Suara yang kembali

21 2 1
                                    

"Sampe kapan lo mau kayak gini terus?" Tanya Genta kepada cewek dihadapannya, Ira.

Ira paham betul apa yang dimaksud Genta, tapi ia lebih memilih berpura-pura tidak tahu "Maksudnya?" dengan santai Ira bertanya balik pada Genta.

Ira dan Genta tidak sengaja bertemu diperpustakaan saat Genta memutuskan pergi keperpustakaan untuk tidur sehabis mengantar pacarnya kekelas, karena memang Genta adalah cowok yang sering badmood, kadang rajin, kadang males. Tapi, kebanyakan malesnya, jadi lebih sering molor daripada belajar.

Genta mendengus sebal, selalu saja berpura-pura bodoh, "Pulanglah Ra, apa lo nggak kasihan sama orang tua lo? Dia selalu sedih karena lo memilih tinggal pisah sama mereka" Genta mengatakan amat lembut agar Ira dapat mengerti kali ini saja.

Ira langsung menatap kearah manik mata Genta, "Gimana Issa?" katanya sambil menggigit bibir menahan air mata. Genta tertegun, melihat mata Ira yang penuh kesedihan, kekecewaan, penyesalan. Semuanya bercampur menjadi satu.

Genta tertawa sumbang mendengar pertanyaan dari perempuan dihadapannya ini, "Mengalihkan pembicaraan lagi ya? Dia nggak baik-baik aja, dia selalu dihantui rasa bersalahnya sama lo, pulanglah Ra, lo harus tau gue juga kesiksa karena kejadian ini, karena semuanya" Ia menatap Ira dengan pandangan memohon.

Akhirnya Ira tak kuasa menahan air mata, air matanya mengalir deras "Maaf Ta, maaf", Ira sadar masalahnya ini membuat semua orang menderita, tapi iapun tidak ingin seperti ini, ia juga ingin kembali lagi seperti dulu. Tapi rasanya saat ini sudah sulit, karena sekarang keadaannya berbeda, ia tidak ingin melepas apa yang dimilikinya saat ini. Dan tidak akan pernah.

Genta memandang sinis kearah cewek dihadapannya, "Lo bakal nyesel, gue pastiin itu" katanya sambil berlalu melewati Ira dengan wajah kecewa.

Ira tersenyum pedih mendengarnya, sebelum Genta keluar dari ruangan Ira berkata, "Lo juga kan Ta" membuat Genta terdiam kaku ditempat, lalu sedetik kemudian keluar dari ruangan dan menghilang dari pandangan.

********

Bianca dan Gina menatap cemas kearah Sabel yang sedang menatap garang kearah Desi, teman sekelas mereka.

Mereka berdua sedang saling menantang diri, awal mereka bisa bertengkar karena Sabel memang telat masuk kelas setelah istirahat. Ya karena memang Desi itu kebetulan ketua kelas dan memang dia orang yang temperamental, ia tidak suka ada orang yang membantahnya apalagi dia adalah ketua kelas dan menurutnya ia memang harus dipatuhi.

"Ngapain lu masuk kekelas? keluar sana lu, gua lebih seneng kelas ini gak ada orang kaya lu" sembur si ketua kelas saat melihat Sabel masuk kelas.

Sabel yang bisu hanya diam sambil duduk dikursinya, pura-pura tidak mendengarkan.

"Keluar aja lu dari kelas, GAGU" semua orang yang berkerumunan tercengang mendengar perkataan pedas Desi. Tetapi Sabel acuh tak acuh menanggapinya, karena menurutnya itu biasa.

"Keluar gak lu!"

"Nggak usah kasar!" kata Bianca teriak.

"Diem lu!"

"Lu yang diem bangsat!" kata Gina melotot tajam kearah Desi.

"Sialan lu!" teriak Desi tak kalah kencang.

Desi kehilangan kesabaran karena Sabel hanya diam dan santai menanggapi kemarahannya. Desi menarik kerah belakang Sabel dengan kasar dan menyeretnya untuk keluar. Tapi Sabel berontak membalikkan badannya hingga cengkraman Desi dari kerahnya terlepas, mendorong Desi hingga membentur dinding, Desi kalap lalu menghampiri Sabel dan menamparnya, sangat kencang hingga berbunyi nyaring, Sabel balas menamparnya, tapi lalu Desi mendorong Sabel hingga keluar pintu. Sebelum terdorong keluar pintu, baju seragam Sabel menyangkut disisi pintu, Sabel hampir terjungkang, Desi mendorong Sabel lagi hingga ia keluar pintu dan baju yang menyangkut robek dan Sabel jatuh terseret hingga tangan, kaki dan wajahnya terluka akibat terlalu jauh terpeleset sampai ke aspal dilapangan olahraga, atau tepatnya persis ditepi lapangan olahraga.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 03, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Twins PerfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang