Bagian (11)

51 8 0
                                    

- Trauma -

"Appa" seru Seokmin saat ia sampai di ruang kerja milik appanya tanpa ketukan pintu sama sekali "Oh Seokmin-ah. Kemarilah nak. Ada yang bisa appa bantu?" Tanya Paman Lee saat anaknya menghampiri dirinya yang sedang bekerja, ia sangat yakin betul jika saat ini anak nya sedang memiliki masalah

"appa ini tentang Hyunsoo" Ucap Seokmin tanpa basa basi lagi langsung pada intinya

"ada apa dengan Kim Hyunsoo?"

"Dia.. dia memiliki Trauma, appa dan trauma nya sudah sangat buruk"

"Apa? Ini pasti ulah dari pamannya. Lalu bagaimana keadaannya sekarang?"

"Appa! Apa maksudmu ini ulah dari pamannya?" Tanya Seokmin mencari informasi terkait dengan Hyunsoo dari sang ayah, Paman Lee menghela nafas panjang "Seokmin-ah. Dengarkan appa, Hyunsoo memiliki kedua orangtua.. kau tau mereka yang membuatku bisa seperti sekarang ini" helaan nafas lagi2 terdengar dari mulut appanya dan Seokmin pun tidak berniat untuk memotong ucapan appa nya sama sekali untuk saat ini.
Paman Lee bercerita dari kedua orangtuanya meninggal saat ia berumur 15 tahun karena sebuah kecelakaan dan Paman Lee merasa kecelakaan ini sudah direncanakan oleh seseorang yang Paman Lee kira adalah relasi kedua orang tua Hyunsoo ataupun karyawan nya ternyata dugaan Paman Lee itu sangat salah setelah beberapa bulan berlalu dari kecelakaan itu. Paman Lee mendengar bahwa perusahaan, harta kedua orangtua Hyunsoo dan hak asuh pun jatuh pada pamannya yang terkenal culas karena paman Hyunsoo satu2nya kerabat yang dimiliki Hyunsoo. Setelah satu tahun berlalu perusahaan milik orangtua Hyunsoo dilelang dan terjual saat itu pula Paman dengan keluarganya dan juga Hyunsoo menghilang dan Paman Lee tidak dapat menemukan Hyunsoo, selama hampir 3 tahun akhirnya Paman Lee menemukan Hyunsoo di sebuah panti asuhan yang selalu Paman Lee berikan donasi dan Paman Lee pun menyekolah Hyunsoo disekolah yang sama dengan Seokmin, anaknya. Dengan alasan Beasiswa yang diterima oleh Hyunsoo disekolahnya terlebih lagi memang Hyunsoo salah satu anak tercerdas.

"Dan appa bermaksud untuk mengangkat Lee Hyunsoo sebagai anak appa. Tapi setelah pamannya tertangkap oleh kepolisian. Appa pikir di panti asuhan Taeyang lebih aman untuknya saat ini" Seokmin terdiam saat appanya berkata seperti itu.

"Appa. Hyunsoo ada di rumah sakit Taemin dan tolong bantu dirinya" (dalam hal apapun)

Seokmin dulu memang pernah menginginkan seorang adik perempuan tapi Hyunsoo menjadi adiknya? Tapi hatinya ingin sekali menolak kehadiran Hyunsoo yang cepat atau lambat akan menjadi adiknya suatu hari nanti.

Seokmin menutup pintu kamarnya dengan perlahan, terlalu banyak yang harus ia pikirkan sekarang. Ia hanya perlu tidur dan berdoa agar ia terbangun dari mimpi yang melelahkan ini di keesokan harinya dan kembali seperti semula.

"Mengapa jadi seperti ini?" Tanya Seokmin mengacak rambutnya dengan kasar. Pikirannya sungguh kacau.

- Trauma -

Hyunsoo sudah terbangun dari pingsannya dan sekarang ia sudah berada di depan pintu panti asuhan Taeyang dengan wajah yang pucat dan sedikit kacau karena rasa depresi dan rasa takut yang ditutup oleh kepala Hoodie yang ia gunakan dan juga menundukan kepalanya.

Saat anak2 menyapa Hyunsoo dengan ramah termasuk Dongji. Hyunsoo diam tak menggubrisnya ia terus melangkah ke kamar tanpa berkata apapun pada orang2 yang ada di panti asuhan Taeyang. Ia pun segera masuk dan mengunci kamarnya.
Hyunsoo sudah memastikan kamar nya sudah tak berpenghuni karena anak2 diharuskan sudah keluar dari kamarnya jam setengah 6 pagi dengan rapi. Sarapan. Dan berangkat sekolah.

Sementara di luar kamar Dongji dan anak lainnya menatap pintu kamar Hyunsoo yang sudah tertutup rapat dengan tatapan penuh tanda tanya, kebingungan dan semacamnya "apa yang sedang kalian lakukan eoh?" Tanya Eomma yang baru saja keluar dari ruang kerjanya "eomma. Hyunsoo eonni sudah pulang tapi dia terlihat aneh. Apa eonni baik2 saja?" ucap Gadis berumur 7 tahun bernama Haeun ke pada eomma pengurus panti "gwanchana. Ayo Dongji, Shinji, Eunseo, Jikyung, Haeun, Seojun dan yang lainnya kalian sarapanlah. setelah itu kalian harus berangkat sekolah. Hyunsoo akan baik2 saja" Ucap eomma menenangkan semua anak yang khawatir pada Hyunsoo. Meskipun eomma juga risau mengkhawatirkan kondisi Hyunsoo.

®®®®

Kejadian kemarin dirinya dan sosok Yoo Jihoon kembali terngiang kembali di otaknya, sosok Seungkwan yang tergeletak dihadapan dengan penuh luka dan dirinya yang tidak bisa melakukan apapun terutama tidak bisa menolong Seungkwan yang notabene nya adalah temannya membuat Hyunsoo terpukul dan terpuruk dalam rasa trauma "Mian. Mianhae jeongmal mianhaeyo. Aku bersalah tolong maafkan aku Seungkwan-..." Hyunsoo memeluk dirinya sendiri diatas kasur miliknya dengan mata yang memerah dan juga mengigit keras bibirnya yang bergetar hingga mengeluarkan darah segar "Apa... Apa yang harus ku-kulakuk...." Hyunsoo berjalan menuju meja Shinji dan tatapan matanya tertuju pada sebuah cutter pink milik Shinji. Ia pun segera mengambil cutter itu tanpa pikir panjang lagi ia menggores kan cutter itu pada pergelangan tangannya hingga tetesan darah berceceran di lantai kamarnya, setelah itu Hyunsoo masih merasa kurang puas ia pun segera menyayat kembali pergelangan tangannya lebih dalam.

Hyunsoo benar-benar sudah tidak tahan lagi melihat orang yang dia sayangi yang dia dekati terluka karena nya. Ia tak ingin disalahkan lagi oleh orang2 ia tak ingin lagi orang tersayangnya terluka. Tubuh Hyunsoo tumbang karena darah mengalir terus menerus dari pergelangan tangannya "cukup sampai disini. Aku muak dengan semuanya" gumam Hyunsoo tidak merasakan kesakitan oleh sayatan cutter milik Shinji hanya saja ia merasa lemas karena darah yang keluar terus menerus dari pergelangan nya "lebih baik aku mati"

Tbc

Karya gue bakal terbengkalai sekarang😅😅 tapi gue tetep usahain post ff yang ini atau pun yang lainnya.

Drlll_

Trauma (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang