Hari sudah sore saat mereka tiba dirumah. Aora pun berjalan masuk kedala kamarnya. Beberapa saat setelah mandi dan berganti pakaian, ia pun menuju kedapur dan berniat membantu Lieun Ahjumma sampai sesuatu mendadak menarik perhatiannya. Suara music yang entah berasal dari mana. Rasa penasaran gadis itu membawanya berjalan untuk mencari sumber suara. Tepat saat Aora sampai di halaman belakang rumah, ia mendapati Soohyun yang sedang memainkan piano dihadapannya.
Alunan music piano yang lembut ditambah angin yang berhembus pelan menerpa tubuh Aora, membuat gadis itu merasa begitu tenang dan nyaman. Aora memandangi Soohyun dari kejauhan yang nampaknya tidak menyadari kehadirannya ditempat itu. Aora kini teringat akan apa yang dikatakan Ahjumma pagi tadi. Ternyata benar, namja itu hanya memainkannya. Dan tidak ingin menyanyikannya. Atau mungkin ia takut untuk melakukannya.
♥:♥:♥
Aora sedang duduk sendirian di pinggiran kolam renang. Pandangan gadis itu menerawang ke depan. Ali-alih ia lalu mengambil sesuatu dari balik bajunya. Sebuah liontin perak. Aora menatap liontin yang berada ditangannya cukup lama. Dadanya terasa sesak dan matanya pun mulai memanas saat memandangi liontin tersebut. Benda yang tidak lain adalah pemberian dari orangtua kandungnya. Orang yang sangat dirindukannya. Yang ia harap bisa bersamanya saat ini. Namun itu tak mungkin terjadi.
Mengingat kenyataan itu membuat Aora tidak mampu menahannya lebih lama lagi. Airmata pun akhirnya jatuh menetes di pipinya. Terdengar isakan kecil disana. “Eomma..Appa..jeongmal bogoshippo~”
Tanpa Aora sadari genggamannya pada liontin melemah, hingga benda itu akhirnya jatuh ke dasar kolam. Aora yang melihat itu mendadak panic, dan berusaha meraih liontin dengan cara mencelupkan tangannya namun yang terjadi tubuhnya malah ikut tercebur kedalam sana.
Akhirnya Aora mendapatkan liontin tersebut. Berhasil memang, namun saat gadis itu berusaha naik ke permukaan ia sama sekali tidak dapat melakukannya. Itu karna ia memang tidak tau cara berenang. Air mulai masuk melalui tenggorokannya dan perlahan tubuhnya pun mulai tenggelam.
Samar-samar Aora melihat seperti ada seseorang yang masuk kedalam air dan berenang kearahnya. Namun disaat itupula ia merasa telah kehabisan nafas dan semuanya menjadi gelap. Mungkinkah ini akhirnya..?
::::::::::::::::::::::::::::::::::
“Ya~Aurora!! Palli ireona!!” Samar-samar Aora mendengar seolah ada yang memanggil namanya. Dan sepertinya ia mengenal suara itu.
Uhhuk~Uhukk
Air yang menyumbat tenggorokan Aora kini keluar sudah membuat gadis itu terbatuk.
“Babo~ya?!!” Suara yang berasal dari samping membuat Aora menoleh dan akhirnya mendapati Soohyun yang menatapnya tajam.
“Kenapa tidak berteriak meminta tolong?! Bagaimana kalau tadi kau sampai mati hah?!!” Bentak Soohyun. Aora sendiri tidak menjawab. Gadis itu hanya diam sambil menundukkan kepalanya seperti biasa.
“Keurae!! Aku mengerti kalau kau tidak suka berbagi masalahmu. Tapi setidaknya jangan selalu membuat kami merasa khawatir!!” Aora menoleh kearah Soohyun yang berniat pergi dari sana. Ia sama sekali tidak menyangka kalau ternyata mereka mengkhawatirkannya sampai seperti ini. Hal itu membuat Aora sadar kalau apa yang dilakukannya selama ini adalah salah. Dan ia akan mengubahnya mulai saat ini.
“Mianhae..” Langkah Soohyun terhenti. Rasa kesal dalam dirinya kini mendadak terganti dengan keterkejutan. Berusaha memastikan apa yang baru saja didengarnya, ia pun berbalik ke belakang.
“Mianhae..karna selama ini sudah membuat kalian khawatir. Dan juga..terima kasih karna sudah menolongku.” Ujar Aora. Keduanya kini saling menatap satu sama lain.
“Annyeong!!” Tiba-tiba saja Kevin muncul dari balik pintu, membuat Soohyun dan Aora mengalihkan pandangannya. Kevin yang sepertinya menyadari sesuatu langsung menghampiri Aora. “Oh~Waeirae?! Kenapa bajumu basah semua? Apa yang baru saja terjadi?” Tanyanya. Baik Soohyun maupun Aora tidak ada yang menjawab. Detik kemudian, Soohyun pun akhirnya pergi meninggalkan tempat itu tanpa berkata apa-apa. “Waegurae?! Kenapa sikap Hyung jadi aneh begitu? Neo..gwencana..?!” Tanyanya pada Aora.
“Gwencana~yo” Jawab Aora santai, membuat Kevin terpaku sesaat.
“Mwo? Mworago?! Barusan kau yang mengatakan itu?!” Tanya Kevin tak percaya
“Keuromyeon..memangnya siapa la..” Belum sempat Aora menyelesaikan kalimatnya, Kevin sudah lebih dulu menariknya dalam pelukan pemuda itu. Membuat Aora sempat terkejut, namun akhirnya tersenyum.
“Aku senang sekali. Karna akhirnya kau mau terbuka pada kami semua..”
::::::::::::::::::::::::::::::::
Hari ini Kevin sengaja mengajak Aora ke Taman bawah laut untuk berjalan-jalan. Sejak tadi Aora belum berkata apa-apa. Bukan karna ia ingin kembali ke kebiasaan lamanya, melainkan karna ia begitu takjub dengan apa yang dilihatnya saat ini. Berbgai macam hewan laut kini berenang kesana kemari di sekelilingnya yang memang dihalangi oleh kaca disetiap bagiannya.
“Wah~neomu areumdaun..” Aora tersenyum kagum seraya berjalan mendekat kearah kaca lalu menyentuhnya.
“Kau juga sama cantiknya..” Ucap Kevin pelan. Aora yang tidak begitu jelas mendengarnya berbalik memastikan.
“Hm?! Barusan kau bilang apa..?”
Kevin lalu menoleh kedepan. “Aniyo~apa kau menyukainya?!” Tanyanya mencoba mengambil alih percakapan.
“Tentu saja. Ini pertama kalinya aku ke tempat seperti ini. Dan aku sangat menyukainya. Gomawoyo..Kevin~si!” Ucap Aora tersenyum. Begitupula dengan Kevin.
Setelah puas menjelajahi taman bawah laut, keduanya pun akhirnya singgah di sebuah kafe kecil yang letaknya tidak jauh dari sana.
“Ini makanlah..” Kevin yang baru saja tiba memberikan sebuah es krim pada Aora lalu ikut duduk di kursi depan gadis itu.
“Wah~gomawo!!” Aora lalu mulai mencicipi es krim tersebut. “Hmm..neukkimi joaha!!” Serunya sambil tersenyum senang.
“Keurae..baguslah kalau kau suka!” Ujar Kevin yang juga menikmati es krim miliknya. Entah karna begitu bersemangat makan atau apa, Aora sampai tidak menyadari mulutnya yang belepotan es krim. Kevin yang menyadari itu tertwa pelan membuat Aora menatapnya bingung.
“Waegurae?! Kenapa kau tertawa?! Apa ada yang aneh diwajahku?!” Aora mencoba meraba wajahnya sampai akhirnya menyadari es krim tersebut dan berhasil membersihkannya dari bibirnya. Namun saat ia berniat menurunkan tangannya, Kevin menahan pergelangannya. Aora mengernyitkan dahinya kearah Kevin, namun pemuda itu hanya diam menatapnya. Detik berikutnya Kevin tiba-tiba saja mencondongkan tubuhnya kearah Aora dan membuat gadis itu terkejut hingga akhirnya menutup matanya. Dan…
Cup!!
Sebuah kecupan singkat mendarat di dahi Aora. Membuatnya terkejut dan akhirnya membuka mata. Dihadapannya Nampak Kevin yang tersenyum sambil menatapnya penuh arti.
“Joahaeyo..”
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Aurora (오로라)
Teen FictionAku menerima Kevin, karna harus kuakui ada sedikit rasa dalam hatiku untuknya. Tapi seiring berjalannya waktu perasaanku mendadak teralihkan atau mungkin Aku hanya baru menyadarinya