Pekenalan

390 16 6
                                    

  Aila menjejakkan kakinya di depan pintu gerbang sekolah barunya yaitu SMA BINTANG TENGAH, Bandung. Sekolahnya indah dan bersinar seperti bintang, dan terletak di tengah-tengah Kota Bandung seperti namanya.
  Kemarin ayahnya telah mengurus kepindahannya di SMA BINTANG TENGAH. Jadi, sekarang dia hanya perlu pergi ke kelasnya, kelas X IPS-1 dan dia diantar oleh Bu Rima, guru yg akan mengajar dikelasnya.
 
  Sesampainya Aila dikelasnya, Bu Rima menyuruhnya untuk memperkenalkan diri. Dg gugup, Aila memperkenalkan dirinya.
  "Assalamu'alaikum, perkenalkan namaku Aisha Ailani Arka. Kalian boleh memanggilku Aila. Aku pindahan dari SMA MAYORA."
 
  "Waalaikumsalam." jawab yg lain.

  "Risya, Aila akan duduk denganmu. Ayo silahkan Aila." Ucap Bu Rima.

"Terimakasih Bu".

  "Aila, sini." Ucap Risya sambil menepuk kursi kosong disebelahnya.

  "Ya, terimakasih Risya." Balasnya sambil tersenyum.
 
Pelajaran pun dimulai dengan hikmat. Tak terasa bel istirahat berbunyi. Risya mengajak Aila menuju kantin yg ternyata sudah penuh di awal istirahat. Risya lalu membawa Aila menuju kursi yg kebetulan sekali sedang kosong.
 
"Aila, kamu tunggu disini ya aku mau pesan makanan dulu. Oh ya, kamu mau pesan apa?"
 
  "Aku ikut aja deh, kan kasian kalau kamu bawa semuanya Sya."
 
  "Gak papa. Kamu disini aja. Kalau kamu ikut, meja kita ini bisa ditempati orang lain. Ayo kamu mau pesan apa, ntar keburu habis."
 
  "Hm yaudah deh. Aku pesan mie ayam dan air putih saja. Kamu yakin gak kerepotan?"
 
  "Nggk Ai. Yaudah aku kesana dulu."
 
  Butuh waktu sekitar 15 menit bagi Risya untuk mendapatkan pesanannya dikarenakan kantin yang ramai. Setelah mendapatkan pesanannya, Risya langsung menuju mejanya dan Aila.
 
  "Nih." Ucapnya sambil menyodorkan semangkuk mie ayam beserta air putih ke Aila. Sementara itu dia membeli semangkuk bakso dan es teh. "Ayo dimakan Ai." Risya sudah terbiasa memanggil Aila dengan Ai, dan Aila tidak keberatan dengan itu. Risya itu orangnya cantik, sangat cerewet tapi hatinya sangat baik. Sementara Aila orangnya manis, baik tapi agak cuek. Dan Aila juga sudah terbiasa memanggil Risya dengan Sya.

  "Terimakasih Sya."

  "Sama sama. Eh Ai ayo cepat dihabiskan jangan bengong mulu, bentar lagi masuk lho. Nanti kalau telat gimana? Kita bisa dihukum." ucap Risya panjang lebar
 
  "Ambil nafas dulu Sya. Ia ini udah mau selesai." Aila berkata sambil tertawa kecil. "Selesai. Ayo."
 
  "Ko' malah ketawa sih Ai? Gak ada yg lucu tauk." Yah ngambek tuh si Risya.

   "Risya jangan ngambek dong. Kan Aila cuma bercanda. Eh Sya ayo cepet kita kekelas. Bentar lagi masuk."
 
  "Oh ia aku lupa Sya. Ayo cepet." Setelah berkata demikian, Risya langsung menarik, eh lebih tepatnya menyeret Aila menuju kelasnya. Tubuh Risya memang lebih tinggi dan besar dari pada tubuh mungil Aila yg hanya sebatas dagunya.
 
  Bel berbunyi nyaring tatkala mereka duduk dikursi masing masing. Mereka ber-huft lega karna tidak terlambat sampai kekelas. Pasalnya murid yg terlambat sampai kekelas biasanya akan dihukum oleh guru pengajar yg bertugas. Seperti push-up, lari keliling lapangan, dan banyak lagi.
 
  Tiba saatnya untuk pulang. Anak anak berhambur keluar dari kelas mereka masing masing. Begitu pula dengan Aila dan Risya. Tepat setelah keluar dari pintu, tak sengaja Aila menabrak seorang cowok yg dia ingat teman sekelasnya -tapi dia tidak tahu namanya- sehingga membuat buku yg dipegang cowok itu terjatuh di lantai.
 
  "Oh, maaf ya aku tidak sengaja. Sungguh." Ucap Aila tulus
 
  "Hm." Gumam cowok itu. Setelah merapikan bukunya cowok itu langsung pergi.

  Tapi Aila kembali meminta "Maaf." Ujarnya setengah berteriak.
  "Ya." balas cowok itu singkat.
 
  "Risya, dia siapa ya? Dia teman kelas kita kan? Aku tidak tahu namanya."

  "Dia itu most wanted di BINTANG TENGAH, sekolah kita. Dia murid kesayangan guru guru disini karena kepintarannya yg gak ketulungan. Dia juga di juluki iceboy karena sifatnya yg sangat dingin. Dia kalau ngomong irit banget. Kalau dia ngomong lebih dari 10 kata, atau dia sampai ketawa, berarti itu ajaib. Dia, Rizaldi Adrian atau biasa dipanggil Aldi."

  "Sampai segitunya ya.. Eh Sya, aku duluan ya udah dijemput sama Ayah. Kamu mau ikut gak?"

  "Enggak Ai makasih, biasanya aku juga dijemput sama Ayah. Aku nunggu Ayah aja deh."

  "Yaudah duluan ya Sha. Assalamu'alaikum."

  "Waalaikumsalam Ai."

  Aila menghampiri Ayahnya yg menjemputnya dengan mobil lalu mencium punggung tangan Ayahnya dan masuk ke mobil yg berwarna silver itu. Keluarga Aila memang tergolong kaya. Ayahnya merupakan seorang pemilik perusahaan besar di Bali dan Bandung. Itulah mengapa Aila dan keluarganya harus meninggalkan Bali dan pindah ke Bandung karena tuntutan pekerjaan Ayahnya. Setelah menempuh jarak 15 menit, Aila dan Ayahnya sampai dirumah.

  Selain memiliki Ayah dan Bunda, Aila juga memiliki Kakak laki laki bernama Hauzan Arhab Nabil dan seorang adik perempuan bernama Alula Farzana Ayunindya

  Dirumah Aila biasa dipanggil Aish. Sedangkan disekolah dia dikenal sebagai Aila. Setelah mencium punggung tangan Bundanya, Aish langsung mandi lalu berpakaian. Kemudian Aish turun untuk makan siang. Ketika Aish melewati kamar adik perempuannya yaitu Farza, dia masuk untuk membangunkan adiknya itu. Karna pada jam segini, biasanya Farza masih tidur. Sementara kamar di sebelah kamar Farza masih kosong karna penghuninya saat ini sedang kuliah. Ya dia Hauzan kakak Aish.

  Setelah membangunkan Farza, Aila turun untuk makan. Tak lama kemudian, Farza turun dg menggunakan gamis warna kuning gading dg jilbab senada. Sementara Aila mengenakan gamis warna hijau muda dg jilbab berwarna hijau tua. Keluarga mereka memang menjunjung tinggi cara berpakaian.
  Mereka pun menghabiskan makanan mereka dalam diam.

***Bersambung***

Ini cerita pertamaku
Kritik, saran, masukan aku terima
Typo bertebaran
26 Jan 2017
-Mufida-

Aisha Ailani ArkaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang