First Day at School

4.5K 310 14
                                    


"Selamat pagi." Sapa sonsaengnim di depan kelas

"Selamat pagi, ssaem" sapa murid-murid di kelas itu.

"Seperti yang kalian dengar, hari ini kita akan mendapatkan siswa baru pindahan dari Busan."

Para siswa mulai saling berbisik membicarakan murid baru dari Busan tersebut.

"Jimin ssi... silahkan masuk." Perintah sonsaengnim kepada seorang siswa yang sekarang telah melangkahkan kakinya ke dalam kelas.

Park Jimin, namanya, mulai mengangkat kepalanya dan menatap siswa-siswi yang ada di dalam kelas tersebut.

"Perkenalkan dirimu." Perintah Sonsaengnim lagi.

Jimin membungkukkan badannya, "annyeoghaseyo, saya Park Jimin. Biasa dipanggil Jimin. Pindahan dari Busan. Senang bertemu dengan kalian."

Jimin menyelesaikan perkenalannya dengan senyuman manis.

"Baik. Jimin ssi, silahkan pilih tempat dudukmu. Sayang sekali, karena hanya ada 2 bangku kosong di belakang. Dan untuk kalian, kalian bisa bertanya-tanya tentang Jimin nanti." Kata sonsaengnim

Jimin melirik bangku di samping seorang yeoja berambut panjang.

"Bolehkah aku duduk di sini?" Tanya Jimin

"Tentu saja." Jawab yeoja tersebut sambil menyingkirkan tasnya

Yeoja tersebut mengulurkan tangannya setelah Jimin duduk, "senang berkenalan deganmu, Jimin ssi. Namaku Wendy."

"Hai, Wendy ssi. Kau bisa memanggilku Jimin. Jangan terlalu formal." Kata Jimin menimpali Wendy dengan senyuman.

"Baiklah, panggil aku Wendy. Kau juga tak perlu terlalu formal denganku." Kata Wendy menimpali perkataan Jimin

Tidak butuh waktu lama bagi Jimin dan Wendy untuk menjadi akrab. Tidak heran lebih tepatnya, karena baik Jimin maupun Wendy adalah seseorang yang ramah.
.
.
.
.
'DDENG DDENG DDENG'

Jam istirahat berbunyi. Murid-murid langsung berhamburan keluar  mengisi perut mereka yang keroncongan. Begitupun dengan Jimin yang ingin mengisi perutnya.

Dengan bantuan Wendy dan teman-temannya yang lain (panggil saja Joy dan Irene), dia berhasil menemukan kantin yang luar biasa besar.

"Wow...." kagum Jimin

"Kantin kita memang besar, Jimin-ah. Jadi, tutup mulutmu. Kepalanya Irene bisa masuk ke dalam mulutmu." Kata Wendy menyindir Jimin yang tanpa sengaja membuka mulutnya karena kagum.

Jimin segera menutup mulutnya dan mulai mengedarkan pandangannya melihat seisi kantin.

Matanya memincing saat menemukan sebuah meja yang hanya terisi 3 orang saja.

"Wendy-ah, kau tidak mau duduk di sana? Di sana masih ada sisa bangku yang kosong." Tanya Jimin kepada Wendy.

Wendy, Irene dan Joy memicingkan matanya saat sadar ke mana telunjuk Jimin mengarah.

Irene membulatkan matanya, "kita tidak bisa duduk di sana, Jiminie."

"Wae?" Tanya Jimin

"Biar kuberi tahu, mereka semua yang ada di sana adalah penguasa sekolah ini.. dan mereka semua sangat dingin. Tidak ada yang berani mendekati mereka." Jelas Irene

"Bagaimana bisa mereka adalah penguasa sekolah. Sedangkan mereka sendiri masih sekolah. Lihatlah, bahkan salah satu di antara mereka adalah adik kelas." Jawab Jimin

"Kau hanya belum tahu, Jiminie. Setiap anak yang membuat masalah dengan mereka baik sengaja maupun tidak, mereka akan menghilang dari sekolah ini." Jelas Irene

Hello, Vampire.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang