapat tabokan.

"Ciatt! Ciattt! Hiyaaa!! Kagebunshin No Jutsu!!"

Jimin menoleh dengan wajah luar biasa jengkel. Taehyung berada di atas kasur di kamarnya, ia memegang komik di tangan kirinya sementara tangan kanannya sibuk gaya-gayaan. Mulutnya mengucapkan jurus-jurus dengan bonus ludah bercipratan kemana-mana.

Kemudian Taehyung meletakkan komiknya di kasur, kemudian ia berdiri. Dengan sok-sokannya, ia mengikuti segel-segel tangan di Naruto.

"Hiyyaaaa!! Yoii! Jagooo!" Seru Taehyung ribut sekali setelah ia mampu mengikuti segel tangan dari komik yang ia baca. Ia bahkan nge-dab ria di atas kasur.

"Hei! Bego kau!" Seru Jimin di sela-sela tawanya. Jimin terbahak hingga berguling di lantai melihat Taehyung.

"Ck! Menganggu saja! Dasar menyebalkan!" Seru Taehyung dengan wajah merah, tentu saja ia malu.

"Huh!"

Taehyung melenggang keluar dari kamarnya sekaligus kamar Jimin dan JHope. Jimin yang masih memegangi perutnya masuk ke dalam kamar.

Ia memungut komik yang di baca Taehyung. Jimin mencibir sembari melihat-lihat isinya.

"Cih dasar bocah itu, sok-sokan meniru Naruto. Gegayaan sepertimu sih aku juga bisa dasar Alien!" Gumam Jimin. Ia membuka-buka komik tersebut sampai jemarinya menemukan sebuah halaman berisi segel tangan untuk mengeluarkan sebuah jurus.

"Ku-chi-yo-se? Memanggil hewan?"

Jimin menatap jemarinya yang masih mengeluarkan darah, ia nyengir lebar. Tangannya meniru segel tangan di dalam komik, kemudian dengan asal ia menempelkan telapak tangannya ke lantai.

Sret!

Boff!!

"Huaaaa! Shit!"

Jimin menjerit keras sembari melempar tubuhnya ke ujung kasur. Seekor monyet besar baru saja muncul di hadapannya.

"M-monyet! M-monyet!" Jerit Jimin. Selepas tangannya menyentuh lantai, sebuah tanda berwarna hitam muncul di lantai dan melebar. Jimin terus memperhatikannya sampai sebuah monyet muncul tiba-tiba.

"Aku muncul karena kau meng kuchiyose ku bodoh!" Si monyet mendelik padanya.

"DIA BICARAAA!!" Jerit Jimin semakin keras. Tubuhnya bergetar hebat, ia menutup matanya dengan bantal, tangannya masih terus bergetar ketakutan. Ia yakin yang tadi hanya ilusinya, ya hanya ilusi. Seusai menenangkan diri, Jimin menurunkan bantal dari wajahnya.

"Huuaa! Dia masih disana!" Jimin menjerit pelan. Namun setelahnya, ia menurunkan kembali bantalnya. Ia sudah cukup tenang.

"Jadi kau? Kawanku itu mempercayakan segalanya padamu,"

"K-kawanmu a-apa? Percaya apa?"

"Kau belum tahu? Yahh kau akan tahu. Kau akan membutuhkanku,"

"B-bicaralah yang jelas!"

"Kemampuanmu bagus juga. Kau bisa mengkuchiyose ku dalam sekali coba,"

"..... huaaa aku mau membaca lagi komikku,"

Langkah kaki Taehyung terdengar semakin dekat di sertai dengan suaranya.

"C-cepat menghilang! Pergi cepat pergi!" Jimin berbisik dengan panik kepada si monyet. Dalam kebulan asap, monyet itu menghilang tepat sebelum Taehyung melangkahkan kakinya ke dalam kamar.

Konoha's Warriors (BTS X Naruto Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang