Bab 3 Perkenalan

7K 174 2
                                    

" Hanya cinta yang mampu menyembuhkan luka, walau luka itu tak kasat mata namun kehadiran cinta yang baru mampu menyembuhkan dalamnya luka itu "

Revalia pov

Hari minggu ini aku berjanji pada mama dan tante Marisa untuk bertemu dengan anak tante Marisa. Jujur dalam hati ku, aku cemas. Entah kenapa sejak semalam mata ku tidak dapat terpejam dan jantung ku berdetak tak seperti biasanya.

Pagi ini, aku telah berada di sebuah kafe seafood di daerah jakarta utara. Tante Marisa bilang jika anaknya akan datang sekitar jam 9.

Saat lonceng di pintu berbunyi, aku melihat seseorang masuk ke dalam kafe dengan ciri-ciri yang sama seperti yang tante Marisa katakan. Saat mata kami bertemu, aku terkejut. Laki-laki itu, dia adalah laki-laki yang aku tabrak beberapa minggu yang lalu. Mengapa dia ada disini ? Atau mungkin, dia adalah anak tante Marisa ? Jantungku entah kenapa berdetak lebih kencang saat dia mulai melangkah menuju meja yang ku tempati.

Author pov

" Kamu Revalia ? " tanya seorang laki-laki yang berdiri di depan meja Reva dengan tatapan dinginnya.

" I-iya aku Revalia " ucap Reva gugup. Dia masih tidak menyangka bahwa laki-laki di depannya adalah anak laki-laki tante Marisa.

" Boleh saya duduk ? " tanya laki-laki itu masih dengan wajah datarnya.

" Em Boleh silahkan " ucap Reva.

" Saya Revano " ucap laki-laki yang bernama Revan itu sambil mengulurkan tangannya.

" Kamu anak Tante Marisa ? " ucap Reva sambil membalas jabatan tangan Revan.

" Iya " jawab Revan singkat.

" Em mau pesan apa ? Biar aku pesenin sekalian " ucap Revalia yang berusaha ramah walau sebenarnya dia kurang menyukai sikap dingin dan cuek dari Revan.

" Terserah kamu " ucap Revan lalu sibuk dengan handphonenya.

Sudah setengah jam mereka duduk berdua di kafe itu. Tapi belum ada satupun dari mereka yang memulai pembicaraan lagi.

" Kamu tau kenapa bunda meminta saya menemui mu disini ? " tanya Revan setelah menghabiskan makanannya.

" Setahuku Tante Marisa menyuruhku menemui mu karena Tante Marisa ingin kita saling mengenal sebelum kita menikah " ucap Revalia sambil menundukkan kepalanya. Dia tidak berani menatap wajah laki-laki yang ada di hadapannya saat ini.

Revan yang mendengar hal itupun terkejut. Dia tidak menyangka bagaimana mungkin Bundanya bisa berfikiran untuk menikahkan dia dengan wanita yang ada di depannya saat ini. Revan akui bahwa dia cukup cantik. Tapi, mereka baru bertemu dua kali. Itupun dengan pertemuan pertama yang tidak disengaja.

Revalia yang melihat ekspresi terkejut di wajah Revan mulai ragu. Reva juga mengakui bahwa Revan adalah sosok laki-laki dambaan semua wanita. Seorang pemilik hotel ternama dan anak pertama dari pemilik perusahaan properti yang sudah sangat terkenal di Indonesia. Revan juga mempunyai wajah yang tampan dan tubuh yang atletis. Dan sebagai seorang wanita Revalia tentu sangat tertarik pada sosok Revan.

" Dan kamu setuju dengan rencana bunda itu ? " ucap Revan memecah lamunan Revalia.

" Aku nggak punya pilihan lain. Aku ingin Mama bahagia. Aku anak Mama satu-satunya dan mungkin ini adalah satu-satunya cara agar aku bisa bikin Mama bahagia " ucap Revalia dengan mata yang mulai berkaca-kaca.

" Jadi kamu terima semua ini ? Perjodohan konyol ini ? " ucap Revan dengan rahang yang mulai mengeras dan tangannya yang sudah terkepal kuat menahan amarahnya.

" Iya aku akan terima perjodohan ini. Aku tau bahwa ini sama seperti mempertaruhkan masa depanku. Tapi demi melihat kebahagiaan di wajah orang tua ku aku rela. Kamu nggak tau gimana bahagianya Mama waktu ketemu sama Tante Marisa. Kamu nggak tau gimana kerinduan yang udah terpendam bertahun-tahun di antara mereka " ucap Revalia yang sudah mulai menangis di hadapan Revan. Dia juga tidak tau mengapa dirinya bisa selemah itu di hadapan Revan. Biasanya Revalia bisa memutupi semua kesedihannya di hadapan siapapun termasuk orang tuanya. Tapi, entah kenapa semua terasa berbeda saat berhadapan dengan Revan.

" Apa udah nggak ada cara lain ? Saya tidak mungkin mempertaruhkan masa depan saya hanya demi perjodohan konyol seperti ini " ucap Revan mulai frustasi. Dia memijat pangkal hidungnya perlahan untuk sedikit mengurangi sakit di kepalanaya akibat emosinya yang meluap tadi.

" Revan maafin aku. Aku tau ini sulit buat kamu. Jujur aku juga bingung. Kita belum saling mengenal satu sama lain. Dan dengan tiba-tiba kita harus menikah. Tapi, aku ngerasa kita nggak punya jalan lain selain mengiyakan ini semua. Aku nggak tega ketika liat tatapan mata Mama dan Tante Marisa yang sangat berharap sama hubungan ini " ucap Revalia sambil terus mengusap air matanya yang terus berjatuhan.

" Oke kalo dengan cara itu saya bisa membuat Mama mu dan Bunda bahagia. Akan saya lakukan. Tapi dengan satu syarat " ucap Revan. Dia juga tidak menyangka kenapa dia bisa berbicara seperti itu. Mengiyakan perjodohan yang sebenarnya tak pernah dia inginkan. Tapi melihat wanita di hadapannya menangis entah mengapa membuat hatinya terasa sakit. Wanita di hadapannya ini entah kenapa memiliki daya tarik tersendiri yang membuatnya ingin lebih mengenal wanita ini lebih dalam lagi.

" Apa syaratnya ? " tanya Revalia. Dia masih tidak menyangka bahwa seorang Revano akan menyetujui perjodohan ini.

" Kita akan bersikap biasa saat kita hanya berdua. Kita hanya akan bersikap manis saat berada di hadapan keluarga kita. Bagaimana ? " ucap Revan.

" Baiklah. Apapun itu aku setuju " ucap Revalia dengan tersenyum.

Revan yang melihat senyum itu seolah tersihir sejenak. Senyum yang membuat wajah wanita di hadapannya ini semakin mempesona. Senyum yang sangat indah.

*******

Setelah pertemuan mereka itu. Revan kembali kembali ke hotelnya untuk menyelesaikan beberapa pekerjaannya yang tertunda karena pertemuannya tadi.

Saat bekerja, entah kenapa Revan tiba-tiba memikirkan Reva. Dia membayangkan kembali wajah Reva dan hal itu membuat sebuah senyuman terukir diwajahnya yang satu tahun ini hanya diisi oleh ekspresi datar dan dingin.

Di tempat yang berbeda Revalia pun merasakan hal yang sama. Dia juga membayangkan kembali wajah Revano. Sosok laki-laki sedingin es yang parahnya telah membuat jantungnya berdetak tak beraturan selama pertemuan mereka tadi.

Setelah pertemuan itu, Reva yang memutuskan pulang ke rumahnya mendadak merasa menjadi seorang selebritis. Di rumahnya telah ada Tante Marisa dan mamanya yang menunggunya. Saat Reva memasuki rumahnya. Dia langsung dihujani pertanyaan-pertanyaan dari Tante Marisa dan mamanya tentang pertemuannya dengan Revan tadi.

Marisa dan Nova yang mendengar bahwa Reva dan Revan setuju untuk menikah, merasa sangat bahagia. Mereka tidak menyangka bahwa anak-anak mereka menyetujui perjodohan yang mereka buat tersebut. Akhirnya Marisa dan Nova memutuskan untuk segera mempertemukan dua keluarga besar dan merencanakan pernikahan Reva dan Revan tersebut.

My Arrogant HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang