Bagian (9)

54 10 0
                                    


- Trauma -

Seungkwan menyodorkan satu lembar kertas padaku yang berisikan tulisan2 tangan miliknya 'aku adalah teman pertama Kim Hyunsoo' dan dihiasi oleh gambar2 lucu di sisi2 tulisannya dan juga gambar 2 wajah seolah ia menggambarkan dirinya dan aku, meskipun tidak mirip sama sekali. Aku menatap wajah bulat Seungkwan dengan sorotan sedih sekaligus takut dan khawatir, ini semua membuatku gelisah karena dia kembali. Tuhan tak cukupkah hanya Paman saja yang kembali menemukanku disini huh?

"kau tidak suka ya?" Tanya Seungkwan dengan enteng dan santai namun sorot matanya memancarkan kekecewaan

"anio. Nan Johahae. Gomawo Seungkwan-ssi" aku pun mengambil selembar kertas itu dari tangan Seungkwan dengan sedikit ragu "No no no. Panggil aku tanpa ssi, kita kan sudah menjadi teman" ucapnya ceria, aku merasa sangat buruk dan jahat untuk menjadi seorang teman bagi Seungkwan. Aku tersenyum masam karena dia begitu tulus berteman denganku "Seungkwan-ah. Apa kau akan meninggalkan ku?" Tanyaku pelan dengan menatap kertas itu kosong. Satu jitakan telak dari Seungkwan mengenai kepalaku "heish busunmarya(bicara apa kau ini) cih. Mana ada seorang teman meninggalkan temannya, yah kecuali jika orang itu tidak tulus bertemanmu. Dan aku tulus ingin berteman dengan mu Hyunsoo-ah" Ucap Seungkwan menggenggam tanganku erat dan aku merasakan ketulusan dari Seungkwan "terimakasih" Ucap ku dengan nafas yang tercekat.

(maafkan aku Seungkwan-ah, aku tidak bermaksud ingin menyakiti mu didalam pertemanan ini)

N.B : (...) Didalam hatinya

®®®®®

Sial. Dia mengetahui nomor ponsel ku yang entah dari mana ia mencari nomor ponsel ku. Sedari tadi ia meneleponi ku tanpa henti. Mengapa aku tau? Karena dia mengirimi ku sebuah pesan yang cukup membuatku mengerti dengan jelas bahwa dirinya lah yang menghubungiku.

Deringan ponsel ku berhenti sejak 3 menit yang lalu namun sebuah pesan baru saja masuk ke dalam ponselku yang cukup membuatku membelalakan mataku terkejut dan sukses membuatku takut padanya lagi.

"Baiklah jika itu mau mu! Aku akan membuat pria yang bersama dengan mu waktu itu menderita ha-ha-ha" Semua ketakutan ku selama ini benar2 akan terjadi lagi di kehidupan ku. Tubuhku seketika melemas, Boo Seungkwan dalam masalah sekarang dan ini salahku yang menerima Seungkwan menjadi temanku. Tubuhku mendingin dan bergetar tanpa sadar aku meniti kan air mata "jangan lakukan apapun padanya Jaebal" ucapku lirih sambil memeluk kedua kakiku dan menenggelamkan kepalaku di lekukan tanganku.

--

"Kim Hyunsoo gwanchana?" Hyunsoo pun mendogakan kepalanya dan mendapati sosok Seokmin tengah menarik nafasnya yang terputus-putus karena berlari atau mungkin menaiki tangga hingga ke rooftop ini "Seokmin-ssi. Mau apa kau kesini?" ucap Hyunsoo dengan suara serak "apa yang terjadi? Kau menangis?" Hyunsoo yang tersadar dengan ucapan Seokmin pun segera membuang wajahnya yang kacau karena menangis kearah lain "aku tidak menangis" ucap Hyunsoo pelan. Hyunsoo mendongak menatap wajah Seokmin karena kedua tangannya menangkup kedua sisi wajah Hyunsoo "mulut mu bisa berbohong tapi matamu tidak bisa berbohong Hyunsoo-ya" Seokmin mengusap kedua pipi Hyunsoo menghapus jejak air matanya lalu memeluk tubuh Hyunsoo dengan hangat dan menyandarkan kepala Hyunsoo ke bahunya membuat Hyunsoo nyaman sekaligus terkejut dan itu semua membuat tubuhnya seketika membeku "jangan ditahan lagi. Menangis lah keluarkan semua yang mau kau keluar kan di hatimu" seakan ucapan Seokmin menyihir Hyunsoo membuat matanya berkaca2 lalu terisak kencang di dekapan Seokmin "Seungkwan!" Gumam Hyunsoo sambil meremas lengan almamater yang ia gunakan saat ini untuk meredam emosinya
"Aku tidak bisa membiarkannya terluka karena Yoo Jihoon"
"Gaesaekki (keparat/jahanam)" umpat Hyunsoo tanpa sadar dan dengan wajah muram. Tepukan dari tangan Seokmin dipunggungnya dapat menenangkannya saat ini "dia temanku aku tidak bisa melihat temanku terluka lagi karena Physico itu dan aku juga tidak bisa melindunginya dari Physico gila seperti Jihoon" mata Hyunsoo bergerak gelisah dan tubuhnya bergetar hebat.

Hidup selama 3 tahun lamanya dengan penuh duka dan luka. Siksaan, gunjingan yang ia lalui dengan seorang diri tanpa dukungan dari siapapun. Membuat sosok Hyunsoo terguncang secara fisik ataupun mental nya dengan memori2 pahit itu pun membekas didalam dirinya dan pikirannya. Sampai akhirnya saat ia datang ke panti asuhan Taeyang ia dapat hidup dengan baik meskipun masih dipenuhi bayang2 mengerikan dari orang2 yang ingin menyakitinya. Namun trauma itu pun akhirnya kembali menghantui dirinya.

Drtt drttt drtt

Hyunsoo membuka ponsel miliknya yang masih berada di genggaman nya itu. Dan isi pesan itu adalah sebuah foto seseorang yang sudah babak belur dihajar habis-habisan dan darah mengalir di setiap wajahnya "andwae andwae" pekik Hyunsoo membuat Seokmin terkejut saat Hyunsoo mendorong dirinya hingga terjungkal dan menatap punggung Hyunsoo yang menghilang di pintu rooftop "ya! Kim Hyunsoo" gumam Seokmin "oh ini ponsel miliknya?" Seokmin yang merasa penasaran pun membuka ponsel Hyunsoo dan terkejut dengan apa yang ia lihat dilayar ponsel milik Hyunsoo "maldo andwe.. Boo Seungkwan" desis Seokmin segera mengejar sosok Hyunsoo yang terlebih dahulu turun dari rooftop.

Tbc....

Hallo gais..
Ff ini bikin nya mayan ngebut dari pada ff yang lain 😂😂 yang masih disimpan rapat di folder rahasia(?) Cie ilah. Hoho moga suka dengan ff nya moga kagak absurd juga ini ff 😅😅

Drlll_

Trauma (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang