WHAT IS IT LIKE TO MARRY YOUR BEST FRIEND?

3.1K 103 2
                                    


Lily menikah dengan Linus atas dasar cinta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lily menikah dengan Linus atas dasar cinta. Cinta yang merekatkan mereka selama bertahun-tahun, bahkan sejak mereka bayi. Kedua orangtua mereka bersahabat, rumah mereka berdekatan, dan juga mereka membangun usaha bersama. Tidak butuh banyak usaha untuk mereka saling mengenal, lalu jatuh cinta. Barangkali mereka hanya membutuhkan waktu untuk mengubah brother-sister-zoned, menjadi sepasang kekasih, lalu naik tingkat sebagai suami-istri.

Menjelang pernikahan, Lily disibukkan dengan mengurus banyak hal seputar persiapan pesta pernikahannya. Tentang gaun, gedung, resepsi, dan lain sebagainya. Lily lupa kalau ada banyak hal yang jauh lebih penting dari itu. Pernikahan bukanlah sekadar pesta. Pernikahan itu penyatuan dua manusia. Baik pola pikirnya, impian, ambisi, dan kehidupan yang akan mereka bawa setelah menikah.

Bisa dibilang, kehidupan mereka bahagia, Lily bekerja sebagai seorang programer, dan Linus, yang memiliki prestasi cemerlang dalam pekerjaannya di bidang industri lokomotif. Kehidupan awal pernikahan mereka pun menyenangkan. Mereka sering bepergian ke tempat-tempat baru, menonton sepak bola kegemaran Linus, dan banyak yang mereka lalui berdua. Namun, ada satu titik di mana keegoisan keduanya bersinggungan. Ada prinsip yang tidak bisa ditolerir oleh keduanya. Dan pada titik inilah awal mula menuju kehancuran yang lebih besar dari hubungan pernikahan mereka.

Lily hamil. Dan kehamilan itu tidak diinginkan oleh Linus. Linus tidak mau memiliki anak dulu sebelum dia merasa sanggup untuk menstabilkan perekonomian keluarganya. Namun, naluri menjadi seorang ibu tidak bisa begitu saja diindahkan oleh Lily. Lily menyabotase program penundaan kehamilannya, dan inilah yang membuat Linus murka. Semua orang yang mendengar kabar ini merasa bahagia, kecuali Linus, sang ayah dari jabang bayi yang dikandung Lily.

Tidak hanya sampai di situ saja, bahkan ketika lahir pun, Linus masih membekukan hatinya, tidak menerima kehadiran Leyna, anak perempuan mereka. Linus hanya memenuhi kebutuhan finansial Lily dan Leyna belaka, kebutuhan emosional mereka sama sekali tidak mendapat perhatiannya. Sampai suatu ketika, anak mereka itu tidak berumur panjang. Leyna yang masih bayi meninggal dunia.

Tidak ada lagi yang bisa dipertahankan Lily di sini. Karena, di setiap tempat dan setiap saat, Lily selalu teringat dengan anaknya, dan perlakuan dingin suaminya sendiri. Akhirnya, Lily kembali ke Indonesia, kembali pada orangtuanya. Di Indonesia, tekanan demi tekanan pun masih saja menghampiri, mengingat orangtua mereka bersahabat. Tidak ada yang menginginkan mereka berpisah. Tidak ada yang mengamini perceraian. Namun, bukankah hidup harus tetap berjalan? Lantas, bagaimana dengan nasib bahtera pernikahan mereka yang sebentar lagi karam? Sanggupkah Lily memaafkan Linus atas perlakuannya dulu? Atau apakah Linus mampu mengambil hati Lily kembali untuk menerima permohonan maaf dan penyesalannya itu?

 Namun, bukankah hidup harus tetap berjalan? Lantas, bagaimana dengan nasib bahtera pernikahan mereka yang sebentar lagi karam? Sanggupkah Lily memaafkan Linus atas perlakuannya dulu? Atau apakah Linus mampu mengambil hati Lily kembali untuk mener...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Membaca novel-novel seputar pernikahan itu rasanya..., bittersweet. Manis tapi getir, getir tetapi manis, apalagi bagi yang belum menikah seperti saya. Banyak orang yang mendorong untuk segera menikah, menceritakan betapa indahnya dunia setelah pernikahan. Mengayuh perahu berdua, lebih baik daripada sendirian. Ya, banyak hal. Hanya saja, terkadang euforia mengusung kampanye indahnya pernikahan tersebut lupa untuk dibarengi dengan sekelumit kisah tentang banyak hal yang bisa menggoyangkan pernikahan. Dan dalam hal ini, tak hanya ketidaksetiaan yang bisa membombardir perahu bernama pernikahan yang sedang berlayar tersebut. #nisasudahikutanseminarpranikah #yhaBisa dibilang, saya mengalami blending yang cukup parah saat membaca ini. Dalam artian bagus, tentu saja, karena berarti penulis mampu menyampaikan maksud dan emosinya yang diterima dengan baik oleh pembaca. Hahaha, mungkin faktor umur, dan juga konflik yang didera oleh tokohnya begitu relatedengan kehidupan nyata.Ada yang bilang, orang yang bisa melukaimu begitu dalam adalah justru orang yang mencintaimu begitu dalam pula. Membaca novel ini, membuat saya banyak berpikir. Berpikir dalam artian bagus lho ya, karena menambah pengalaman emosional dalam mengelola suatu konflik. Penulis membawa karakternya begitu real. Emosi dan konflik batin yang terangkai benar-benar seolah nyata. Jadinya, cerita ini benar-benar mengalir. Saya benar-benar merasakan bagaimana kesal dan murkanya Lily pada Linus. Namun, di lain sisi saya juga bisa membaca isi kepala Linus saat menghadapi masalah dari sudut pandangnya. Perkembangan karakter dalam novel ini berjalan beriringan dengan sebab-akibat yang pada akhirnya membuat pembaca paham dengan sikap mereka.Untuk alurnya sendiri, disampaikan dengan pola maju-mundur, namun tidak membingungkan. Seperti sedang mengupas bawang, lapisan demi lapisannya memberikan pemahaman secara utuh. Secara keseluruhan, saya menyukai novel ini! Apalagi penulis menyampaikan background pekerjaan tokohnya dengan baik pula sehingga tampak nyata. Dan yang saya suka adalah..., ketika penulis mengandaikan kondisi rumah tangga tokohnya dengan hukum-hukum fisika.

, ketika penulis mengandaikan kondisi rumah tangga tokohnya dengan hukum-hukum fisika

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Secara keseluruhan, saya suka dengan novel ini, meskipun di awal sempat terjadi kebingungan dengan banyaknya tokoh sampingan di dalam ceritanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Secara keseluruhan, saya suka dengan novel ini, meskipun di awal sempat terjadi kebingungan dengan banyaknya tokoh sampingan di dalam ceritanya. (Bayangkan saja, kakak Lily ada dua, kakak Linus satu. Mereka muncul dengan pasangannya.) Terlepas dari itu, saya masih menyematkan novel ini dengan bintang empat yang artinya: bagus sekali. Kalau kalian mengira novel ini serius banget, nyatanya tidak. Saya bahkan ketawa ngakak waktu membaca obrolan Lily dengan Nina, temannya, tentang "bobok-bobok lucu". Astaga =))

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 26, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Le Marriage: WHEN LOVE IS NOT ENOUGHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang