15. Tertuju Padamu

11.2K 1.4K 45
                                    

Kabar pengangkatan permaisuri segera menyebar tak hanya kalangan istana namun di luar istana kabar itu tengah menceruak. Masyarakat dinasty Cheon sudah lama berharap bahwa istana memiliki seorang ratu. Hal ini tentu sudah sampai ke telinga Ursulla.

Gadis itu hanya tertegun tatkala para pelayan tengah bergosip soal pengangkatan permaisuri. Entah kenapa mendengar kabar tersebut dadanya berdenyut oleh perasaan asing. Perasaan aneh yang tak bisa dijelaskan. Astaga apa yang tengah ia rasakan, apa ia cemburu?

Ia hanya mendengar tanpa berkomentar dengan separuh daya yang entah kenapa seakan hilang setelah mendengar kabar tersebut. Ketika para pelayan menyelipkan nada guyonan, Ursulla hanya membalas dengan senyum tipis. Dengan menghela nafas berat ia pun meninggalkan para pelayan.

Tidak, perasaan apa ini? Tak seharusnya ia seperti ini. Siapa dia? Dan apa haknya?

Ursulla berjalan menelaah sendiri perasaan yang ada di hatinya dan berusaha menepisnya.

***

Ursulla terdiam menatap hamparan kolam istana dan juga pohon tabebuya yang begitu indah. Ia berdiri melamun, jemarinya melempar kerikil - kerikil kecil ke dalam kolam.

"Melihat ekspresi anda seperti ini, mengingatkanku pada seseorang." Suara itu tiba-tiba datang membuat Ursulla yang sedari tadi melamun, menoleh ke belakang dan mendapati sosok pria paruh baya tersenyum ramah.

"Apa maksud anda kasim Goong?"

"Ahh, tidak apa-apa biasanya orang yang tengah merenung menunjukkan sikap seperti anda nona." Kasim Goong tetap berucap dengan senyum di wajahnya.

"Apa nona sedang ada masalah?"

Ursulla menggelengkan kepalanya kemudian tersenyum berusaha menyembunyikan perasaan aneh yang tengah menggelayutinya saat ini.

Mendadak kasim Goong menundukkan setengah badannya memberi penghormatan kepada sosok yang saat ini tengah berdiri di seberang kolam. Ursulla terkesiap lalu menoleh. Raja Reijin tengah berdiri di belakangnya di seberang kolam. Dengan sigap Ursullapun menunduk hormat.

Raja Reijin kemudian melangkah memutari pinggiran kolam menuju ke arah Ursulla dan kasim Goong berada.
Tak lama setelah Raja Reijin menghampiri, kasim Goong pamit undur diri meninggalkan Raja Reijin dan Ursulla.

Entah kenapa Ursulla merasakan kecanggungan luar biasa saat ini. Ia pun tergelagap dan buru-buru pergi.
"Yang - Yang Mulia maaf hamba juga harus pergi."

Sejenak raja memperhatikan tingkah Ursula dan mengangkat sebelah alisnya, "Pergi kemana?"

Suara Ursulla seakan tertelan karena belum sempat ia menjawab, Raja langsung mengimbuhkan, "Aku rasa di sini kau tak punya tempat tujuan selain pergi ke kamarmu."

Ya, Ursulla tak punya tujuan selama di istana kerjaannya hanya mondar-mandir sesekali pergi ke tempat para pelayan atau memilih ke kamarnya karena tak mungkin ia pergi berjalan - jalan sendiri ke luar istana dan tersesat atau bertemu dengan para penjahat seperti dulu. Ursulla menelan ludah tak menampik perkataan Raja memang benar adanya.

Dilihatnya Ursulla dengan pandangan seperti biasa tajam layaknya mata elang, "Temani aku!"

"Ke mana?"

"Ikuti saja aku!" ucap raja seraya membalikkan badan melangkah pergi.

"Tap-tapi."

"Jangan banyak bertanya atau menyela, ini perintah!"

Dengan ragu ia melangkah mengikuti Raja Reijin.

***

Tak ada sepatah kata yang keluar dari mulut Raja. Raja terus berjalan dengan Ursulla mengekor di belakangnya. Sampai langkahnya terhenti dan saat itulah Raja mengambil seluring yang ia selipkan di hanfu yang ia kenakan dan meniupnya. Sesaat terdengar derap langkah kaki di balik lapangan. Seekor kuda putih nan gagah, dengan kaki kokohnya berlari menuju arah suara seluring. Rambutnya nampak berkilau, kulitnya putih bersih terlihat terawat. Kuda itu berhenti tepat di depan Raja, ia tahu majikannya tengah memanggil. Mata Ursulla terbelalak.

Voice of UrsullaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang