/1/ Cafe in The Middle of Winter [i]

34 1 0
                                    

Musim dingin tempat dimana saat itulah kisah cintaku dimulai.

Kisah cintaku yang terasa seperti di drama-drama yang ada di tv.

Mungkin jika kau saat itu tidak disana menemuiku,

Aku tak pernah merasakan kisah cinta yang sebenarnya,

Caramel macchiato ini akan terus terasa pahit.

Terima kasih mau menerimaku apa adanya.

---------------------------------------------------

Aku berjalan dengan semangat menuju kafe favoritku.

Kubuka pintu tersebut dan memasuki kafe tersebut.

Kulihat ke sekitar sambil mencari kursi kosong.

Namun, kali ini aku tak sendirian

Aku mengajak orang yang selama ini aku sukai

Orang itu bernama Park Jimin.

Hari ini aku akan menyatakan perasaanku yang sebenarnya padanya.

"Jadi, ada apa y/n? Tumben kau mengajakku kesini." ujarnya bosan.

"Aku ingin ngomong sesuatu pada Jim," kataku malu-malu.

Dia menghela nafasnya pelan.

"Katakanlah,"

Aku menarik nafasku dan berusaha agar tidak gugup.

"A-aku menyukaimu s-sejak lama Jimin, maukah kau jadi pacarku?"

Dia menatapku sebentar.

"Huft, kau mengajakku kesini hanya untuk itu? Aku hanya menghabiskan waktuku berada disini." dia berdiri dan berjalan menuju tempatku.

"Apa kau buta? Bercerminlah," ucapnya tepat di sampingku.

Mataku terbelalak.

Aku menunduk.

Kutahan air mataku.

Dia pun berjalan keluar kafe.

Aku menatap caramel macchiato hangat yang tersaji di depan mataku.

Aku menyesapnya pelan.

Rasa manis itu berubah menjadi rasa pahit.

Aku menatap keluar jendela.

Salju turun dengan indahnya.

Kulihat beberapa pasangan dengan senang bermain salju diluar.

Air mulai menggenang di mataku

Kubiarkan kini butiran tersebut jatuh dari mataku.

Apa aku seburuk itu?

Seingatku dari kecil semua orang berkata bahwa aku buruk rupa.

Tapi, apakah cinta butuh tampilan yang indah?

Kugigit bibirku.

Penghangat ruangan tidak memperbaik suasana sama sekali.

Caramel macchiato yang awalnya manis, rasanya berubah menjadi pahit.

Tiba-tiba saja, kue coklat di letakkan di hadapanku.

Aku melihat ke orang yang menaruhnya.

"Maaf, tapi saya tidak memesan kue ini." tolak ku pelan.

"Ah, tidak. Aku tadi melihatmu dan tidak sengaja mendengar perbincangan kalian. Jadi, aku bawakan saja kue ini." ujar pelayan itu lembut.

Hit game 🌌 +bangtanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang