(14) Vierra✔

10.1K 562 12
                                    

Pagi ini Lucifer berangkat ke kantornya sudah siang, dia memakai baju kantor berwarna biru.

Lucifer turun dari mobilnya saat ia sudah sampai di depan perusahaannya dan memberikan kunci mobilnya kepada satpam untuk memarkirkan mobilnya di tempat parkir. Saat ia melewati lobi, banyak karwayan yang mencuri pandang ke arah ceo mereka yang sangat tampan itu. Banyak karwayan yang menyapa nya ramah tetapi sang ceo hanya mengangguk saja tanpa memberikan senyum sedikitpun kepada si penyapa itu.

Sampainya di ruangannya, Lucifer menekan intercrom yang terhubung dengan asistennya. Saat intercrom terhubung terdengarlah suara wanita yang merupakan asistennya itu.

"Hallo, selamat siang pak. Ada yang bisa saya bantu pak?" tanya nya (asisten lucifer, Ana.)

"Apa jadwal saya hari ini." kata lucifer to the point

"bapak hari akan mengadakan meeting dengan perusahaan Hard Company tentang kerja sama di cabang indonesia."

"apa hanya itu saja jadwal saya hari ini."

"iya pak, hanya itu saja."

"baiklah,"

Saat sambungan intercrom terputus, ponsel Lucifer berbunyi. Ia mengambil ponselnya yang berada di atas meja kerjanya itu. Ia melihat nama yang tertera di penelpon itu Roberto.

"....."

"Baiklah, saya akan mengeceknya."

"....."

"Hm, bonus sisanya saya sudah kirimkan di Rekening kamu."

Sambungan terputus. Lucifer mengambil laptopnya dan menghidupkannya, ia membuka email yang dikirimkan oleh Roberto mengenai riwayat hidup dan data-data gadis itu.

"Nama Vierra Graceviella Wijaya, anak angkat dari keluarga Wijaya dan anak kandung dari Robinson Louis dan Febby Louis. Umur 19 tahun. Seorang Ceo muda V&G corp dan juga seorang model terkenal dari Victoria Secret. Dan bla bla bla."

"Oh ternyata nama gadis itu Vierra, nama yang bagus." gumam Lucifer.

***

Disisi lain, Vierra sedang bersiap-siap untuk pemotretan selanjutnya. Hari ini jadwal pemotretannya sangat padat ditambah lagi dengan jadwal meeting nya.

Setelah 2 jam pemotretan akhirnya selesai juga. Vierra bersiap akan ke kantor dulu karena ia harus mengecek beberapa berkas yang harus di tanda tangani.

Sampainya di kantor, ia di sambut sapaan hangat pegawai-pegawai nya. Vierra hanya membalas sapaan hangat itu dengan seulas senyum tipis, lalu ia berjalan menuju lift khusus ke ruangannya yang berada di lantai paling atas perusahaannya ini.

"Sandy, bawakan berkas-berkas yang harus saya tanda tangani. Saya tunggu di ruanganku." Kata vierra kepada Sandy, Asisten nya itu.

Tok tok tok

"Masuk."

"permisi bu, ini berkas-berkas yang ibu minta tadi." kata Sandy sopan

"Taruh di atas meja saja, saya akan mandi dulu selesai itu saya akan memeriksanya." jawab Vierra

"baik bu, kalau begitu saya permisi." kata Sandy sopan sambil berlalu pergi dari ruangan Vierra.

Setelah melakukan ritual mandinya, Vierra mengambil berkas-berkas yang dibawa oleh Sandy tadi. Setelah menandatangani berkas-berkas tersebut Vierra bersiap pulang.

Vierra berhenti di depan meja asistennya itu. Sandy yang melihat bosnya berdiri di depannya segera membungkuk hormat.

"ada yang bisa saya bantu bu?" tanya sandy

"Apa jadwal saya besok"

"besok jadwal ibu kosong."

"Baiklah, besok kamu bisa libur dan sekarang kamu bisa pulang. Istirahatlah saya lihat kamu duduk terus tak pernah istirahat." kata Vierra

"terima kasih bu."

Mobil yang Vierra tumpangi keluar kawasan perusahaannya, tujuannya kali ini adalah Club ternama di kota nya. Dia memang sering berkunjung ke club karena disitulah tempat biasa dia dan teman-temannya berkumpul.

Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 1 dini hari, Vierra bersiap pulang ke rumah.

Sepertinya tidak ada kendaraan umum lagi yang lewat, Vierra berfikir apakah ia harus berjalan kaki. Ya tuhan jarak apartementnya sangat jauh dengan club ini.

Vierra menyusuri jalanan sambil melirik ke kanan kiri siapa tau ada kendaraan umum yang lewat.

Sudah hampir setengah jam berjalan kaki tapi tak satupun kendaraan umum yang lewat. Sialnya hari ini ia tidak membawa mobilnya dan dia mau menghubungi siapa di negara ini, semua sanak keluarganya tidak berada di negara ini. Ia tak mungkin menghubungi Rachel di pagi buta begini. Kali ini dia menyesal tidak mempekerjakan pengawal atau sopir pribadi.

Tin tin tin

"Nona, masuklah. Tidak baik nona berjalan kaki sendiri apalagi di pagi buta begini."

"Maaf, saya tidak mengenal anda."

"baiklah, perkenalkan nama saya Lucifer."

"Oh, Alexander. "

"saya sudah memperkenalkan diri nona, jadi nona silahkan masuk."

"Apakah kau akan menculikku?"

"saya tidak akan menculik nona, saya akan mengantarkan nona ke rumah nona."

"saya tidak tinggal di rumah, saya tinggal di apartement."

"baiklah nona."

Vierra [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang