BAB IV (Terasa Aneh)

574 31 4
                                    

Vee menatap handphone yang beberapa saat lalu ia gunakan untuk
menghubungi Arez. Jantungnya masih berdegub kencang tak
menyangka aksi nekatnya untuk menghubungi Arez berhasil ia
lakukan. Kedua kaki Vee yang menjuntai dari ranjang hingga lantai
ia gerakkan seirama untuk melampiaskan rasa gugup yang tak
kunjung hilang meskipun sambungan teleponnya sudah berakhir.

“Jadi, gue beneran pacaran sama Arez kan? Tadi dia ngomong serius
pacaran sama gue. Gak bo'ong kok,” Gumam Vee pada dirinya
sendiri. Kini Vee membalikkan posisi tubuhnya yang awalnya
telentang diatas ranjang ia ubah menjadi tengkurap.

Sudut bibirnya sedari tadi terangkat, binar matanya berpijar terang.

“Aaaggghhh... Mamaaaaa aku beneran punya cowok cakeeeeepppp
tapi brondong.”

Vee berteriak histeris, sambil terkikik membayangkan wajah tampan
Arez. Tiba-tiba Vee mendapat ide, tangannya ia gerakkan
mengambil handphone yang tadi ia letakkan sembarangan.

Layar handphone Vee kini menunjukkan laman pencarian sosial
media yang kini sudah di gunakan oleh banyak orang.

Tangannya
mengetikkan nama L Farezy. Menunggu pencarian yang terasa begitu lama padahal baru beberapa detik lalu Vee menyentuh tombol
search.

“Hasil tidak ditemukan,” Vee menyerukan kalimat yang keluar
ketika hasil pencarian itu selesai dilakukan. Vee tak putus asa
jarinya kini menyentuh layar handphone sambil memikirkan kira-
kira nama apa yang akan digunakan Arez untuk sosial medianya.

Farezy, Arez, Arez cakep, Arez cool, Arez so sweet, L ganteng,
Arez imut, L menawan, Arez garang, Arez Biduan.

“Aggghh, lo pakek nama apa sih Rez di sosial media lo. Susah
banget gue nyari dari nama asli lo sampek nama alay macem remaja
jaman sekarang nggak nongol juga.”

Vee menggaruk rambutnya frustasi memikirkan berbagai nama yang
sudah keluar dari ranah normal. Tapi Vee tak kunjung patah
semangat. Jangan pernah remehkan kemampuan perempuan menjadi
mata-mata laki-laki yang dia suka. Agen FBI mungkin bisa kalah
dengan kemampuan mereka.
Arez punya Vee, Arez cinta Vee, Farezy suami Vee.

“Hahahaha...Ngaco. Kepala gue udah nggak beres. Nggak mungkin
Arez yang nyeremin gitu pakek username aneh bin alay macem
pikiran gue.”
Vee menyerah, ia memutuskan untuk keluar dari aplikasi yang
sedari tadi dia otak-atik. Manik matanya melihat jam digital di
handphone yang sudah menunjukkan pukul 22:20. Waktunya Vee
tidur.

„Ting‟
Nada pesan masuk membuat Vee membuka matanya yang mulai
terpejam.

Arez :Malem

‘Ting’

Arez : Cepet tidur

Vee membaca pelan pesan tak terduga dari Arez. Selama 3 Hari
statusnya sebagai pacar Arez, ini merupakan pesan pertama yang
dikirimkan Arez. Memang bukan pesan romantis seperti pasangan
kekasih sewajarnya yang setiap malam mengirim pesan semacam
Met bobok cantik ya, mimpiin aku. Tapi, tetap saja hal ini membuat
balon-balon dihati Vee meletup bahagia.

==3==

Hari ini, hari rabu. Seragam batik yang biasa digunakan Vee setiap
rabu kini berganti dengan baju olahraga karena di semester baru ini
jam pelajaran olahraga di jadwalkan setiap rabu.

Baru tiga kali Vee bersama teman sekelasnya memutari lapangan.
Tapi, tenaga Vee rasanya sudah terserap habis.

“Gue capek, istirahat di bangku sana yok fel,” Ajak Vee pada Feli
sambil menunjuk bangku kosong yang terletak tepat dibawah pohon
rindang. Setelah melihat kondisi lapangan yang terbebas dari
pantauan guru olahraganya Vee segera melarikan diri.

Wrong NumberWhere stories live. Discover now