Chapter 10 | Orang Asing

3.8K 186 2
                                    

     Sambil mendengarkan lagu kesukaannya di musik box yang ia kantongi di saku celana tidur, Wina membersihkan action figure koleksi Satria di lemari khusus yang tergabung dengan televisi.

     Pintu kamar Satria terbuka, lelaki itu nampak disana dengan gaya mengucek mata. Dia menghampiri Wina dan duduk di sofa. "Ambilkan air putih." Suruhnya pada Wina.

Segera Wina melaksanakan perintah majikannya. Ia meninggalkan kemoceng ke sembarang tempat dan berlari ke pantry.

Ini adalah hari Minggu, Satria jelas libur. Biasanya Satria akan tidur hingga larut siang dan bangun hanya untuk meminum air putih lalu tidur kembali.

Tidak ada berlibur saat hari Minggu tiba. Bagi Satria, hari minggu adalah hari dimana ia harus memanjakan dirinya di tempat tidur. Kecuali jika memang ada kepentingan di luar, ia akan merelakan waktu minggunya.

     Wina kembali lagi membawa satu gelas air putih dingin, meletakannya di meja dan kembali melanjutkan tugasnya.

"Bersihkan juga kolong meja." Ujar Satria lalu berdiri, membawa gelas yang sudah kosong ke pantry.

Mulut Wina mencebik kesal. Membersihkan meja kembali menggunakan kemoceng dengan gerakan kasar.

*

     "Satria... aku sudah membuatkanmu makan siang, semua juga sudah beres. Apa aku boleh jalan-jalan?" Tanya Wina.

Siang, sekitar jam sebelas, Wina berniat untuk keluar, sekedar jalan-jalan. Keputusannya sudah bulat, jika Wina akan mengambil sisa uang di ATM-Nya untuk berjalan-jalan. Entah, mungkin Wina akan ke Mall dan berbelanja atau makan disana. Itu kebiasaannya di Medan jika hari minggi tiba.

Satria masih menyibukkan dirinya pada laptop. Setelah bangun jam Delapan, keluar dari kamar hanya untuk meminta air putih dan ia kembali ke kamar lagi. Hingga jam Sebelas Satria keluar, sambil membawa laptopnya, duduk di ruang televisi. Di temani secangkir teh manis buatan Wina.

Mata Wina memandang Satria kesal. Mulutnya harus mengeluarkan suara lagi agar lelaki itu mendengarnya.

"Satria, aku sudah membereskan semua ruangan! Apa kau mengizinkanku untuk keluar?" Suara Wina meninggi.

Mengeklik tulisan save Satria menoleh ke Wina, menganggukkan kepala. "Terserah kau mau pergi kemana." Lalu kembali lagi menghadap ke laptop.

Mata Wina seketika berbinar, senyumnya terurai. Ia berlari meninggalkan Satria.

*

     Wina dan sandal hitam milik Satria telah sampai di sebuah mall. Kakinya menaiki lift ke lantai tiga, mencari suasana yang berbeda.

Dan kini bokongnya sudah terduduk di kursi caffee sambil menunggu minuman yang di pesan datang. Tangan Wina beberapa kali mengetuk meja di depannya, tidak ada kegiatan lagi selain itu. Jika menyibukkan diri dengan ponsel, itu bukan tipe Wina sekali. Ia akan menggunakan ponsel jika ada keperluan saja. Sangat sayang dengan batrai ponsel.

Beberapa menit menunggu, pesanan datang. Satu gelas juice alfukat, hanya itu yang Wina pesanan, cukup untuk menahan dahaga.

Wina menyeruput juice, menghilangkan setengah isi dari gelas sambil matanya menyorot ke sekeliling. Berharap ada seseorang yang bisa dirinya kenali dan bisa bergabung bersama hingga pembayaran juice tidak perlu Wina bayar. Mungkin saja seseorang yang dikenali Wina mau membayari.

"Boleh gabung?" Suara berat yang berasal dari belakang membuat Wina hendak tersedak minuman.

"Uhukk.." Wina terbatuk-batuk akibat suara itu.

Crazy Maid (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang