Bab I

934 42 1
                                        

Hari ini adalah tahun ajaran baru di mulai, dimana seluruh sekolah aktif kembali dalam belajar-mengajar, tanpa terkecuali SMU Mega Kreasi yang terkenal paling bergengsi. Hanya orang-orang yang berduit ataupun murid cerdas sehingga mendapatkan beasiswa yang dapat memasuki SMU ini. Walaupun begitu SMU Mega Kreasi telah banyak mencetak berbagai penghargaan baik itu akademik maupun non-akademik. Namun ada hal yang tidak dapat di hindari lagi, mau sehebat apapun sekolah itu tetap saja memiliki siswa yang selalu membuat berbagai macam masalah. Terutama untuk tiga orang komplotan berparas cukup tampan, yang tak pernah lelah untuk memasuki ruang BP. Mereka selalu saja membuat keributan setiap harinya, guru seakan lelah menasehati mereka. Ingin rasanya para guru mengeluarkan mereka dari sekolah ini, tapi apalah daya uang adalah kekuasaan utama yang tidak bisa membuat para guru-guru berkutik. Hanya ada hukuman lah untuk mereka jika membuat berbagai masalah seperti halnya sekarang ini.

Ketiganya tengah berlari mengelilingi lapangan basket sebagai tanda hukuman karena mereka ribut di dalam kelas saat guru tengah menerangkan. Maklum saja ini adalah sekolah bergengsi, jadi walaupun ini adalah hari pertama sekolah tetap saja belajar-mengajar di lakukan.

"Panggilan kepada Argajati Sastra Negara, Ajun Prawesmara, Reno Armandanu XI IPS-2 untuk datang ke ruang BP, sekali lagi panggilan kepada Argajati Sastra Negara, Ajun Prawesmara, Reno Armandanu kelas XI IPS-2 untuk datang ke ruang BP, terimakasih"terdengar suara perempuan melalui sound system yang menginformasikan ketiga nama tersebut untuk datang ke ruang BP, ketiga nama tersebut saling melemparkan pandangan lalu terkekeh dan segera berjalan menuju ruang BP

Tanpa mengetuk pintu ketiganya langsung masuk, membuat guru yang berada dalam ruang itu melotot karena terkejut saat pintu di buka tiba-tiba.

"Astaga kalian..."bentak guru itu

Ketiganya hanya menampilkan cengiran yang membuat guru itu geram "Ada apa yah bu, kita di panggil kesini...?"tanya laki-laki yang bernama Reno

"Kamu bilang ada apa..?"tanya guru itu sehingga ketiganya mengangguk

"Astaga tidak usah belagak bodoh, tentu saja kalian kesini karena ulah kalian"setiap kali guru berhadapan dengan mereka, rasanya darah mereka langsung mendidih

"Oh gitu yah bu"balas ajun

"Saya tidak tau lagi mau bilang apa sama kalian, ini adalah hari pertama sekolah dan kalian sudah membuat ulah"ucap guru BP itu dengan geram

"Santai bu, nanti kalau ibu melahirkan di sini gimana, kan bisa berabe, mendingan ibu tarik nafas buang perlahan"ucap Jati sambil memperagakan pengambilan nafas

"Keluar kalian dan bersihkan semua kamar mandi di gedung kalian"tak sanggup lagi rasanya meladeni ketiga biang onar ini dan ketiganya keluar mendengar bentakan guru BP mereka

'Astaga amit-amit jabang bayi, punya anak begitu, jangan seperti tiga biang onar itu yah nak'batinnya sambil mengelus-elus perut buncitnya.

Setelah ketiganya keluar dari ruang BP, Reno membuka suara "Jadi gimana bos, kita ngejalani hukumannya..?"Reno menatap Jati orang yang di panggil bos, menunggu jawaban dari Jati

"Seperti biasalah kita bayar orang untuk bersihinnya, gak level banget cowok ganteng megang gagang pel"Jati berseru sombong dan disetujui keduanya

"Bener banget, cowok populer seperti kita pantasnya megang stir mobil mewah"Ajun menimpali ucapan Jati

"Yaudah kalau gitu kita ke kantin aja yuk, laper nih gue belum makan, cacing gue udah pada gak sabar pengen di manjain sama makanan di kantin buk leli"ujar Reno sambil mengelus perutnya dengan tampang memelas

Jati mendengus melihat ekspresi Reno "Dasar rakus elo, yang ada di otak elo cuma makan aja"Reno melotot mendengar penuturan Jati

"Enak aja elo, yang lebih rakus itu Ajun bukan gue"protes Reno tidak terima

Brandalan SMU (Pending)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang