Risya sampai ke sekolah pagi pagi sekali. Karena dia tau, bahwa Aldi pasti sudah sampai. Dia ingin segera bertemu dengan Aldi. Tadi malam, dia tidak bisa tidur karena selalu memikirkan Aldi. Hatinya benar benar terpaku pada wajah Aldi. Wajah tegas tapi memancarkan cahaya kelembutan.
Risya sudah sampai di kelasnya. Dia melewati pintu, kemudian tersenyum saat melihat Aldi ada disana.
"Hai Aldi." Entah ada apa dengan Risya. Sekarang dia tidak menggunakan Assalamu'alaikum sebagai salam melainkan Hai, atau Halo.
"Hm." Begitulah jawaban Aldi. Kini, dia sedang memainkan handphonenya. Sementara Devo yang duduk di sebelahnya sibuk dengan buku pelajaran ditangannya.
Aku benar. Risya memang menyukai Aldi. Batin Devo.
Risya kemudian duduk dibangkunya lalu mengeluarkan buku pelajaran untuk menutupi rasa gugupnya. Tapi matanya sesekali mencuri pandang ke arah Aldi.
Saat Risya sedang melirik Aldi, Devo juga menatapnya. Tatapan mereka bertemu. Devo menatap tajam pada Risya seolah mengatakan Kenapa kau selalu melirik Aldi?
Risya buru-buru mengalihkan perhatiannya dari Devo ke buku pelajaran yang sedang dipegangnya.
Risya melirik jam tangannya, masih jam 06.35. Lima menit lagi Aila datang. Rasanya, ingin sekali aku mengatakan pada Aila bahwa aku menyukai Aldi. Ya, aku menyukai Aldi. Suka, perasaan yang tumbuh dihatiku beberapa hari terakhir. Dan itu hanya untuk Aldi seorang.---
Dua puluh menit berlalu. Kelas sudah ramai, tapi Aila belum juga datang. Risya cemas, bagaimana kalau Aila gak masuk? Hari ini ulangan Bahasa Inggris, dan aku sama sekali belum belajar. Aku pikir karena Aila pasti membantuku. Lagi pula aku harus menceritakan semuanya pada Aila. Semuanya, tentang aku yang menyukai Aldi. Aku gak bisa lagi memendam semuanya sendiri.
"Assalamu'alaikum."
Aila mengucapkan salam dengan napas terengah-engah. Pasalnya, hari ini Aila bangun kesiangan. Untung saja dia sedang udzur. Setelah menemani Risya ke mall dan makan siang bersamanya, Aldi dan Devo kemarin, Aila pergi ke rumah tantenya karena disana ada syukuran 40 hari kelahiran adik sepupunya, Ilham Rizami. Keluarga kecil Aila pergi kesana kecuali Kak Hauzan tentunya. Karna dia sedang kuliah.
Aila segera duduk dibangkunya."Ai, aku mau bicara sama kamu. Sebenarnya aku- "
"Sebentar Risya, aku mau minum dulu, oke, bentar aja."
Aila segera meneguk air dari botol air yang selalu dibawanya ke sekolah. Setelah Aila minum, dia merasa jauh lebih baik.
"Apa yang mau kamu bicarain Sya?""Aku, em, aku, boleh gak duduk dibangku kamu Ai?"
"Duduk dibangku aku? Emangnya kenapa sama bangku kamu Sya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Aisha Ailani Arka
Teen FictionAisha Ailani Arka, Cewek Cantik Berbudi Luhur Dan Berprilaku Baik Jatuh Cinta Pada Seorang Pangeran Es Yg Tak Mudah Untuk Mencairkannya. Dia Rizaldi Adrian.