Bagian (7)

54 15 0
                                    

- Trauma -

Perlahan ku buka mataku dan mengerjapkan mataku beberapa kali menyesuaikan cahaya yang masuk kedalam retina mataku "aku ada di ruangan kesehatan" gumamku mencoba untuk bangkit dan duduk di atas matras ranjang kesehatan. Aku menyibakkan selimut yang menutupi sebagian tubuhku lalu turun dari ranjang kesehatan, namun sialnya kaki ku masih terasa lemah untuk berdiri hingga tubuhku hampir saja jatuh ke lantai Untung saja aku berpegangan kuat di sebuah meja. Setelah dirasa kaki ku cukup kuat untuk melangkah akhirnya aku berjalan pelan menuju tas ku berada.

Aku membuka dan menutup kembali pintu ruangan kesehatan dengan perlahan, saat aku membalikan tubuhku aku rasa aku hampir saja menabrak seseorang pria yang berdiri di sampingku entah sejak kapan "Jwesonghaseo" tanpa melihat orang itu karena aku tidak peduli dan tak mau tau siapa orang itu.

"Istirahatlah Hyunsoo-ah" dua kata terucap dengan lembut dari mulut si pria yang hampir saja ku tabrak tubuhnya. Aku pun menghentikan langkahku lalu menatap sosok pria paruh baya itu dengan serius. Sepertinya Paman ini tidak asing bagiku "Anda kenal dengan saya?" Sebisa mungkin aku bertanya dengan sopan pada pria paruh baya itu "ayo, istirahat didalam saja nak" ucapnya menggiring ku masuk kedalam ruangan kesehatan sambil tersenyum hangat layaknya menenangkan ayahnya pada anaknya sendiri. Entah dorongan apa aku pun mengikuti kemauan itu "siapa Paman sebenarnya?" Tanya ku to the poin bertanya tentang dirinya, karena aku yakin sekali aku tidak mengenal paman dihadapan ku sama sekali. Mungkin.

"baiklah. Akan Paman jelaskan sedikit tentang Paman agar kau tidak salah paham"

"......"

"Kau masih ingat dengan paman Lee? Lee Deokhwa itu lah aku"

Ku rasa wajah ku memucat. membelalakan mataku terkejut namun kosong kerah lantai dihadapanku "P-paman Lee?" Mendengar namanya perasaan ku bergetar dan benar2 campur aduk saat ini juga "untuk apa Paman ke sini? Apa Paman juga ingin membunuhku?" Pertanyaan itu meluncur tiba2 dari mulutku tanpa ku sadari "apa? Apa yang kau bicarakan Kim Hyunsoo. Tidak Paman tidak mungkin melakukan hal buruk seperti itu padamu" sergah Paman dengan tegas dan wajah nya sedikit memerah karena emosi. Mungkin "tapi Paman sudah membunuh kedua orang tuaku" ujar ku datar dan dingin kepada Paman Lee. Sebisa mungkin aku tidak boleh menangis ataupun terlihat lemah dihadapan siapapun "apa? Astaga ini gila Hyunsoo-ah. Kau benar2 sudah dihasut olehnya"

"Apa maksud Paman?"

"Kau sudah dihasut oleh Paman mu sendiri. Si culas itu..."

®®®®®

Hyunsoo berjalan gontai menuju ruang kelasnya dan juga tatapan kosong tanpa memperhatikan disekelilingnya "hei anti sosial mengapa kau disini? Bukan kah kau sakit" tanya Seungkwan saat mendapati sosok Hyunsoo memasuki kelasnya melalui pintu belakang dengan wajah pucat. Hyunsoo duduk dimeja paling pojok dari pintu belakang kelas "aku tidak tau harus berbuat apa" gumam Hyunsoo pelan namun Seungkwan yakin Hyunsoo mengucap kan sesuatu tadi "apa? Apa yang kau bicarakan?" Tanya Seungkwan lagi2 tidak digubris oleh Hyunsoo. Sebenarnya Seungkwan sangat kesal sekali karena tidak direspon oleh Hyunsoo. Ia pun duduk di mejanya tepatnya didepan Hyunsoo.

"Aku juga tidak tau siapa yang benar. Aku harus apa sekarang" gumam Hyunsoo lagi2 ditangkap oleh pendengaran Seungkwan namun yang ini sangat jelas. Dan Seungkwan mendapatkan kegelisahan dalam diri Hyunsoo "hokksi... Kau ada masalah Hyunsoo-ya?" Tanya Seungkwan dengan hati2 berbalik menghadap Hyunsoo yang sedang tertunduk lesu, Seungkwan merasa sangat tidak tega melihat Hyunsoo yang seperti ini. Menurutnya lebih baik Hyunsoo memasang wajah datar dan dingin ketimbang seperti ini.

"Mau berbagi cerita padaku Hyunsoo-ya?" Tanya Seungkwan dengan tulus membuat Hyunsoo menatap Seungkwan dengan tatapan yang sulit diartikan

"aku tau. Tapi kau bisa percaya padaku, aku kan sudah bilang aku adalah teman mu"

"Kau yakin ingin berteman dengan anak panti asuhan?" Tanya Hyunsoo tiba2 dengan wajah sedikit terlihat sendu dan sedikit melembut.

"tentu saja pertemanan itu tidak pernah pandang bulu. Dan aku tak pernah peduli kau anak panti asuhan atau pun bukan. Aku ingin tulus berteman dengan mu Kim Hyunsoo" Seungkwan berucap dengan mantap tanp keraguan dalam dirinya. Hyunsoo yang saat itu terbungkam hanya dapat menatap mata Seungkwan mencari apa yang ia cari. Yaitu ketulusan didalam diri Seungkwan.

Tbc...

Tolong voment nya yah yang baca agar saya dapat membuat ff yang lebih baik lagi.😄😄

Drlll_

Trauma (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang