Bab 1 Pertemuan

10.7K 246 1
                                    

" Jodoh itu adalah seseorang yang datang dalam hidupmu tanpa kamu sadari sebelumnya. Terkadang jodoh kita adalah orang yang tidak pernah kita duga sebelumnya "

Revalia pov

Hari senin itu hari paling sial buatku, gimana nggak sial coba disaat aku harus bangun kesiangan dan mama tiba-tiba nyuruh aku ke restoran favoritnya cuma buat pesenin cumi asam manis. Hello cumi ?? Aku harus rela telat ke kantor cuma buat beli cumi. Astaga mama untung aku anak yang baik.

Karna aku buru-buru tiba-tiba, aku nggak sengaja nabrak seseorang. Pas aq liat Oh my God! Dia ganteng bangeett ! Hidungnya mancung, matanya tajam, bibirnya Oh God bibirnya merah bangett ! Peluk boleh nggak sihh !!

" udah mandanginnya ? " ucap cowok itu lalu berjalan pergi meninggalkan Reva.

Oh my God itu manusia apa kulkas sih dingin amat ! Minta maaf kek, Tanya apa gitu, dasar kulkas berjalan !!! Kok ada sih manusia kayak gitu. Dulu ibunya ngidam apaan sih nyebelin. Umpat Reva dalam hati.

********

Sampe kantor keadaan ku udah bisa di bilang mengenaskan. Dengan rambut acak-acakan dan baju yang udah gak berbentuk karna aku harus naik ojek online biar nggak kejebak macet di jalan. Akhirnya terpaksa aku harus ke kamar mandi buat benerin penampilanku.

" hai Rev kenapa lo tumben telat ?" sapa Karin sahabat Reva.

" biasa nyokab minta cumi asam manis lagi jadi yaaa gue harus kesana dulu " jawab Reva.

" tapi muka lo kok kayak sebel gitu kenapa ? " tanya Karin penasaran setelah melihat muka sahabatnya yang kusut.

" gue tadi di tabrakan sama cowok yang dinginnya ngelebihin kulkas tau ngak sih. Udh nabrak gak minta maaf main pergi-pergi aja tanpa dosa. Dia kira gue apaan ? Nyamuk !" jawab Reva dengan penuh emosi.

" sabar Rev mungkin dia buru-buru. Oh iya ganteng nggak ? " tanya inun sedikit penasaran.

" ganteng sih, tapi dingin bgt! Ah udh gue mau kerja dulu. Byee Karin" ucap Reva lalu berjalan pergi dari toilet menuju ke ruang kerjanya.

Revano pov

Hari ini kebetulan ada meeting dengan client dari Singapura. Kebetulan kami sepakat untuk meeting di restoran yang cukup dekat dengan kantorku.

Saat aku masuk ke dalam restoran itu tiba-tiba ada seorang wanita yang menabrakku. Yaa menurutku dia cukup cantik. Dengan rambut panjang terurai, bulu mata lentik, dan bibir mungilnya. Dia memandangku cukup lama saat itu. Untuk sesaat aku juga terpesona dengannya. Tapi karna aku menjaga egoku sebagai laki-laki maka aku menegurnya.

" udah mandanginnya ?" lalu aku berjalan meninggalkannya yang masih terpaku disana. Aku sempat melihat semburat merah di pipinya. Itu membuatnya semakin cantik menurutku.

*********

Sekitar 2 jam kami membahas program kerja dengan pihak Singapura dan akhirnya kami sepakat untuk bekerja sama.
Saat aku ingin keluar dari restoran itu aku kembali melihatnya. Dia bersama temannya. Dia memilih tempat duduk yang tidak jauh dariku. Aku bisa melihatnya dengan jelas walau aku tau dia tidak bisa melihatku karna posisiku yang tehalang oleh segerombolan karyawan yang juga sedang makan siang disini.

Entah kenapa aku suka melihatnya, melihat dia tersenyum dan tertawa membuatku tidak bisa berhenti memandangnya. Menurutku dia gadis yang cantik dengan kesederhanaan nya aku bisa melihat kecantikan dalam dirinya. Aku akui dia tidak secantik pacarku yang merupakan seorang model dan pewaris tunggal perusahaan ayahnya. Tapi entah kenapa gadis itu membuatku penasaran dan ingin bersamanya. Tapi segera ku tepis semua fikiranku tentangnya.

Sudah cukup Clarisa saja yang meracuni otakku dan membuatku terluka. Cukup aku mempermalukan diriku, mengemis cinta pada seorang wanita. Wanita hanya menginginkan laki-laki sebagai sebuah barang yang di banggakan di depan teman-temanya.

Aku berdiri dan lekas meninggalkan restoran ini sebelum wanita itu semakin mempengaruhi fikiranku. Aku berharap aku akan segera bisa melupakannya.

*******

Karena jarak restoran dan kantor papa cukup dekat maka, dalam waktu setengah jam aku telah berada di kantor papa.

" Pah, aku udah selesai meeting dengan pihak Singapura dan kami sepakat buat kerjasama dengan mereka " ucap Revan saat masuk ke ruangan ayahnya.

" Terimakasih karna kamu udah mau bantu papa buat ngelola perusahaan ini Rev " ucap ayah Revan yang telah hafal dengan sifat anaknya yang akan langsung to the point saat berbicara.

" sama-sama pah. Tapi, ini bukan berarti Revan mau gantiin papa jadi CEO di perusahaan ini. Revan lebih tertarik untuk mengembangkan hotel Revan " jawab Revan yang tau bahwa papanya masih berharap bahwa dia mau menggantikan posisi papanya sebagai CEO di perusahaan keluarganya ini.

" Iya. Papa tau kalo kamu nggak akan pernah ngerubah keputusan yang sudah kamu pilih itu. Papa selalu mendukung keputusananak-anak papa asal hal itu positif " ucap ayah Revan dengan tersenyum. Walau sebenarnya dia sangat menaruh harapan kepada anak pertamanya itu.

" ya udah pah Revan pamit mau ke hotel dulu " ucap Revan lalu pergi meninggalkan perusahaan ayahnya.

My Arrogant HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang