Half & Half

1.8K 220 7
                                    

"Mulai saat ini, detik ini juga. Jangan pernah jauh-jauh dariku."


V

"Jadi, sejak kapan kau dekat dengan Kim Taehyung, Park Jimin ssi?" Tanya Wendy dengan nada sarkasme.

Jimin hanya tersenyum, "Tidak lama. Baru kemarin."

Wendy mengarahkan pandangan matanya ke Taehyung. Saat Taehyung membalas tatapan Wendy, dia langsung memalingkan wajahnya kembali ke Jimin.

"Dia tidak semenakutkan itu, Wendy-ah~" Kata Jimin kepada Wendy yang masih belum bisa menatap Taehyung.

"Omong-omong, kau baru dekat dengannya kemarin. Tapi kalian tampak seperti kenalan lama. Bukan begitu, Joy?" Tanya Wendy ke Joy

Joy mengangguk mengiyakan, "Hu'um, apa benar kalian baru kemarin kenal? Kalian tidak ada hubungan sebelum-sebelumnya kan?"

"Tidak." Jawab Taehyung singkat.

"Karena Taehyung yang menjawab, mau tidak mau kami harus percaya." Kata Joy dengan santainya.

Taehyung menyeringai, "Kau memang harus percaya padaku."

Joy menatap Taehyung lalu tersenyum remeh, "Ya, yang terhormat Kim Taehyung."

"Ei, sudahlah. Jangan seperti ini terus." Sahut Jimin

"Ya. Lagian juga Jimin aman-aman saja bersama Taehyung." Sahut Wendy juga.

"Lebih baik kita persiapkan diri buat pelajaran. Siapa tau ada kuis mendadak." Kata Irene yang sedari tadi diam saja.

Mata Irene menatap Taehyung yang sedang memainkan penanya. Sadar akan tatapan Irene, Taehyung balas menatap Irene.

Pandangan mata Irene menajam. Dengan perlahan tanpa diketahui oleh teman-temannya yang lain, dia mendekati Taehyung.

"Temui aku di gedung lama saat istirahat nanti. Ada sesuatu yang ingin kubicarakan dan ini mengenai Jimin. Jadi, kau tidak punya alasan untuk tidak menemuiku." Perintah Irene lalu dia kembali duduk seperti semula.

Taehyung mendengus pelan lalu menatap punggung Irene yang membelakanginya dan dia menyeringai.



"Langsung ke poinnya. Apa yang ingin kau katakan?" Tanya Taehyung

"Aku tidak akan langsung mengatakan poinnya. Aku akan bertanya padamu terlebih dahulu." Jawab Irene

"Katakan!" Perintah Taehyung.

"Apa yang kau inginkan dari Jimin?" Tanya Irene.

Taehyung tersenyum remeh, "Aku menginginkan semua yang ada pada dirinya."

"Bisakah kau melindunginya?" Tanya Irene.

"Tentu." Tidak ada keraguan dalam kata-katanya.

"Tapi aku yang ragu jika dia bersamamu." Sahut Irene.

"Apa maksudmu?" Tanya Taehyung tidak mengerti.

"Jangan kau kira aku tidak tau apapun tentangmu hanya karena aku diam saja sedari tadi." Jawab Irene

"Langsung ke poinnya saja." Balas Taehyung

Irene mendengus, "Kim Taehyung, aku tau siapa dirimu sebenarnya. Kau adalah Vampire."

Taehyung menatap mata Irene dengan tajam dan dengan waktu sepersekian detik, Taehyung sudah ada di depan Irene dan mencekik leher Irene.

Irene mencengkram tangan Taehyung selagi kedua kakinya mulai terangkat ke udara.

Irene memejamkan matanya dan sedetik kemudian, dia menancapkan kuku-kukunya yang memanjang ke tangan Taehyung.

Cengkraman tangan Taehyung di leher Irene terlepas. Warna mata Taehyung berubah menjadi warna heterochrome.

"Kau... ternyata selama ini kau juga vampire." Kata Taehyung sinis.

"Dan jangan anggap aku tidak tau kalau teman-temanmu juga vampire bahkan salah satu dari mereka bukan dari clanmu." Balas Irene

"Katakan padaku, Taehyung ssi. Apa yang membuatmu mendekati Jimin?" Tanya Irene

Warna mata Taehyung perlahan-lahan kembali ke warna awalnya, "Mengapa kau sangat ingin tau, Irene?"

"Karena dia temanku dan aku tau ada yang spesial dalam dirinya." Jawab Irene

"Dia... dia mateku. Dan aku sudah menandainya." Jelas Taehyung

Irene menatap Taehyung tidak percaya, "Kapan?"

"Dulu. Di kehidupan sebelumnya." Jawabnya.

Irene memijat keningnya, "Semua ini terasa rumit, kau tau?"

"Maksudmu?"

"Kau tidak tau? Kim Taehyung, Jimin itu sangat spesial. Kehadirannya sangat dinantikan dan satu lagi, aku bukan vampire. Maksudku, aku bukan sepenuhnya vampire" Jawab Irene

"Spesial? Dan kau bukan sepenuhnya vampire?" Taehyung semakin tidak mengerti.

"Aku tidak bisa menjelaskannya di sini. Temui aku ke cafè lovaluv setelah pulang sekolah. Ajak Jimin juga. Aku akan menjelaskan semuanya di sana." Kata Irene sebelum dia melangkahkan kakinya meninggalkan atap sekolah.

Taehyung menghela nafasnya perlahan, "Apalagi kali ini?"



Waktu terasa begitu cepat dan kini Jimin, Taehyung dan Irene sudah berada di cafè yang disarankan.

"Cepat jelaskan!" Perintah Taehyung kepada Irene.

"Aku akan menjelaskannya nanti. Pertama-tama, tampaknya aku harus mengenalkan diriku kembali kepadamu, Jimin-ah." Jawab Irene dengan senyuman sembari tangannya bermain dengan pinggiran cangkir.

"Maksudmu?" Tanya Jimin tidak mengerti.

"Kau akan mengerti." Sahut Taehyung, memegang lembut tangan Jimin.

"Baiklah. Perkenalkan aku Irene Bae dan aku bukanlah manusia." Kata Irene.

Jimin tertawa, "Candaanmu tidak lucu, Irene."

Irene menatap mata Jimin dengan serius. Jari-jari lentik miliknya mulai berjalan ke titik nadi Jimin dan menekannya.

"Akh-" Rintih Jimin.

"Ap-!" Teriakan Taehyung berhenti saat melihat warna mata Irene yang berubah.

"Sayangnya, aku tidak bercanda. Jadi dengarkan aku-

-aku bukan manusia, Jimin-ah. I'm half vampire and half psychic."

-Irene Bae-
.
.
.

TBC
.

.

.

Note:
Irene is a goddess right?? She is trully beautiful and for me, no one can beats her.
😋😁😋

Hello, Vampire.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang