Eight

6.8K 353 7
                                    

Nyatanya kencan bersama Alana tidak terlalu buruk, Orion masih memandang langit-langit kamarnya, ada sedikit senyum yang menghias bibir Orion, pikirannya masih terbayang bagaimana kaku dan polosnya Alana.

My lady
Gimana kencan sama cewe yang menyebalkan itu? Seru gak?

Orion menatap pesan yang tertera di ponsel nya.

Me
Lumayan, gak seburuk yang ku kira? Btw, kamu lagi diclub ya?

My lady
Yap, lagi buang penat, sini temenin dong.

Me
Besok aja ya, hari ini cape banget.

My lady
Oke sayang :) good night.

Orion tersenyum mendapatkan balasan dari my lady nya tersebut. My lady adalah panggilan untuk cewek yang 2 minggu lalu mereka bertemu di salah satu bar, dan sekarang mereka berpacaran. Cewek tersebut juga menyarankan ide berpacaran dengan Alana selama empat bulan, cewek yang 2 tahun lebih tua dari Orion.

" Hm, gue buka pintu aja Lo gak denger Rion," ucap Danni yang langsung naik ke ranjang Orion.

" Sorry bro, lagi sibuk."

" Sibuk mikirin my lady Lo itu? Apa Alana?" Tanya Danni sambil mengeluarkan ponselnya.

" Kepo," jawab Orion singkat.

" Rion, saran gue mending Lo lepas Alana deh, gue gak tega liat dia. Lagi pula kalo di lihat-lihat Alana juga gak kalah cantik dari My lady Lo itu, pasti gak susah dapet cowok lagi."

Orion menatap Danni tak suka, baru saja ingin membalaskan dendam nya karena sikap Alana.

" kali ini jangan ikut campur urusan gue," ucap Orion tegas

Danni mengerutkan alisnya dan langsung bungkam daripada harus berdebat dengan sahabatnya itu.

" Besok malem Fero ngajak ke apartemen barunya," ucap Danni sambil memainkan ponselnya.

" Minggu depan juga ada tanding basket sama SMA Merpati, jadi jadwal kita latihan padat selama seminggu ini."

Orion melirik Danni, sifat cerewet Danni sama sekali tidak pernah berubah dari kecil.

" Iya Danni, ingatan gue cukup kuat kok," ucap Orion sambil menatap Danni.

Di tempat lain Alana sedang tertawa senang, hatinya gembira, setidaknya Tuhan mengabulkan doanya walau hanya sandiwara belaka, tapi Alana sangat menikmatinya. Alana meletakan clutch nya di atas meja belajar,lalu menatap cermin, mungkin Fani benar, Alana harus berdandan agar Orion benar-benar jatuh cinta padanya dan melupakan perjanjian yang dibuatnya.

Terrt

Tert

My Love 😄
Selamat malam dan semoga mimpi indah :)

Alana langsung menatap senang dan naik ke ranjangnya lalu loncat-loncat seperti balita mendapat permen lollipop. Alana menghirup nafasnya panjang-panjang mencari oksigen.

Me
Ok, kakak juga ya, semoga mimpiin aku yaaa, hihihi :)

Menurut Alana ini adalah sandiwara yang indah.

Matahari mulai menyapa bumi, sekarang sudah pukul 9.30 yaitu jam istirahat. Senyum Alana juga tidak luntur dari wajahnya, ia serius memperhatikan pacarnya melahap bekal pemberiannya dipojok kantin, sesekali Alana dan Orion melakukan kontak mata.

" Nyengir Mulu,nanti gigi Lo kering."

Sindiran Fani tak dihiraukan Alana, matanya masih asyik menatap kekasihnya.

" Udah Lan, kak Orion gak bakal di ambil orang," ucapan Mega membuat Alana sadar dan mengalihkan perhatiannya kepada sahabat-sahabatnya.

" Iya, hehehehe maaf ya, abis gue gembira banget sih," ketiga temannya hanya mengangguk-ngangguk.

" Btw, emang kak Orion lu kasih apaan jadi baik gitu sama lo?" Tanya Fani masih tak percaya dengan sifat baik kak Orion.

" Gak gue kasih apa-apa kok, emang dianya udah sadar kehadiran gue heheh."

Fani melirik Alana heran, kelakuannya benar-benar membuat Fani ingin tertawa.

Byur

Baju seragam Alana sudah basah dan lengket dengan air jeruk, Vivi berdiri di depan Alana dengan wajah angkuhnya.

" Gue udah peringatin sama lo jauhin Orion, dia itu punya gue, Lo kalo murahan jangan sama Orion!" Suara Vivi menggema di penjuru kantin, Alana benar-benar masih diam ditempatnya, mencoba untuk tenang dan tenang, ia tidak boleh terpancing dengan Vivi.

" Lo kaya gini pasti ngikutin tingkah kakak Lo kan? Apa perlu gue bongkar siapa kakak Lo? Dan betapa murahannya kakak Lo yang sering bolak balik bar, dan club malem. Kakak Lo itu pelac...-"

Plak

Satu tamparan di pipi Vivi langsung membuat Vivi bungkam, Alana menatap marah Vivi, ia paling tidak suka jika ada yang mencela kakaknya. Orion menyaksikan kejadian tersebut masih diam ditempatnya, matanya tetap menatap Alana, Alana terlihat sangat berbeda, matanya memancarkan banyak luka dan kemarahan, dengan cepat Orion langsung menghampiri Alana dan membawanya menjauh dari kantin.

Orion membawa Alana membawa ke halaman belakang sekolah, lalu ditariknya Alana kepelukan Orion. Ada Isak tangis yang Orion dengar, seragam juga ikut basah karena air mata Alana.

" Keluarin semua beban Lo, nangis sekencang-kencangnya karena gue bakal nemenin Lo," ucap Orion sambil membelai rambut Alana.

Pelukan ternyaman yang pernah Alana rasakan setelah pelukan mamahnya, Alana mencium parfum maskulin milik Orion, perlahan Alana melepaskan pelukannya dan menghapus air matanya.

" Makasih ya kak, " ucap Alana tulus sambil tersenyum lebar.

Orion menatap Alana heran, emosi Alana benar-benar stabil, membuat Orion ikut tersenyum.

" Gue pacar Lo, jadi gue harus selalu ada buat Lo."

Alana diam ditempatnya, andai ini bukan sandiwara, andai ini bukan ilusi, maka Alana akan bilang pada Tuhan bahwa Orion sudah cukup mengisi hidupnya.

" Kok bengong? Nanti temenin aku latihan basket ya," ucap Orion yang langsung mendapat senyuman dari Alana.

" Oke sayang," seru Alana dengan semangat.

Ada yang aneh pada diri Orion saat Alana mengucapkan kata 'sayang' ada rasa senang dan energi yang positif, Orion ikut tersenyum lalu mengacak rambut Alana.

Tak terasa waktu sudah menunjukan hampir jam 15.00, Alana sedang duduk manis dihadapinya Bu Sari selaku guru bimbingan konselingnya, sedangkan disampingnya Vivi duduk sambil menahan wajah kesalnya.

" Kami kenapa nampar Vivi?" Tanya Bu Sari to the point.

Alana menatap Bu Sari, ia masih bingung alasan apa yang harus ia katakan pada Bu Sari.

" Kenapa kamu diam?" Bu Sari menatap serius Alana.

" Saya bingung sama kamu, kamu nampar orang tanpa alasan?" Pertanyaan bertubi-tubi dari Bu Sari membuat Alana tetap bungkam.

" Oke, hanya diam jawaban kamu, pulang sekolah kamu langsung bersihkan toilet siswa cowok maupun cewek, lakukan selama satu Minggu."

Alana menghela nafasnya sambil keluar dari ruangan bimbingan konseling, hari ini ia akan pulang telat karena ada pekerjaan tambahan dari Bu Sari.

AlanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang