Seorang gadis mungil melangkahkan langkahnya dengan tergesa-gesa, pikirannya hanya satu, yaitu sampai kelas dengan selamat sentosa tidak kurang satu apapun. Namun langkahnya terhenti saat ia sudah sampai di ambang pintu.
Ya Allah, ternyata guru sangar itu sudah datang, bahkan dia sudah menjelaskan materinya di papan tulis.
"Duh mati gue" Gumam Ratu sambil menepuk dahinya pelan.
Jelas saja Ratu takut, karena ini adalah kali pertama dirinya tidak datang tepat waktu, biasanya dia yang paling pertama datang di antara teman-temannya, semua ini karena Fathir, yaitu Kakaknya yang sempat menolak untuk mengantarkan Ratu ke Sekolah.
"Ratu" Ia tersentak saat guru yang ditakutinya itu sedang melihat ke arahnya.
Ratu menelan salivanya takut, dalam hati ia panjatkan segala macam doa dari doa makan sampai doa tidur agar guru dihadapannya ini tak akan menghukumnya.
"Kamu telat?" Tanya sang guru, yang sepertinya bernama Bu Tini. "Tumben, yaudah masuk."
Semua teman-teman Ratu memandang tak percaya pada guru itu, biasanya jika ada yang telat guru itu tak segan-segan untuk menyuruh siswa yang telat keliling lapangan minimal lima kali, tapi kenapa Ratu tidak?
"Bu" Salah seorang anak mengangkat tangannya. "Ratu telat setengah jam, kok gak di hukum si?"
"Ratu itu murid teladan, sekaligus ketua kelas jadi kamu gak usah protes deh" Ketus Bu Tini.
Ratu berjalan ke arah tempat duduknya, ia mengeluarkan bukunya dan mulai memperhatikan Bu Tini yang melanjutkan materinya.
"Tumben lo telat?" Tanya Teman duduknya sambil berbisik.
"Gara-gara Kak Fathir" Jawab Ratu dengan mata yang tak berpaling dari papan tulis.
"Omaygat" Pekik Teman duduknya. "Kenapa sama kakak lo?"
"Ya ampun, lana" gerutu Ratu. "Lo bisa diem gak si?"
Alana hanya tersenyum tanpa dosa melihat muka Ratu yang sudah merah karena kesal, Alana lupa kalau Ratu memang tak bisa diganggu jika sedang memperhatikan guru yang sedang menjelaskan.
Krrrriiiiinnngggg...
Bel istirahat berbunyi, Ratu segera menarik Alana yang sedang memasukan bukunya ke dalam tas.
"Sabar kek Rat" Gerutu Alana.
"Buruan Lan" Teriak Ratu dari ambang pintu.
"Ya ampun" Kata Ratu sambil menutup mukanya. "Kenapa si dia ganteng banget dah?"
"Percuma lo ngomong kalau dia ganteng, kalau lo gak pernah bilang langsung ke orangnya"
"Kalau gue ngomong langsung, bisa-bisa gue kena diabetes saking manisnya dia"
"Idiw, Alay" Cibir Alana.
"Woy, ayo ke kantin" Kata teman mereka yang sepertinya bernama Audy.
"Lagi ngeliatin apaan si lo?" Tanyanya.
"Biasa" Kata Alana. "Ratu lagi ngeliatin Rajanya" Sindirnya.
"Bodo" Kata Ratu kesal. "Sirik aja lo"
"Ngapain ngeliatin Rajanya Ratu, mending kita ke kantin" Kata Audy sambil mengusap perutnya. "Perutnya Ody udah berontak kakak" Lanjutnya lagi, membuat keduanya tertawa.
Kantin sangatlah ramai, mereka bahkan tak menemukan sisa tempat duduk kosong untuk mengisi perut mereka, seorang dari teman sekelas mereka melambai ke arah mereka sambil menepuk kursi kosong disebelahnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Admirer
Teen FictionBagi Ratu, Raja adalah prioritasnya. Bagi Ratu, Raja adalah Cintanya. Bagi Ratu, Raja adalah belahan jiwanya. Namun itu hanyalah Bagi Ratu dan tidak ada artinya bagi Raja.