"Duhh sori bangett udah lama nggak update ini cerita cucok guehh~ Kitah semoahh udhah di kelas 12-"
Plak!
"Elo ya! Loe bilang apa hah?! Kalo kena UU hak cipta disleding sama Seto nii-chan nanti loe!!"
Ehem.
Sorry, Author udah lama nggak update ini cerita abal-abal. Alasannya ialah tiada lain dan tiada bukan karena Author bosan-
Pletak!
"Dasar author gadungan! Ditampol baru tau rasa loe!"
"Suka-suka gue dong! Wong iki sing ceritane gue!"
Tung!
"Sok make Basa Jawa! Koe sing ora ngerti wes ra usah ngomong jawa!"
Dan di kepala author ada gundukan pangkat dua hari itu.
***
Sambil megangin kepala gue yang masih pangkat dua, gue ngeliat ke sekitar gue.
Sunyi.
Di depan mereka sebuah LKS terbuka, dengan tangan sesekali mencoret pilihan yang tertera.
Yap. Benar sekali kawan-kawan. Kami lagi ngerjain tugas yang seharusnya dikerjakan minggu lalu.
Dengan Ibunda tercuintah kithah, Ibunda Lilis KurKur Ayam (panggil saja Mawar).
Untungnya gue anak Otaku yang otomatis harus bisa nonton anime sambil baca sub Inggris ketika nggak ada sub Indo udah selesai dari jaman 1928 (Iya, disamping Pak Mage Rudi Supra-X yang lagi main trombon).
Temen-temen gue, however..
Mereka..
"Psst, oy jawaban oy!"
"Helep! Cuyy helep!!"
"Request Backup!"Kelas gue silent, emang.
Tapi grup Lain kelas ribut. Dan seakan nggak sadar kalo kami lagi main hape, Ibunda Lilis masih dengan mata elang natapin LKS.
Dikit lagi itu buku kebakar kena sinar laser dari mata ibunya.
"Lain!"
Dan seketika 31 pasang mata beralih ke arah hape Amah yang dalam kesialan berbunyi kayak toa ditengah-tengah lapangan waktu upacara.
Ibu Lilis natap Amah dengan tatapan petugas satpol PP waktu ketemu anak balapan liar di jalan.
Amah langsung membalas serangan, ngeluarin jurus Mata Loli yang sumpah bikin gue mau ngarungin dia ((Author: *nelpon* Moshi Moshi keisatsu desu ka? //Dasar vvibu bau bawang *pletakk)).
Tapi jurus ini nggak berfungsi buat But Lilis, sayangnya. "Apa itu?? Kok kamu main hape dalam kelas hah?!"
Njirr, ngegas dia.
Gue jadi kasian sama Amah yang ditatapin tajam sama Bu Lilis kayak predator mau nangkep mangsanya (Dan temen-temen gue yang langsung nyembunyiin hape di tas masing-masing).
***
"Panas tjuy.."
Udah jam tiga lewat lima menit do waktu sore, dan nggak ada tanda-tanda Bapak Hadi Yang Galau-
((Hati woii hatii //*dipastikan bahwa Author sedang galau))
-mau berhenti ngejelasin tentang Gerak Parabola.
Gue nengok ke kiri, ke kiri, ke kiri, ke kiri dan ke ka-
Ngaku deh, kalian ngebacanya pasti sambil nyanyi senam Gema Fa Mi Re 😂
Gue nengok ke sekitar. Kayaknya serangan Fisika beruntun Bapak Hadi yang berlangsung selama 2 jam 25 menit sukses menumbangkan temen-temen gue.
Walaupun mereka sebenarnya udah tumbang sebelum detik pertama.
Gue jujur salut banget sama Ryca dan gerombolan murid kursi depan yang mantengin penjelasan Bapak Hadi dengan penuh khidmat-
"Aah, tidur aja lah."
Oke, Fifah tumbang.
"Eh, ada chat masuk. Balas dulu deh."
Ryca tumbang.
Gue ngeliat ke arah kerumunan Arlene. Ternyata mereka ngegosip.
Oke, gue tau sekarang kenapa nilai angkatan IPA semuanya terjun payung.
Entah kenapa, seakan karma ((akabane //*lemparkesumur)) hinggap di otak Bapak Hadi, beliau tiba-tiba berbalik ke arah para murid dengan senyum kayak jarum (kecil namun berbahaya.. hiyy.. seremm).
"Jeki, jawab soal Nomor 23."
First Blood.
"Novia, kerjakan soal Nomor 24."
Double kill.
"Dhiya, Ipu, Ariana, Nomor 25 sampai 28."
Penta kill.
Unstoppable!!
Sumpah, berasa main Legenda Mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anak S. L. B
HumorAssalamu'alaikum!! Rumah Bubungan tinggi lihatan (Rumah Bubungan Tinggi terlihat) Rasa masuk buhan Bangsawan (Rasa seperti orang Bangsawan) Ini pang kisah ulun tulis akan (Inilah kisah saya tuliskan) Mudahan tahibur pian barataan! (Semoga Anda semua...