Chapter 20

46.3K 2.8K 212
                                    

Robert diantara dua perasaan. Haruskah dia bahagia atau merasakan sedih. Dia senang karena Steve sedang berjuang untuk melahirkan anaknya. Di sisi lain dia sangat sedih melihat anak pertamanya terbaring tak berdaya diranjang rumah sakit.

Walaupun dua orangtua disampingnya selalu menemani dan mencoba untuk menenangkannya, tetapi tetap Robert tidak bisa tenang. Bahkan kini dia menunduk dan memegangi kepalanya yang terasa sangat pusing. Sudah hampir satu jam tapi dokter belum muncul juga.

Keluarga Robert sengaja memilih ruang operasi yang dekat dengan ruangan Clarissa. Karena dengan begitu mereka tidak perlu berjalan jauh untuk mengkontrol keduanya.

Lampu ruangan Steve yang awalnya berwarna merah kini berubah menjadi warna hijau yang berarti operasi sudah selesai. Ketiganya langsung berjalan menuju ruangan Steve.

Dokter wanita yang menanggani Steve keluar dan tersenyum.

"Selamat tuan Robert. Anak anda laki-laki dan sehat." Ucap dokter tersebut dan tersenyum pada Robert serta keluarganya.

Robert mengucapkan terimakasih. Semuanya senang saat anak Robert dan Steve sudah lahir.

Sesaat kemudian Steve dibawa keruang perawatan. Dia masih dalam efek bius. Matanya masih tertutup. Robert mencium kening Steve dan mengucapkan terimakasih.

Tok...tok...tok...

Mrs.Anderson menoleh kearah pintu yang diketuk seseorang. Wanita tersebut berjalan kearah pintu dan membukanya. Ternyata seorang susterlah sambil menggendong bayi laki-laki yang masih sangat kecil.
Suster tersebut menyerahkan bayi laki-laki itu pada Mrs.Anderson. Dia mengucapkan terimakasih pada sang suster sebelum menutup pintu.

"Robert...ini gendonglah." Ujar Mrs.Anderson.

Robert berjalan kearah ibunya. Dia mengambil alih putranya yang berada digendongan sang ibu. Dia tersenyum melihat anaknya yang masih menutup mata. Walaupun masih sedih mengingat Clarissa, tapi setidaknya dia harus terlihat tegar di hadapan anak keduanya.

"Mau kau beri nama siapa ?" Tanya Mr.Anderson sembari berjalan kearahnya.

"Emm nanti setelah Steve bangun. Kami akan memberi nama bersama." Jawab Robert. Kedua orangtua mengangguk.

Mr.Anderson berpamitan sebentar untuk melihat Clarissa. Jujur, Robert juga ingin kesana. Tapi orangtuanya melangnya dengan alasan dia harus disamping Steve yang baru saja melahirkan.

"Nngghhh..." Lenguhan Steve yang baru terbangun dari tidurnya. Robert mendekat ke Steve dengan menggendong anaknya.

"Bagaimana keadaanmu ?" Tanya Robert lembut padanya. Steve hanya menganggukkan kepala dan sedikit tersenyum.

"Mana anak kita ?" Tanya Steve.
Robert memberikan anak mereka ke pelukan Steve. Dia menidurkan bayi mungil tersebut tepat disamping Steve.

Steve tersenyum kala bayinya menggeliat dalam tidur.

"Lihatlah semuanya mirip denganku. Hanya bibirnya saja yang mirip denganmu." Seru Robert. Steve mengiyakan seruan Robert. Ia akui kalau putranya sangat mirip dengan Robert bahkan ia hanya mewariskan bibir saja.
Steve yakin kalau anaknya akan mempesona kalau besar nanti. Sama seperti ayahnya.

"Nah sekarang kalian beri nama anak kalian." Ucap Mrs.Anderson yang berada disamping Steve.

Steve berpikir. Ia mencari nama yang cocok untuk anaknya. Hingga satu nama terlintas dipikirannya.

Being a mother  ( mpreg )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang