ONE

242 14 5
                                    


      Bagaimana rasanya jika tidak punya orang tua ? menurut gua itu pertanyaan yang paling menyedihkan yang ditanyakan temen-temen gua. Yap .. gua seorang yatim piatu dari umur gua kira-kira 10 tahun , cukup muda untuk ditinggalkan orang tua. Setidaknya gua cukup beruntung karena ditinggalkan dengan harta kekayaan bokap gua yang cukup untuk biaya hidup gua selama ini. Oh ya .. gua belom perkenalan ya , nama gua Lovina Grace artinya yang diambil dari kata Love yang artinya adalah cinta dan grace adalah berkat. Kedua orang tua gua berharap gua menjadi anak yg bisa memberikan dan mendapatkan cinta dari banyak orang dan menjadi anak terbekati. Tapi dengan keadaan yang seperti ini gua sama sekali gak merasa arti nama gua terjadi beneran di kehidupan gua sekarang.

     Gua hidup sebatang kara , sebenernya gua masih punya sanak saudara tapi gua merasa mereka akan mengusik kehidupan gua dan akan mengincar kekayaan orang tua gua maka dari itu gua tidak pernah merasa gua akan mencintai dan dicintai karena pada dasarnya manusia hanya mencintai materi mereka sendiri. 

     Sekarang gua duduk dibangku SMA dan sekarang umur gua sudah menginjak 18 tahun. Di sekolah gua gak punya teman dan suka menyendiri. Prinsip gua ga ada manusia yang akan bener-bener mencintai jadi gua juga tidak perlu itu didalam kehidupan gua sekarang.

     Rutinitas gua tiap hari bangun jam 5 pagi belajar buat ujian dihari itu , mandi , siapin sarapan buat gua sendiri karena gua gak punya pembantu di rumah gua jadi gua terpaksa makan makanan yang gua buat sendiri setiap harinya. Setelah semua selesai gua nyetir ke sekolah sendiri . Yap gua tergolong cewek mandiri karena dari keci udah ditinggal sama nyokap dan bokap. 

     Dulunya gua bukan cewek yang penyendiri gua suka baget untuk bersosialisasi tetapi sejak kepergian bokap nyokap gua , gua mengalami kesedihan yang sangat mendalam. Temen-temen gua pun mulai ngejauhi gua dan menganggap gua anak yatim piatu , sejak saat itu gua gak pernah mencintai dan percaya pada siapapun.

     Sejak gua menjadi penyendiri gak ada seorang pun yang mengundang gua diacara sweet seventeen nan. Gua juga tergolong anak nerd kalo di sekolah gua juga gak butuh mereka ngundang gua. Beginilah kehidupan gua , sepertinya apa yang diharapin sama bokap nyokap gua gak akan tercapai , anak satu-satunya ini yang sangat menyedihkan. Gua juga sering kali give up sama kehidupan gua sekarang dan sering banget kepingin mati aja , gua berpikir kalo gua mati semua terselesaikan.

     Pas gua pulang sekolah , gua langsung menuju ketempat parkir mobil gua. Gak seperti biasanya gua hari itu parkir nya agak jauh dari sekolah. Diperjalanan gua ke parkiran gua dicegat oleh seorang nenek-nenek yang duduk dipinggir jalan ia terlihat sangat tua , gua pun seperti biasa kalo ada nenek-nenek ato kakek-kakek yang ngemis gua biasanya kasi uang yang ada di saku seragam gua. Setelah Gua kasi nenek itu pun ngomongin gua sesuatu yang membuat gua bingung.

     "Kehidupan seseorang seperti roda yang terus berjalan , bersabarlah sedikit sebentar lagi kamu akan mendapatkan kebahagiaan yang akan mengubah hidupmu" dengan suara yang serak nenek itu ngomong itu ke gua.

    Selama ini gua gak pernah merasakan kebahagiaan itu didalam hidup gua sehingga gua bertanya -tanya kepada Tuhan, apakah ini adalah kutukan yang Tuhan kasih ke gua, dan apa salah gua sampai Tuhan ngelakuin ini di kehidupan gua.

     Kata-kata nenek itu pun terngiang-ngiang di kepala gua, berbagai pertanyaan pun muncul di kepala gua. Gimana caranya nenek itu tau kehidupan gua dimasa depan?. Apakah itu benar?.

    Gua cuman kepingin merasakan kasih sayang yang gua gak dapet dari orang tua gua , dan merasakan kehidupan yang normal seperti temen-temen gua. Apakah itu hal yang sulit buat Tuhan lakuin buat gua?. Hidup ini sangat gak adil buat gua.

     Sampai di suatu waktu perubahan kehidupan dimulai. Ada seorang murid pindahan sekolah yang masuk di kelas gua. Seperti biasa gua gak pernah ambil pusing kayak cewek-cewek lain kalo ada murid baru dikelas Dengan muka cuek gua, gua pun menatap cowok yang lumayan tinggi , tinggi nya kira-kira 178 cm dengan gaya rambut seperti anak-anak cowok jaman sekarang dan mempunyai mata yang membuat para cewek-cewek pun bisa melting.

Ooo

     Nama cowok baru yang masuk ke kelas gua itu Raymond. Setelah dia masuk keadaan kelas gua pun langsung tertuju ke dia karena dia cakep dan pinter di kelas gua. Dia orang nya ramah juga kesemua orang. Gua yakin dia cuman pakek topeng buat kelihatan baik aja di depan semua org.


      Karena gua udah tertanam negatif thinking sejak masih kecil karena apa yang gua rasain selama ini , gua menjadi orang yang suka menilai dari luar gua juga suka menyamakan semua manusia ke satu tipe yaitu gak ada kata cinta di dalam hidup manusia.

     Raymond dengan sekejap dia bisa membuat semua orang menjadi temen nya, pintar dari segala aspek. Semakin dia melakukan itu semakin gua gak suka sama dia karena menurut gua dia cuman munafik aja dan gak bisa diajak menjadi temen.

      Tapi suatu ketika dia nyamperin gua dengan muka yang malu-malu, dengan tatapan yang hangat dia mulai membuka pembincaraan ke gua.

     "Lo yang namanya Lovina kan... Gua Raymond , dari awal gua masuk kesini gua tertarik sama lo , gua berharap kita bisa jadi temen baik yah.. salam kenal" dengan nyodorin tangannya ke gua. Gua yang kaget setengah mati pun cuman melongo ngeliat dia sampai akhirnya Raymond pun membuyarkan lamunan gua dengan cara melambai lambaikan tangannya di depan muka gua. Gua pun gamau terlalu berurusan dengan dia langsung menjabat tangaanya dengan tersenyum kecut lalu memalingkan muka ke jendela.

      Itulah awal cerita gua dengan si Raymond. Sesingkat itu perkenalan gua dengan Ray.

Ooo

     Seperti biasa setiap kali istirahat gua selalu makan dikantin sendirian. Tiba-tiba ada seorang cowok yang duduk disebelah gua , ya kalian pasti bisa menebaknya , Raymond. Anak itu dengan tiba-tiba duduk disebelah gua tanpa meminta restu maksud gua ijin dar gua terlebih dulu. Ya memang si itu bukan sekolah gua jadi semua orang bisa duduk disitu tanpa ijin gua. Tapi bertahun-tahun gaada seorang pun yang duduk sama gua kalo lagi dikantin. Raymond orang pertama yang duduk disebelah gua.


       Karena terlalu sibuk dengan pikiran gua , Raymond pun menyadari kalo beberapa saat gua ngeliat dia. Ray pun membuyarkan lamunan gua untuk kedua kalinya. Gua jadi suka ngelamun gara-gara Ray.

      Setelah dia membuyarkan lamunan gua , gua pun langsung kembali ke makan siang gua yang gua tinggalkan untuk beberapa saat karena lamunan gua itu. Tanpa sepatah kata pun Ry dan gua menghabiskan makan siang kita di kantin. Karena terbiasa sendirian gua merasa risih dengan sikap Ray yang mulai nempel-nempel sama gua. Perasaan kesel pun mulai menumpuk karena setiap hari Ray pun melakukan kegiatan makan siang bareng gua.

      Sampai akhirnya gua mengeluarkan segala kekeselan gua. "Lo tu apa-apaan si , ngapain lo nempel-nempel terus sama gua. Jujur aja ya gua mulai risih sama lo" , dengan nada marah gua mengatakan itu ke Ray disaat makan siang.

      Dengan tatapan yang lembut dia natap gua , "Gua akan terus-terusan nempel sama lo , sampai akhirnya lo bisa inget gua dengan jelas"

     Dalam hati gua "What?? Inget lo emangnya Ray ini siapa sih ?". Karena kata-kata Ray , gua jadi kepikiran sambil menebak nebak siapa si sebenernya si Ray ini.

Ooo



                                                                               

    


    

100% I like youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang