Four

6.8K 397 4
                                    

Entah takdir atau waktu yang kejam, bagiku itu adalah 2 hal yang dapat mengubah keadaan dan situasi. Aku selalu berharap keadaan bisa berubah saat aku kembali membuka mataku, aku juga selalu berharap hidup yang ku jalani saat ini adalah mimpi, mimpi yang paling buruk yang pernah aku alami.

Aku juga berharap kak Orion menyukaiku seperti aku menyukainya. Namanya Orion Arseno, dia seperti gambaran tokoh utama dalam novel, dia tampan, dia cerdas, dia sempurna. Aku menyukainya pada saat hari ketiga mos, dia membuat jantungku loncat-loncat tak karuan.

" Alana! Alana!" suara ketukan pintu membuat Alana kaget dan buru-buru menutup laptopnya,

Alana membuka pintu kamarnya, sudah terlihat Sandra,Fani, dan  Mega dengan membawa box besar berisi alat make up.

" itu buat apaan?" Alana bertanya sambil mengerutkan keningnya,

" please deh Alana, jadi cewe jangan kolot banget kenapa!" Fani membuka box tersebut.

" ini namanya make up! Kalo lo mau kak Orion naksir balik sama lo, lo harus bermake up," Fani mengoleskan bb cream pada Alana.

" tapi gue gak biasa pake beginian tau," Alana menatap Fani.

" tapi Lan, biasanya manjur sih kalo pake polesan make up," Mega membela ucapan Fani.

" tapi kan, kalo misalnya kak Orion cinta sama Alana pasti terima Alana apa adanya," Sandra menatap Fani yang sedang memberikan lip tint pada bibir Alana.

" Sandra, jangan terlalu naif jadi cewe, jaman sekarang cowo lebih suka cewe dengan bedak tebal daripada wajah natural." Fani mulai merapikan alis Alana.

" Fan, ini berlebihan deh kayaknya, ntar muka gue keliatan kaya tante-tante lagi," Fani menghela nafasnya.

" yaampun Lan, tenang aja. Gue tu udah sering dandanin orang, jadi santai dan lihat hasilnya nanti," Fani kembali menambahkan maskara pada bulu mata Alana,

" Lanaaa cantik banget! " pekik Mega saat melihat penampilan Alana.

" gue jamin kalo lo kaya gini, kak langsung falling in love sama lo," Alana tersenyum lebar mendengar ucapan Fani.

" nah, sekarang lo belajar make high heels oke!" Alana kembali mengerutkan keningnya.

High heels, salah satu benda yang dia hindari! Dulu saat acara kartinian SMP, Alana terjatuh dan membuat seluruh dandanannya kacau, dan semua orang menertawakannya, membuatnya menjadi buah bibir di seluruh penjuru sekolah.

" Lan, emang lo nyaman sama penampilan lo kaya gini?" Sandra menatap iba Alana.

" demi kak Orion gue nyaman kok," Sandra mendesah pasrah.

" jadi setiap beberapa hari ini gue bakal nginep di rumah lo dan make upin lo setiap pagi," Alana tersenyum lebar mendengar ucapan Fani, tapi senyumnya perlahan pudar saat otaknya berputar pada Arina. Alana tidak ingin jika Fani tahu kakaknya yang selalu pulang dini hari dalam keadaan mabuk, Alana juga tidak mau jika kakaknya dicap buruk oleh Fani.

" tapi Fan, kayaknya lo gak bisa nginep sini deh," Alana memasang wajah sedihnya.

" kenapa?" Fani mengerutkan alisnya.

" hm, eh itu karena...-"

" lo tenang aja, gue bakal bilang ke orang tua lo kalo misalnya mereka gak ngizinin," Alana masih diam, bingung harus menjawab apa.

" please," Fani memohon sambil memegang tangan Alana.

Alana menghela nafasnya,
" oke," ucapan Alana membuat Fani girang.

Waktu menunjukan pukul 23.45 tapi Alana dan Fani masih asyik menonton movie marathon, suara gaduh dilantai bawah membuat Alana menegang ditempatnya, sedangkan Fani merasa takut dan merinding.

" Lan, rumah lo gak berhantu kan?" Fani bertanya ragu, membuat Alana menggelengkan kepalanya.

" lo tunggu disini ya, gue kebawah bentar," Fani hanya mengangguk mendengar perintah Alana.

" Alana!"  samar-samar Fani mendengar suara teriakan, membuat rasa ingin tahu Fani mengalahkan rasa takutnya,

Fani melihat Alana yang terjatuh di lantai karena dorongan dari wanita yang tidak Fani kenal. Fani langsung berlari dan menghampiri Alana.

" Lan, dia lagi mabok, jangan deket- deket sama orang mabok," Fani berusahan menjauhkan Alana dari kakaknya.

Alana melepas tangan Fani dari pundaknya,
" dia kakak gue!" Alana menghampiri Arina dan membawanya ke kamar.

Pada pagi harinya Alana berjalan gontai melewati koridor, sedangkan Fani hanya menggelengkan kepalanya, yang Fani tahu tadi malam Alana sama sekali tidak tidur.

" Lan, masih ngantuk?" Fani bertanya sambil menyentuh pundak Alana.

" banget! Gue ke kelas dulu, ni puisi lo kasih ke radio sekolah, biar pas istirahat kak Orion dengar puisi buatan gue," Fani kembali menggeleng tak percaya mendengar ucapan Alana. Mungkin salah satu alasan Alana semalam begadang adalah membuat puisi untuk pujaan hatinya.

" Lan, mata panda lo item banget. Lo abis begadang ya," Alana mengangguk malas, lalu menuju ke tempatnya dan langsung menaruh kepalanya diatas meja.

" jangan berisik ya, gue tidur dulu 5 menit aja," Sandra dan Megan memilih diam dan membiarkan sahabatnya itu tertidur.

" Lan, bangun masih pagi! Tidur mulu kerjaannya," suara yang sangat Alana kenali membuat Alana menatap sinis.

" lo ganggu! " seru Alana.

" sengaja! Lo disekolah niatnya mau belajar atau numpang tidur sih? Heran gue." Alana tidak peduli dengan semua ucapan Fatih, Alana lebih memilih melanjutkan tidurnya.

" lo ganggu aja sih Fat, mau Alana mandi di kelas pun itu bukan urusan lo!" Sandra menatap tajam Fatih. Tinggal tunggu hitungan detik pasti ada adegan tom and jery versi manusia.

Jangan tanya seberapa bencinya Sandra dengan Fatih, karena jawabannya Sandra super duper benci Fatih! Padahal dulu mereka sedekat nadi, tapi sekarang sejauh matahari.

" kok lo yang nyaut sih! Gue kan negor Alana. Atau lo pengen gue tegor juga?" Fatih bertanya santai sambil mendekati Sandra.

"najis!"

"woi kalo kalian masih ribut terus, gue gak bakal tidur!" ucapan Alana membuat Fatih dan Sandra langsung menoleh, lalu keduannya diam.

Jam istirahat

' oke guys sekarang gue bakal bacain puisi dari anak kelas XI namanya Alana, dia bikin puisi keren banget! '

Suara pembawa acara radio membuat Alana tersenyum di tempatnya, Alana yakin pastu Orion akan menyukai puisi buatannya tersebut.

"Lan, gue rasa lo berlebihan," suara ragu berasal dari Fani yang sedang mengaduk es tehnya.

" Fan, lo harusnya dukung gue! Gue lagi berusaha tau!" ucapa Alana santai sambil memakan siomay pesanannya.

" tapi Lan, kalo kak Orion malah tambah ilfeel gimana?" Mega ikut ragu dengan perbuatan Alana.

" gue cuma butuh dukungan kalian. Dan gue jamin kak Orion gak bakal marah," ketiga temannya hanya tersenyum, tanda bahwa mereka sangat mendukung Alana.

' entah batu yang terlalu keras atau air yang terlalu sedikit. Kamu tahu? Masuk ke dalam hatimu itu seperti memecahkan batu besar dengan air yang terbatas. Tapi aku percaya jika air lambat laun bisa memecahkan batu. Guys itu puisi Dari Alana. Dan puisi ini ditunjukan untuk salah satu most wanted di sekolah kita, siapa lagi kalo bukan Orion Arseno.'

Suara siaran radio tersebut membuat Orion kaget di tempatnya, entah mau ditaruh mana wajahnya.

" cie Orion, puisinya keren banget tuh," suara Fero yang membuat Orion jengkel.

Mata Orion mencari seluruh penjuru kanti, wajahnya berpapasan dengan Alana yang ternyata daritadi sudah melihatnya sambil nyengir kuda.

AlanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang