War (I)

1K 106 21
                                    

.

.

.

Jimin dan Taehyung memasuki mansion dan disambut dengan Irene yang memang sudah menunggu sedari tadi.

"Lama tidak bertemu, Irene." Sapa Jimin dan dibalas senyuman oleh Irene.

"Ya, sudah lama sekali kita tidak bertemu." Jawab Irene dan memeluk Jimin.

Mereka melepas pelukan mereka dan menatap Taehyung yang hanya diam sedari tadi.

"Kamu tidak perlu cemburu. Toh aku hanya milikmu."

Taehyung tertawa geli, "Aku tidak mengatakan aku cemburu."

Jimin memutar matanya, "Kata seseorang yang tidak tersenyum semenjak aku memeluk Irene."

Irene tertawa melihat hubungan Taehyung dan Jimin, "Aku tidak pernah melihat Taehyung seperti ini selama di sekolah. Dan melihatmu seperti ini, seperti melihat anak kecil."

Taehyung mengangkat bahunya, "Gimana ya. Vampir tidak pernah tua. Jadi aku bebas berlaku seperti apapun."

Jimin ingin memukul kepala Taehyung sebelum sebuah suara menginstrupsi kegiatannya.

"Park Jimin."

Jimin menoleh dan melihat pria dengan badan yang kekar. Lebih kekar dibandingkan Taehyung.

"Perkenalkan, aku Jungkook. Orang yang telah lama hilang lalu kembali."

"Ah! Kau yang membawa Irene ke sini, bukan begitu? Terima kasih telah membawanya ke sini."

Jungkook mengangguk, "Sebelum itu, kami bertiga telah membicarakan sesuatu tentangmu. Aku berharap kau mau mendengarkan semuanya."

Jimin menolehkan kepalanya ke Taehyung dan memincingkan matanya, "Apa itu tentang Oteos juga?"

Jungkook membulatkan matanya begitu juga dengan Irene, "Kau sudah mengetahuinya?"

"Taehyung yang memberi tau. Tapi tidak terlalu detail."

Jungkook menghela napas, "Kukira dia sudah memberi tau kamu tentang semuanya. Jadi aku tidak perlu membicarakannya lagi."

"Hei! Kamu yang berjanji akan mengatakannya sendiri." Sahut Taehyung.

Jungkook memicingkan matanya, "Dasar bayi vampir."

Jungkook mengembalikan fokusnya ke Jimin lalu tersenyum, "Jadi kami sudah menyusun rencana dan salah satu tahapannya adalah kamu... keluar dari sekolah. Jangan khawatir, Irene dan Taehyung juga akan keluar. Toh mereka tidak perlu belajar, Taehyung terlahir bodoh dan Irene sudah muak dengan logaritma."

"Sekali lagi kau mengatakan aku bodoh, kamu akan bangun dengan kepala tanpa rambut!"

Jungkook tertawa. Sejujurnya, dia merindukan suasana seperti ini. Suasana dimana dia dan Taehyung bisa bercanda. Tidak masalah dengan Jimin di hadapannya, walaupun hatinya menjerit ingin memiliki Jimin. Diapun tidak bisa membuat Jimin bahagia.

"Aku tidak masalah keluar dari sekolah. Tapi bagaimana dengan orang tuaku? Mereka... apa mereka mengijinkan?"

Irene tersenyum, "Jiminku yang lugu. Bahkan orang tuamu tau kamu tidak aman di sekolah."

"Maksudmu?"

"Kau ingat dengan para pria yang kau kenal di kantin? Sewaktu kita tidak kebagian tempat makan?" Tanya Irene dan dijawab anggukan oleh Jimin.

"Salah satu atau mungkin lebih dari mereka adalah anggota Oteos." Kata Irene

"Mereka mengetahuinya?" Beo Jimin tidak percaya.

"Ya. Mereka mengetahuinya. Tidakkah kamu berpikir? Bagaimana orang tuamu dengan mudah menyerahkan dirimu kepada Taehyung? Menyetujui hubunganmu dengan Taehyung?" Tanya Irene

Jimin terdiam. Dia pernah memikirkan ini tapi dia hanya berpikir mungkin orang tuanya terlalu mencintainya sehingga menyetujui semua yang dia lakukan.

"Apa aku seberhaga itu?"

Irene, Jungkook, dan Taehyung menatap Jimin dengan lembut.

"Sangat. Kamu sangat berharga, Jimin. Untukku, dan untuk kami." Jawab Taehyung.

Jimin menatap Taehyung dengan penuh sayang, "Aku... merindukan orang tuaku."

Taehyung memeluk Jimin, "Kami bisa membawa orang tuamu ke sini."

Jimin menggeleng, "Tidak. Aku ingin mengunjungi mereka. Sudah lama sekali aku tidak melihat mereka."

Jimin menatap Taehyung, "Bolehkah aku mengunjungi mereka? Hanya 1 malam saja."

Taehyung mengangguk, "Tentu boleh. Kapan kamu mau mengunjungi mereka?"

"Besok lusa mungkin. Setelah aku selesai memindahkan semua barangku ke sini."

"Biar ku antar."

"Tidak perlu, Tae. Biar aku sendiri saja. Kau dan Jungkook sudah lama tidak bertemu kan? Kau banyak kehilangan cerita tentang Jungkook dan Jungkook juga kehilangan banyak cerita tentang kehidupanmu."

Taehyung menatap Jungkook dan Irene dengan ragu. Perlukah dia menyetujui permintaan Jimin.

Jimin menggoyangkan badannya menatap Taehyung dengan matanya yang membulat lucu, "Please~ I want some quality time with my parents."

Taehyung menghela napas dan menganggukan kepalanya, "Kau harus hati-hati, oke?"

Jimin tersenyum dan menangguk, "Oh iya, besok aku juga akan menyerahkan surat keluar dari sekolah."

Irene mengangguk, "Sisanya biar aku yang urus."








"Ada informasi?"

"Park Jimin. Dia akan ke Busan. Besok lusa."

"Ikuti dia. Bersembunyilah dengan baik."

"Baik."

"Oh ya. Jika situasi memungkinkan, bawa Jimin ke sini. Kau mengertikan kan,-






-Sanghyuk?"

.

.

.

TBC

Hello, Vampire.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang