[2] - Emosi Pagi Hari

46 3 0
                                    

"Gue nggak nyangka kita bakal disambut. Terharu gue," ucap Dini saat dia berjalan melewati pintu kelas sambil melepas topinya.

"Sayangnya gue nggak merasa begitu tuh," balas Tara seraya duduk di bangkunya.

Dini duduk di sebelah Tara. Lalu memiringkan tubuhnya menghadap ke arah Tara. "Ih lo gimana sih. Nggak liat apa yang nyambut kita tuh kakak Osis ganteng tingkat meteor. Masa iya sih capek gue langsung hilang seketika," ucap Dini begitu antusias mengingat wajah kakak kelasnya yang--menurutnya--cogan.

"Kumat deh si kerikil angkot. Udah deh kantin kuy, pengap di sini. Aus nih tenggorokan gue kering."

"Traktir ya, Ra," ucap Dini sambil menaik-turunkan alisnya.

"Iya air putih." Tara lantas menyeret lengan Dini menuju kantin. Tidak peduli temannya itu meneriaki namanya. Karena dia sudah sangat haus setelah berdiri di lapangan.

Saat sampai di kantin, Tara langsung membeli air putih. Dan Dini membeli roti yang ditengahnya terdapat sosis dan keju.

"Duduk mana, Din? Penuh semua nih," ucap Tara sambil menyelipkan rambut ke daun telinganya.

Dini tampak berfikir dan mengedarkan pandangannya. "Aha! Ikut gue!"

Dini menyeret lengan Tara ke sebuah bangku yang telah diisi oleh seorang gadis.

"Hai," ucap Dini kepada gadis itu.

Gadis itu mendongak, lantas tersenyum. "Eh, hai. Duduk sini aja gue sendirian kok."

Ternyata gadis itu adalah gadis jaket yang menyelamatkan Tara dari kejadian konyol nan memalukan waktu itu.

Tara dan Dini tersenyum dan duduk di seberang gadis itu.

"Oiya gue Tara. Waktu itu belum sempet kenalan, hehehe," ucap Tara sambil mengulurkan tangannya.

"Alma. Seneng bisa ketemu lagi," balasnya sambil menerima uluran tangan Tara.

Oh, jadi nama cewek itu Alma.

"Gue Dini," ucap Dini memperkenalkan diri sambil mengulurkan tangannya juga.

"Alma," balasnya sambil tersenyum dan menerima uluran tangan Dini.

"Makasih banget ya lo udah nolongin gue waktu itu. Kalau nggak ada lo, mungkin gue udah mati ditempat. Malu banget astagaaa. Mana banyak orang lagi. Tapi ya sumpah, itu gue dikerjain," ucap Tara kepada Alma dengan antusias karena perasaannya yang campur aduk membayangkan lagi kejadian itu.

"Iya sama-sama santai aja," balas Alma.

"Oiya, Ra. Gue lupa nanyain. Orangtua lo tau masalah ini?" tanya Dini.

Tara menenggak minumnya sampai setengah botol. "Enggak. Mereka nggak tau. Kalau tau nih ya, bisa-bisa gue di pindahin ke sekolah lain," jawabnya.

"Yahh jangan dong. Gue kan baru aja kenal lo, masak udah di tinggal pergi aja. Nggak asik lo," ucap Alma yang diangguki oleh Dini.

"Yee dua bangkai dengerin dong kalo gue ngomong. Gue juga nggak mau kali pindah sekolah. Mangkanya gue nggak bilang," ucap Tara sambil menatap dua insan itu kesal.

"Hahaha iya-iya, bercanda doang kali," balas Dini sambil mencolek dagu Tara.

***

"Akhirnyaaa... perut dah kenyang," ucap Gaga sambil mengusap-usap perutnya setelah melenyapkan dua porsi bakso.

Ozan diam sambil menatap layar ponselnya. Kemudian mengetikkan sesuatu disana. Sedangkan Gasta menyeruput minumannya. Lalu menatap dua sahabatnya itu secara bergantian. "Gue tadi ngeliat cewe kemaren pas di lapangan," ucapnya secara tiba-tiba.

OZARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang