Pagi ini sama seperti pagi-pagi biasanya. Gavi akan menggunakan motor kesayangannya untuk pergi kesekolah. Sebenarnya Gavi mempunyai mobil pemberian neneknya dari jerman, namun Gavi enggan menggunakannya karna menurutnya ia merasa lebih nyaman menggunakan sepda motornya dibandingkan dengan mobil.
Meskipun sebenarnya sesekali Gavi memakai mobilnya untuk berjalan-jalan berkeliling jakarta.Hari ini Gavi lebih bersemangat dari biasanya.
Ya, Gavi hari ini bertekat untuk mulai mendekati Dira. Gavi sebenarnya tidak tahu, perasaan apa yang menghantuinya saat ini. Jatuh cinta kah?entahlah
Yang jelas saat ini Gavi hanya ingin lebih dekat dan mengenal Dira."Eh den Gavi. Ini motornya sudah siap" ucap mang Dadang
"wih si Thiago udah kinclong"
"Hehe"mang Dadang tesenyum" siapa dulu, mang Dadang" ucap mang dadang menepuk dadanya.
"Sip. Makasih loh mang. Kalau gitu saya berangkat dulu ya. Gavi titip mamah. Oke? " jelas Gavi
"Siap aden"
🔵🔴🔵🔴
Gavi melajukan motornya dengan santai. Sesekali laki-laki di balik helm berwarna hitam itu bersenandung untuk menghindari jenuh.
Namun, mata Gavi menangkap sosok wanita yang belakangan ini selalu saja menghantui pikirannya.
Ya, siapa lagi kalau bukan Dira, Adira Dara Aisha.
Gavi segera melajukan motornya dan berhenti tepat dimana gadis itu berdiri.Sementara Dira, hanya menautkan alisnya bingung. Siapa yang berani- beraninya memarkirkan motor tapat di hadapannya. Benar-benar tidak sopan. Pikirnya
"Ka Gavi?"
"Hi Dir" sapa Gavi santai sambil merapihkan rambutnya yang sedikit berantakan akibat helm yang ia pakai "lo belum berangkat?" lanjutnya
"Bisa di lihat sendiri" jawab Dira ketus
"Yaudah bareng gue aja. Kalau lo nunggu bus pasti lama Dir" ajak Gavi
"Ga"
"Jutek amat sih Dir, gue punya salah sama lo ya"
"Ga, mendingan kaka duluan aja deh" Dira mendengus
"Bareng aja Dir, nanti lo telat. Dihukum Bu Ratu" jawab Gavi kekeuh
"Gue ngga mau kena masalah ka. Jadi plis jangan deketin gue"
"Siapa yang bakal kena masalah?" Gavi menatap intens mata teduh Dira "jawab gue"
"Udahlah ngga penting" Dira segera memalingkan Mukanya ke arah lain.
"Kalau gue punya masalah sama lo, gue minta maaf Dir. Gue cuma mau kita berteman aja. Ngga lebih. Bilang kalau gue punya salah" Gavi berbicara panjang.
"Kita ngga bisa temenan ka. Gue udah punya pacar. Jadi plis jangan deket-deketin gue lagi"
"Oke oke, tapi sekali ini aja lo turutin permintaan gue. Lo naik ke motor gue. Lo bisa telat Dir"
"Fine" Dira segera menaiki motor besar berwana merah itu.
"Pegangan Dir"
"Modus"
"Kalau mati muda gue ngga tanggung jawab ya" ujar Gavi sambil melihat ke arah Dira menggunakan kaca spion.
"Amit-amit"
"Makannya pegangan"
"Iya bawel" Dira segera mengaitkan tangannya ke pinggang Gavi dengan wajah yang di tekuk.
Kok gemes ujar Gavi dalam hati.
Setelah hampir lima belas menit melewati jalanan yang macet. Akhirnya Gavi dan Dira tiba disekolah. Jam menunjukan pukul 06:55 yang artinya lima menit lagi bel akan dibunyikan.
Dira menghela nafas panjang. Ada untungnya juga Dira menumpang kepada Gavi. Syukurlah hari ini ia bebas dari
Hukuman Bu Ratu."Terimakasih ya ka Gavi" ujar Dira tersenyum kikuk.
"Iya" jawab Gavi sekenanya.
"Yaudah, gue duluan ya ka. Terimakasih sekali lagi" Dira baru saja ingin beranjak pergi tapi sebuah tangan menahannya.
"Eh sorry" Gavi melepaskan genggamannya pada lengan Dira "gue boleh minta nomor lo?" ujarnya ragu
"Untuk apa?"
"Gue mau kita jadi teman Dir. Lo ga keberatan kan?"
"Oke. Mana Hape kaka"
Gavi segera memberikan Handphonenya kepada Dira.
"Udah"
"Makasih ya Dir"
"Ya. Gue duluan ka" kali ini Dira benar-benar pergi meninggalkan Gavi.
Sebenarnya Dira tidak bermaksud bersikap jutek terhadap Gavi. Dira hanya tidak ingin mempunyai masalah-masalah baru jika mengenal Gavi.
Dira tau bagaimana seorang Gavriel Andreas Messi di sekolahnya. Seorang murid populer yang di gandrungi banyak siswi-siswi di SMA antara. Yang mempunyai ratusan penggemar di Sekolah. Dira tidak mau dimusuhi satu sekolah hanya karna berdekatan dengan seorang Gavi.
Dira juga berbohong jika ia sudah memiliki kekasih. Dira hanya tidak ingin Gavi selalu mencoba mendekatinya. Tapi semua usaha itu sia-sia.
Gavi laki-laki baik, yang menghargai wanita. Meskipun Gavi terkenal Bad Boy. Tapi Gavi tidak pernah sekalipun menyakiti hati wanita. Dira merasa bersalah dengan Gavi karna sifatnya yang satu tahun belakangan ini tidak bersahabat terhadap Gavi.Siapa yang mampu menolak karisma seorang Gavriel Andreas Messi?mungkin tidak ada.
Semoga Awal yang baik dalam pertemanan Dira dan GavrielTypo dimana-mana.
Gracias🙏🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
GAVRIEL
Teen FictionNama : Gavriel Andreas Messi Umur : 17th. Hoby : main bola Cita-cita : pas sd mau jadi dokter. Smp mau jadi guru. Sma mau jadi pemain bola Umur 17 tahun merupakan peralihan dari masa anak-anak menuju masa remaja. Pada saat inilah semua anak akan me...