Kali ini Dimas menutup pintu mobil nya dengan pelan,kemudian menyandang tas nya yang sebelumnya sudah diambil dari jok penumpang.Setelah pulang sekolah tadi,dia tidak langsung pulang ke rumah.Namanya juga anak laki laki,kalau belum main belum puas rasanya.
"MAMA!!" Dimas berteriak nyaring. "Ma,Dimas pulang." Dimas kembali berteriak ketika dirinya tidak mendengar sahutan dari Mama.Kakinya terulur untuk naik ke atas,ke kamar Mama.Barangkali beliau ada disana.
Dan benar.Mama sedang duduk di sofa yabg berada di balkon kamar sambil membaca majalah.Dimas yang melihatnya menggeram,jengkel.
"MAMA!" kejut Dimas usil,yang sontak membuat Mama malatah.Kira kira seperti ini latahan Mama, "Eh copot omak kau!".Sedangkan Dimas sudah terkikik keras didepannya.
"Kamu ini usil banget.Ga punya kerjaan lain apa?" semprot Mama saking kesalnya.Mulutnya sudah maju maju tidak tentu,dan diikuti dengan tangan Mama yang mulai menjewer telinga Dimas,geram. "AD...UU...HH!!!"
"Aduh,Ma.Kejem banget sama anak sendiri ya Allah." ringisDimas sambil mengusap usap telinga nya yang memerah padam. "Sakit banget ini Ma.Mama kalo jewer gak kira kira.Duhh..."
Mama tidak menggubris ringisan Dimas,malah melanjutkan omelan yang belum sempat habis tadi. "Ya kamu.Pulang sekolah bukannya langsung pulang malah main ke warnet dulu.Hampir tiap hari ya,Dimas.Jangan kira Mama gak tahu kelakuan kamu di sekolah.Rumah kamu itu di warnet atau di sini sih?" omel Mama panjang,dengan diiringi desahan lelah dari bibir Mama.
"Kok nyambungnya ke situ sih?"tanya Dimas bingung. "kan Dimas cuma ngagetin.Jangan buka kartu dong Ma!"
"Ya salah kamu,buat Mama kesel aja." rajuk Mama.
Dimas mencium pipi Mama dengan sayang. "Maaf in deh."
"Yaudah sana,makan dulu.Habis sholat maghrib,kita berangkat ke rumah Sara." ujar Mama memberitahu.Sedangkan Dimas,dia hanya menggumam tak jelas di mini bar disela sela kunyahan nya.
***
Sara masih belum bersiap siap.Padahal sedari tadi Saka sudah bolak balik menyuruhnya memakai gaun yang diberikan Diana,sore tadi.Dirinya sekarang hanya menggulingkan tubuhnya kesana kemari sambil memainkan ponselnya dengan telinga yang disumpal dengan earphone.Menandakan dirinya benar benar tidak mau terlibat dengan acara itu lagi.
Tetapi setelah Papa naik keatas dan mengetuk pintu Sara dengan kuat barulah dia terperanjat dan membuka pintu nya malas.
"Kenapa,Pa?" tanya Sara ogah ogahan.Yang dijawab oleh tatapan datar oleh Papa.
"Kamu mau turun atau I wil take back all of your facility?"
Mata Sara langsung membulat lebar, "Jangan dong,Pa." pinta Sara memelas. "nanti Sara mau jalan jalan naik apa?"
Satu kosong batin Papa senang.
"Ya terserah kamu." Lagi lagi Papa menjawab nya dengan cuek.Membuat nyali Sara semakin menciut.
Tetapi setelah itu tiba tiba ada bohlam diatas kepalanya,yang membuat Sara menyingsingkan senyum miring di bibir.
"Yaudah deh.Terserah Papa mau narik fasilitas Sara atau nggak.Lagian Sara juga punya penghasilan dari blogger." Kali ini Papa yang terdiam.Bingung ingin menjawab apa.
"Udah deh.Papa turun aja sana,Papa aja yang dijodohin gak usah bawa bawa nama Sara.Sara pusing,batuk,flu,plus baper." ucap Sara kesal.Lalu dengan kekuatan seribu dia menutup pintu kamar dengan kencang ketika Papa sudah tidak berada di depan kamar nya lagi.Karena walau bagaimana pun,tidak boleh berlaku kasar terhadap orangtua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Of Tea
Teen FictionDimas Farish Riatmodjo Sara Alfina Achmad Sara dan Dimas hanya punya dua pilihan.Dan akhirnya harus memilih keputusan yang sebenarnya tidak diharapkan oleh keduanya.Awalnya pilihan itu hanya berjalan biasa saja,tetapi seiiring waktu berlalu,kebias...