Seven

6.9K 400 3
                                    

Suasana kelas Orion masih tampak sepi, karena waktu masih menunjukan pukul 05.50 pagi, Alana melangkahkan kakinya memasuki ruang kelas Orion, ada beberapa teman Orion yang asyik membaca buku, ada pula yang asyik memainkan ponselnya. Alana meletakan kotak makan berwarna hitam di meja Orion, jangan tanya kenapa Alana tahu dimana letak meja Orion, karena Alana adalah penguntit Orion yang handal.

Orion memasuki kelasnya, sesekali dia mengobrol pada Fero yang persis berjalan disampingnya, baru saja ingin meletakkan tasnya, tapi perhatian Orion langsung jatuh pada kotak makan berwarna hitam.

" Sarapan dari pacar ya Orion."
Fero menggoda Orion sambil meletakan tasnya di kursi samping Orion.

Orion berdecak kesal sambil membawa kotak makan berwarna hitam tersebut dan melemparnya ke tempat sampah. Tindakan Orion tersebut membuat seluruh teman Orion di ruang kelas tersebut menatap Orion.

" Orion, kalo lu gak mau makanannya lu kasih gue, jangan main buang aja," ucap Fero sedikit keras, yang langsung mendapat perhatian teman teman dikelasnya.

Orion menatap Fero malas, dia kembali duduk ditempatnya tanpa banyak bicara.

" Gue gak suka cara lu, kalo lu emang gak suka Ama makanannya lu bisa kasih gue," ucap Fero sambil menatap Orion.

Orion menatap Fero heran, Orion rasa reaksi Fero terlalu berlebihan.
" Kenapa lu yang sewot? " Tanya Orion sambil mengerutkan keningnya.

" Gue gak sewot, gue biasa aja."

Fero langsung mengalihkan tatapannya pada ponselnya.

" Tapi kayaknya lu care banget sama Alana."

Orion melirik Fero, membuat Fero ikut menatap Orion.

" Biasa aja kali, lu aja yang mikirnya berat," Fero tertawa ringan dan kembali memainkan ponselnya.

Sedangkan Alana, dia sibuk memperhatikan pak Raga yang sedang menjelaskan mata pelajaran olahraga.

" Serius banget," tegur Fani sambil menyenggol pundak Alana.

" Cuma ini pelajaran yang gue pahami," Alana menjawab singkat dan kembali memperhatikan pak Raga.

Alana memang tidak hebat di bidang akademik, tapi Alana mahir dalam memanah, lari maraton dan renang.

Hari ini adalah praktek renang, kolam renang sudah tampak bersih dan luas, Alana menghela nafasnya mengambil ancang-ancang untuk mempraktekan gerakan indah yang baru ia pelajari dari guru privat renangnya. Jika Alana sudah menjalankan aksinya, semua orang akan termangu dan berdecak kagum.

" Alana, bisa kamu contohkan bagaimana mengambil nafas perut saat berenang."

Suara pak Raga membuat Alana menoleh, tanpa pikir panjang Alana langsung meloncat dan menunjukan kemampuanya, tanpa pikir panjang Alana langsung bergerak di dalam kolam renang, semua siswa tampak serius memperhatikan Alana.

" Oke, good!" Pujian pak Raga membuat Alana tersenyum ringan.

Alana langsung keluar dari kolam renang, lalu mengambil handuknya, sesekali matanya melirik sekitar, berharap Orionnya akan melihat aksinya barusan, tapi yang Alana temukan malah Danni yang menatapnya kagum sambil memberi dua acungan jempol.

" Nyari siapa Lan?" Tanya Sandra sambil menatap Alana.

" Kak Orion, hehehe," jawab Alana sambil tersenyum.

" Tapi tadi kayaknya sempet ada dia Lan, cuma gak tau sekarang kemana," ucap Mega.

Orion dan beberapa temannya asyik mengerjakan soal-soal untuk persiapan ujian nasional di kantin, sesekali Orion menghela nafasnya, kepalanya masih terbayang bagaimana cara Alana renang, mungkin bagi Orion itu adalah point plus Alana.

" Halo kak," sapa Alana dengan senyum lebarnya.

Lalu Alana juga melihat sekitar Orion.
" Halo juga temen-temen kak Orion,"

Orion memasang wajah malasnya lalu menarik kasar Alana agar menjauh dari kerumunan kantin.

" Kak sakit," ringis Alana.

" Gue kan udah bilang, jangan bersikap annoying didepan temen temen gue. Lo tuli ya?" Tanya Orion dengan wajah kesalnya.

" Tapi aku cuma nyapa doang kak," jawab Alana polos.

" Sama aja! Gak usah sok ramah!" Ketus Orion.

Orion menatap Alana, pikiran berkelebat pada ucapan gadis yang sering ia temui di club malam.

" Gini ya Lan, sekarang tujuan Lo udah kecapai buat jadi pacar gue, tapi gak selamanya Lo jadi pacar gue, dan gue harap Lo juga tau diri lah, gue gak mungkin tertarik apalagi jatuh cinta sama lo. Nah, gue menawarkan kita jalanin hubungan ini selama empat bulan, dan selama empat bulan itu gue janji akan bersikap baik sama lo layaknya pacar, tapi setelah empat bulan, kita harus putus dan kita bakal jadi dua orang asing, Lo juga harus janji gak bakal ganggu gue dan ngebiarin gue hidup tenang."

Alana menatap Orion, ada rasa sesak karena Orion sepertinya memang membencinya, Alana menghela nafasnya, lalu tersenyum lebar.

" Oke," ucap Alana singkat.

" Good!" Ucap Orion sambil melangkah pergi.

Alana sadar, mungkin saatnya melepas daripada mengikat.

Waktu semakin malam, malam ini Orion ada janji dengan Alana, Orion akan berusaha menikmati empat bulannya dengan ikhlas. Orion memperhatikan penampilan nya di cermin sesekali menyisir rambutnya.

Tret

Tret

Alana
Kak aku udah di mall, aku lagi di restoran sushi, aku tunggu ya :)

Orion menatap pesan dari Alana, lalu membalas nya, itu karena Orion sudah berjanji pada dirinya untuk menjadi pacar yang baik selama empat bulan.

Me
Oke aku otw ya :)

Waktu menunjukan pukul 19.00. Alana tersenyum senang menerima balasan pesan dari Orion, lalu Alana kembali melanjutkan makannya.

Tak lama kemudian Orion datang dan langsung mencium dahinya, Alana benar-benar reflek, badannya kaku seperti mayat, baru pertama kali ia bersentuhan dengan cowok, apalagi ini adalah cowok yang di sayanginya. Pipi Alana merah, jantung nya masih berpacu tak karuan.

Sedangkan Orion menatap Alana lucu, Orion pikir Alana akan tambah freak setelah Orion memperlakukannya dengan manis, tapi nyatanya Alana malah seperti gadis kaku yang penurut.

" Kok diem aja? Biasanya juga gak bisa diem," Orion bertanya sambil menatap Alana.

" Eh, iya kak," Alana mulai gugup.

Rasanya Orion ingin tertawa keras melihat Alana saat ini. Alana yang biasanya malu maluin di depan umum berubah jadi gadis lugu, ini benar-benar diluar ekspektasi Orion.

" Em, kak kenapa sekarang manggilnya pake aku kamu?" Tanya Alana pelan.

Orion tersenyum lebar, lalu menatap lembut Alana.
" Kita pacaran, jadi manggilnya aku kamu, atau kamu mau di panggil sayang?"

Blush

Alana kembali salah tingkah, ia bingung apa yang harus di lakukan padahal ini lah impiannya dari dulu.

Orion melirik sushi milik Alana yang masih banyak.
" Itu kenapa gak di makan sayang? "

Alana benar-benar kehabisan kosa kata, tapi Alana akan menikmati empat bulannya, menikmati kebersamaan nya.



AlanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang