Setelah sekian lama terjebak dalam rumus-rumus, akhirnya bel pulang berbunyi. Aku dan Arin keluar setelah guru kimia meninggalkan kelas.
"Ra mau ikut ke mall ngga? Ada diskon besar-besaran lho hari ini" ajak Arin kepadaku.
"Maaf Rin hari ini gue ngga bisa, gue mau jemput mama sama papa di bandara. Lain kali aja Rin" ucapku merasa bersalah.
"Yah, yaudah deh, besok aja, lagian diskonnya masih sampai besok."
"Salam ya buat om sama tante. Gue tunggu oleh-olehnya" lanjutnya.
"Gue janji besok bakal temenin lo belanja deh. Kalau masalah oleh-oleh mah gampang, mama sama papa gue masih inget lo kok" kataku.
Tak lama kemudian kak Rio datang. Aku berpamitan ke Arin dan masuk ke dalam mobil. Perjalanan ke bandara hanya membutuhkan waktu 15 menit jika tidak macet. Untungnya saat ini Jakarta tidak macet kalau saja iya, mungkin kami akan terjebak kemacetan selama berjam-jam.
Sesampainya di bandara, aku dan kak Rio bejalan menuju kedatangan luar negeri. Disana aku melihat mama dan papa sudah menunggu kami. Aku berlari ke tempat mama dan papa menunggu, sedangkan kak Rio berjalan di belakngku.
Aku memeluk mama dan papa bergantian dan menanyai kabar mereka begitupun kak Rio.
"Mama sama papa bawa oleh-olehkan buat Zahra?" tanyaku setelah sampai di rumah.
"Mama bawa kok, oleh-olehnya ada di bagasi mobil. Nanti si Arin dikasih ya" ucap mamaku.
"Siap ma" kataku menirukan gaya tentara.
Kami berbincang-bincang di ruang keluarga, hanya ada aku, kak Rio, mama dan papa. Meskipun papa orang yang sibuk, ia akan menyempatkan waktunya untuk keluarga. Baginya keluarga adalah yang utama.
— oo00oo —
"Ma Pa Zahra izin keluar bolehkan?" tanyaku kepada mama papa yang sedang asik nonton tv.
"Memangnya Zahra mau kemana?" tanya papa.
"Zahra mau ke perpustakaan kota pa, ada buku yang mau Zahra pinjem. Bolehkan ma pa?"
"Boleh, tapi jangan pulang larut sore. Sebelum magrib harus udah pulang" kata mama.
"Iya mama sayang, Zahra janji ngga bakal pulang kesorean" ucapku.
"Mau papa anter?"
"Engga usah pa, papa kan capek habis naik pesawat" ucapku dengan menunjukan eye smile.
"Zahra pergi dulu ya ma pa. Assalamualaikum"
"Wa'alaikumsalam. Hati-hati ya sayang" ucap mama dari dalam rumah.
Aku keluar gerbang kompleks dan menaiki bus kota. Hanya 5 menit yang aku tempuh untuk sampai di perpustakaan kota dengan menaiki bus kota.
Aku keluar dari bus dan masuk ke perpustakaan kota yang tidak terlalu ramai. Hanya ada beberapa orang disini, kebanyakan mereka seusia denganku.
Aku ingin mengambil buku di salah satu rak, akan tetapi buku itu ada di rak atas. Aku menjinjit untuk mengambilnya tapi masih saja tidak sampai. Tiba-tiba ada tangan seseorang yang mengambilnya dan memberikannya kepadaku. Aku berbalik badan untuk mengucapkan terimakasih.
"Makas—ih".
Aku tidak percaya dengan apa yang aku liat sekarang, kakak kelas yang aku sukai ada disini dan baru saja dia mengambilkan buku untukku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cause You Are
Teen FictionIni kisah cinta pertamaku yang saat ini aku alami. Kata orang cinta pertama itu menyenangkan, penuh cerita tentang kebahagian, saling menyayangi. Beda denganku yang harus menemui kekecewaan di setiap saat, bertahan dalam dinginnya seorang Dava. ...